Waktu saya kecil, setiap ada perayaan maupun acara sembahyang di rumah, mama saya selalu membuat wajik. Begitu seringnya makan wajik semasa kecil, ketika sudah dewasa, saya sama sekali tidak tertarik untuk membeli wajik atau mencoba tahu cara membuatnya. Setelah belasan tahun tidak makan wajik karena tinggal di luar negeri, saya jadi rindu santapan masa kecil itu.
Wajik, kata mama, harus dipotong berbentuk "wajik". Apa yang disebut bentuk wajik? Mama: "Itu, kalau kita main kartu, kan ada sekop (spade), hati (heart), keriting (club), wajik (diamond)."
Membuat wajik gampang-gampang susah. Gampang karena bahannya tidak banyak macamnya, susah karena kalau mau mengikuti cara nenek, kok ya rasanya repot amat. Jadi kata mama, "Ikuti saja cara tantemu, gampang dan enak. Semua pembeli suka wajik buatan tantemu. Dia menjual kue basah sudah puluhan tahun."
Resep Wajik Gula Merah
Bahan :
500 g beras ketan putih, cuci bersih, rendam 3 jam, tiriskan.
50 ml air
300 ml santan kental dari 1 butir kelapa (saya menggunakan santan kara)
200 g gula merah, sisir, masak dengan 50 ml air hingga kental, saring.
40 g gula pasir
3 lembar daun pandan, cuci bersih
1 sdt garam
Cara Buat:
1. Taruh beras ketan yang telah ditiriskan dan 50 ml air ke dalam talam yang dasarnya cukup besar agar ketan rata matangnya. Kukus ketan selama 15 menit. Aduk sebentar agar ketan di dasar talam "terangkat" keatas dan kukus lagi 10 menit.
2. Didihkan santan, gula merah yang telah disaring, gula putih, garam, dan daun pandan.
3. Masukkan ketan, aduk terus hingga kering.
4. Taruh ketan dalam loyang yang sudah diolesi sedikit minyak. Ratakan permukaannya dengan bantuan plastik yang juga diolesi sedikit minyak. Biarkan dingin.
5. Potong-potong berbentuk wajik.
Tips:
1. Bila anda ingin wajik anda lebih manis, tambahkan gula, karena wajik dengan ukuran gula dalam resep ini tidak manis sekali.
2. Gula pasir penting untuk membuat warna wajik lebih gelap karena efek karamelisasi.
Tambah komentar baru