Kata ‘steak’ berasal dari kata Skandinavia:“steik” atau “stickna” atau “steikja” dalam dialek Inggris lainnya dan mulai populer sejak pertengahan abad ke-15. Kamus The Oxford English pertama kali menerangkan arti kata ‘steak’ sebagai potongan daging yang tebal untuk dibakar, dipanggang atau digoreng. Umumnya kata ‘steak’ selalu dikaitkan dengan beefsteak, steak daging sapi, padahal ada juga steak dari ikan, ayam, babi atau daging cincang yang biasa dimakan dengan hamburgers.
Daging steak biasanya dipotong tegak lurus dengan arah serat daging, dengan atau tanpa tulang. Ada pengecualian cara potong daging untuk jenis skirt steak dan flank steak yang dagingnya dipotong memanjang, tipis dan paralel dengan arah serat daging.
Menurut Chef Gordon Ramsay, koki yang sering disebut rock star dalam hal memasak, apapun steak yang akan anda masak, apakah itu dari ayam, ikan dan lainnya, yang paling penting diperhatikan adalah:
- Timing: berapa lama memasaknya
- Heat: pada temperatur berapa steak dimasak
- Ingredients: bahan apa saja yang digunakan dan takarannya.
Patokan utama membuat steak adalah daging harus juicy dan empuk, tidak undercooked atau overcooked. Warna steak menjadi indikatornya. Jika steak terlalu “gelap/hitam” artinya steak anda overcooked. Terlalu pucat atau terang, artinya steak undercooked dan biasanya daging bagian dalam belum cukup matang.
Memilih daging untuk steak, khususnya daging sapi, anda boleh memilih:
- Rib-eye @ 200-250 gr: Ini yang paling umum dipakai oleh para koki karena lebih murah dengan guratan serat yang terlihat dan pola lemak seperti marmer. Ada lemak yang menempel di sekeliling daging, dimasak dengan lemaknya karena lemak memberi tambahan rasa ketika steak dimasak.
- Fillet @ 100-125 gr: potongan daging paling mahal karena seratnya pendek-pendek dan lebih empuk.
- T-bone @ 350-400 gr (termasuk tulangnya): Memiliki pola lemak yang bagus seperti pola marmer (marbled meat pattern) dan ada sumsumnya juga.
Simple Pan-fried Steak (Ala Chef Gordon Ramsay)
Resep untuk dua porsi:
- 2 potong rib-eye @ 200 gr dengan ketebalan 2.5 cm
- 2 sendok makan Canola oil atau Olive oil
- 2 siung bawang putih – dikeprek
- Bumbu herbal Itali
- Mentega 2 potong
- Garam kasar dan merica hitam secukupnya
Cara memasak:
- Daging yang beku harus dikeluarkan dari kulkas paling tidak 30 menit sebelumnya. Paling baik sebelum dimasak, suhu daging sama dengan suhu ruangan agar matang merata ketika dipanggang di pan.
- Lumuri daging dengan garam kasar dan merica hitam pada kedua sisi daging. Biarkan meresap 15-20 menit.
- Panaskan pan dengan api sedang.
- Masukkan canola oil/olive oil ke dalam pan yang sudah panas agar memberikan warna coklat yang bagus pada bagian luar daging. Goyang pan agar minyak merata di seluruh permukaan pan.
- Masukkan daging, tekan-tekan daging dengan spatula. Masukkan bawang putih yang sudah dikeprek. Masak sekitar 2.5 menit untuk mendapatkan tingkat kematangan medium-rare. Untuk kematangan medium-well, masak tiga menit. Taburi dengan bumbu herbal Itali.
- Gunakan tong (penjepit) untuk membalik steak dan masak lagi 2.5 (med-rare) – 3 menit (med-well). Membalik daging cukup sekali saja. Tambahkan mentega ke dalam pan agar daging tidak gosong.
- Menjelang matang, pinggirkan daging ke tepi pan dan sirami dengan sisa minyak dan mentega yang tadi dimasak dengan steak.
- Angkat dan pindahkan ke piring. Tunggu 3 – 5 menit sebelum disantap agar proses masak bagian dalam daging tetap berlangsung.
- Sajikan dengan kentang goreng atau mashed potato.
Tips Memasak Steak:
- Gunakan pan yang tebal dan tidak lengket.
- Keluarkan daging dari kulkas 20-30 menit sebelum dimasak.
- Daging diberi garam dan merica sesaat sebelum dimasak karena garam dapat menyedot rasa juicy daging jika terlalu lama didiamkan.
- Daging baru boleh dibalik (flip) paling tidak setelah 1 menit di pan agar rasa manis dagingnya terasa.
- Gunakan jari untuk memeriksa kematangan daging. Jika masih mentah (rare) akan terasa empuk ketika ditekan. Medium-rare akan sedikit ‘membal’ dan steak yang well done akan terasa padat.
Add new comment