Saya baru menyadari (ternyata) punya barang bejibun ketika harus pindah rumah. Saat itulah baru terlihat barang-barang yang tidak pernah dipakai, hanya menjadi penghuni lemari dan gudang selama bertahun-tahun. Saya sampai lupa pernah membeli barang itu dan disimpan di mana. Dari cetakan es batu, aneka loyang kue, koleksi cangkir dan piring, koper, mainan anak, hingga rak dan lemari. Rasanya gamang melihat begitu banyak barang yang harus dikemas. Kapok menimbun barang? Jelas kapok. Butuh waktu seminggu penuh untuk mengemasi barang-barang tersebut. Sejak saat itu saya berjanji untuk tidak lagi membeli dan menyimpan barang-barang yang tidak dibutuhkan. Resolusi saya untuk tahun 2016 dan selanjutnya adalah mulai menjalani gaya hidup minimalis.
Awalnya setiap kali mendengar kata minimalis, yang muncul dalam pikiran saya adalah disain bangunan rumah yang simpel, tata ruangan yang plong, perabotan tidak berukir, ruangan yang lega, tidak banyak barang bertumpuk. Sekarang ini gaya hidup minimalis bukan hanya terbatas pada bentuk bangunan dan ruangan saja tapi sudah mencakup keseluruhan gaya hidup. Mulai dari menekan keinginan untuk berbelanja berlebihan, tinggal di rumah yang lebih kecil, hidup serba praktis dan tidak direpotkan dengan pernak-pernik keseharian yang menyita waktu.
Minimalisme adalah cara untuk berhenti mengkonsumsi, berbelanja dan menumpuk barang berlebihan. Iklan di media begitu menggoda untuk membeli. Kita hidup dalam masyarakat yang bangga dengan akumulasi barang-barang yang dibeli. Konsumerisme, materialisme, tumpukan barang dan hutang bercampur menjadi satu.
Gaya hidup minimalis mungkin tidak cocok bagi semua orang. Ada orang yang memang membutuhkan rumah yang sangat besar dan barang-barang yang berlimpah untuk alasan tertentu. Bagi saya pribadi, dalam dunia yang hectic seperti sekarang ini, sudah saatnya untuk mengurangi barang, mengurangi berbelanja, mengurangi kebutuhan dan punya lebih banyak waktu untuk menikmati hal-hal yang bersifat non-materi seperti mengunjungi tempat-tempat baru, traveling, belajar keahlian baru, menjadi sukarelawan dan sebagainya.
Terlepas dari bagaimana definisi anda tentang hidup minimalis, intinya adalah menjalani hidup yang serba praktis dan bebas stres.
Ada 4 pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri ketika memutuskan untuk menjalani gaya hidup minimalis:
1. Mampukah saya mengurangi barang-barang?
2. Apa saja yang bisa saya lakukan untuk membuat pekerjaan menjadi lebih efektif?
3. Pekerjaan apa saja yang bisa saya delegasikan pada orang lain?
4. Hal apa saja yang bisa dikirim dan dikerjakan di luar rumah? Misalnya menggunakan jasa laundry untuk semua urusan cuci dan setrika pakaian. Membayar layanan kebersihan untuk datang seminggu sekali ke rumah. Membeli makanan siap saji jadi saya tidak perlu repot memasak atau mengubah menu ala raw-food, memasak menu yang praktis saja dan tidak membutuhkan banyak proses.
Jika anda akhirnya memutuskan untuk merubah gaya hidup, langkah-langkah berikut ini bisa dijadikan acuan:
- Stock opname – lakukan pendataan barang apa saja yang anda miliki. Untuk mempermudah, lakukan per kategori misalnya barang-barang dapur, kamar tidur, kamar mandi dan lainnya.
- Simpan hanya barang-barang yang bisa berfungsi ganda. Misalnya sofa yang bisa dijadikan tempat tidur atau meja makan yang bisa berfungsi menjadi tempat kerja.
- Hidup minimalis bukan berarti mengenyahkan semua barang-barang yang anda sukai, tapi menyimpan hanya barang yang membuat kita senang dan mempermudah hidup kita. Misalnya anda seorang penggemar teh, tidak ada salahnya tetap menyimpan peralatan minum teh dari teko kecil, saringan, cangkir dan sebagainya.
- Buang atau sumbangkan barang-barang yang tidak pernah anda gunakan setahun terakhir ini. Jins ketat, hiasan Natal, kertas kado, pot bunga, mesin ketik manual, peralatan bertukang, apa saja yang tidak pernah digunakan selama dua belas bulan terakhir ini karena itu berarti anda juga tidak akan memerlukannya lagi untuk belasan bulan berikutnya.
- Jika anda menjalankan bisnis dari rumah, pertimbangkan apakah anda sungguh memerlukan printer, meja kerja khusus, unit komputer dan peralatan kantor lainnya. Jika sebuah laptop cukup membantu anda bekerja, paperless, semua dilakukan online, hidup anda pasti akan lebih ‘ringan’ karena otomatis menekan biaya operasional.
Menjalani gaya hidup minimalis memberikan beberapa dampak positif:
1. Barang yang dimiliki hanyalah yang benar-benar dibutuhkan dan memberi nilai bagi anda.
2. Rumah menjadi lebih rapi dan terawat karena tidak ada lagi tumpukan barang yang tidak digunakan.
3. Semakin sedikit barang yang dimiliki, kecemasan juga akan berkurang.
4. Mengurangi kelekatan pada hal-hal yang bersifat materi.
5. Punya lebih banyak waktu melakukan hal yang kita senangi: bermain bersama anak, berolahraga, berjalan-jalan.
6. Lebih menikmati saat-saat berharga bersama orang yang berarti bagi hidup kita.
Jadi, menjelang akhir tahun ini tugas saya adalah mulai menyortir dan siap merelakan barang-barang yang (sebenarnya) tidak saya butuhkan dan mulai menata hidup baru yang lebih ringkas dan praktis.
Komentar
Sama mb, saya juga baru…
Sama mb, saya juga baru pindah rumah dan baru sadar ternyata barangnya seabrek dan berjibun. Sampai buat stress karena tumpukan barang2 itu, akhirnya saya juga memutuskan untuk mengurangi timbunan barang2 tersebut dengan membuang yang sudah tidak terpakai, atau menghibahkan kepada yang membutuhkan. Setelah itu saya juga berjanji tidak akan belanja selain kebutuhan primer. Say Yes to Minimalis
Aku banget tuh...
Aku banget tuh...
dari sekian banyak artikel…
dari sekian banyak artikel tentang hidup minimalis, artikel ini paling simple dan mencakup hampir keseluruhan mengenai gaya hirup minimalis.
thanks...
Terimakasih Anto, sudah…
Terimakasih Anto, sudah mengunjungi patahtumbuh. Silahkan ikuti patahtumbuh, karena akan ada lanjutannya loh... Kami selalu mencoba untuk menyediakan bacaan sesederhana mungkin tapi tetap informatif.
Tambah komentar baru