Menuju Hidup Bahagia

Beberapa waktu yang lalu ada seminar bertema bagaimana mempersiapkan diri memasuki usia lanjut yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Jakarta. Ada pembahasan tentang psikologi positif dalam salah satu sesi.

Psikologi positif yang merupakan cabang terbaru dalam bidang psikologi, berkembang pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Selama ini kita ketahui, psikologi hanya fokus pada hal yang berkenaan dengan abnormalitas, disfungsi perilaku, gangguan mental dan bagaimana mengatasinya. Psikologi positif membahas hal yang sebaliknya, menitikberatkan pada faktor kebahagiaan, bagaimana orang bisa menjadi lebih bahagia, lebih gembira, hidup sehat, sukses dan menikmati hidup.

The Pursuit of Happyness, sebuah film Amerika produksi tahun 2006, yang diangkat dari kisah nyata Chris Gardner, pialang saham yang pernah menjadi gelandangan hampir setahun lamanya di San Francisco. Ia kemudian magang tanpa dibayar selama 6 bulan di broker saham Dean Witter Reynolds dan akhirnya menjadi pialang saham yang sukses dan mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich yang berbasis di Chicago. Film ini diperankan dengan sangat baik oleh aktor Will Smith dan puteranya, Jaden Smith. Banyak hal yang menyentuh dari kisah hidup Gardner tersebut dan menurut saya semuanya adalah poin yang dipelajari dalam psikologi positif. Bagaimana seseorang harus berjuang untuk bertahan hidup, tidak kehilangan harapan, harus mengambil keputusan yang kadang kala tidak sesuai hati nurani, mengatasi kekecewaan, mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati dan punya karakter yang kuat.

Sejak tahun 2006  di University of Harvard, bidang psikologi positif menjadi kelas yang paling populer dan banyak peminatnya. Topik utama yang dibahas dalam psikologi positif meliputi:

  • Kebahagian (happiness)
  • Optimisme dan ketidakberdayaan (optimism and helplessness)
  • Penghayatan penuh pada semua yang dilakukan (mindfulness)
  • Aliran -  proses (flow)
  • Kekuatan karakter dan nilai-nilai kehidupan (character strengths and virtues)
  • Pengharapan (hope)
  • Berpikir positif (positive thinking)
  • Pribadi tahan banting (resilience)

Sebenarnya istilah psikologi positif telah dicetuskan oleh Abraham Maslow pada tahun 1964  namun tidak berkembang dan tidak banyak ahli yang berminat untuk mempelajari lebih lanjut. Barulah pada tahun 1998, presiden APA (American Psychological Association) dari University of Pennsylvania, Martin Seligman menjadikan psikologi positif sebagai fokus utama selama masa tugasnya di APA. Seligman menjadi pionir psikologi positif karena ia merancang teori yang sistematis tentang kenapa dan bagaimana orang hidup bahagia. Sejak itu psikologi positif menjadi populer dan salah seorang yang juga punya peranan besar adalah Daniel Goleman, mantan jurnalis New York Times yang kemudian menjadi penulis terkenal.

Martin Seligman menyusun banyak kuesioner dalam penelitiannya untuk mengungkap soal kebahagiaan. Dari hasil penelitiannya ia menarik kesimpulan bahwa orang yang paling menikmati hidup dan merasa paling bahagia adalah orang yang telah menemukan dan menggunakan talenta unik yang dimilikinya yaitu:

  1. Kemampuan mencintai sesama (humanity)
  2. Kemampuan mengontrol diri (temperance)
  3. Kemampuan mempertahankan persistensi (persistence).

Makna kebahagiaan seperti ini adalah kombinasi ajaran Konfusius, Mencius/Meng-Tze dan filsuf Yunani, Aristotle dengan teori-teori psikologi tentang motivasi.

Menurut Seligman, kebahagiaan terdiri dari tiga dimensi:

  1. The Pleasant Life – hidup yang menyenangkan

Hidup yang menyenangkan dapat diperoleh jika kita belajar menemukan dan menghargai kebahagiaan yang paling mendasar seperti: pertemanan, lingkungan yang alami dan kebutuhan fisik.

  1. The Good Life – hidup yang baik

Taraf ini bisa dicapai jika kita mampu menemukan kekuatan diri dan mengaplikasikannya untuk memperkaya hidup kita.

Menurut  teori-teori modern tentang harga diri,  hidup akan benar-benar memuaskan jika kita mampu menemukan nilai-nilai dalam diri sendiri. Cara terbaik untuk menemukan nilai-nilai tersebut adalah dengan memupuk kekuatan diri dan membantu orang lain menemukan kebahagiaan diri mereka.

  1. The Meaningful Life – hidup yang bermakna

Pada fase ini kita telah menemukan makna hidup setelah memaksimalkan talenta-talenta yang dimiliki untuk tujuan yang lebih besar dari kepentingan diri sendiri.

Apa yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang diinginkan? Seligman menyebutkan  beberapa mental toolkits agar kita tetap optimis dan punya harapan untuk masa depan dan memperoleh kebahagiaan pada saat ini:

  • Berdamai dengan masa lalu

Kunci utama untuk melawan rasa kesal dan menghapus perasaan negatif pada masa lalu adalah  sikap berterimakasih dan memaafkan. Dalam beberapa terapi, klien juga akan diminta untuk memaafkan orang-orang yang pernah membuatnya sakit hati. Memaafkan akan membantu meringankan beban di hati dan membuat kita dapat berpikir lebih tenang dalam menghadapi situasi yang sulit.

  • Optimis dan tetap punya harapan akan masa depan yang lebih baik.
  • Fokus pada masa sekarang. Hilangkan kebiasaan buruk dan cari pengalaman baru untuk meningkatkan rasa bahagia pada saat ini.
  • Berpikir positif.  Memiliki pikiran dan emosi yang positif akan berdampak pada umur panjang, kesehatan prima, pergaulan yang lebih baik. Bahagia tergantung pada cara kita berpikir, dan persepsi kita terhadap suatu masalah.
Happiness 1

Kesimpulan dari penelitian-penelitian tentang psikologi positif selama ini:

  • Setiap individu bisa mencapai hidup bahagia
  • Uang tidak dapat membeli rasa bahagia tetapi mengeluarkan uang untuk membantu orang lain dapat membuat diri kita merasa lebih bahagia.
  • Hubungan sosial yang baik dan karakter yang kuat termasuk cara terbaik untuk melawan rasa kecewa dan kegagalan.
  • Bekerja penting untuk kesejahteraan terlebih lagi jika bekerja di bidang yang punya tujuan baik dan berarti bagi orang lain.
  • Meskipun kebahagiaan juga dipengaruhi oleh faktor genetik, namun individu bisa belajar menjadi lebih bahagia dengan mengembangkan optimisme, rasa syukur dan keinginan membantu orang lain (altruism).
Happiness 2

Kebahagian menjadi target yang penting karena rasa bahagia menuntun kita ke arah hidup lebih lama, lebih energetik, tidak stress, tujuan yang sudah direncanakan jadi tercapai, lebih cepat pulih, banyak bersyukur, berterima kasih dan lain sebagainya. Jadi jagalah keseimbangan yang baik antara tubuh dan pikiran, makan, tidur dan berolahraga teratur. 

SaveSave

SaveSave

Comments

Permalink

Tulisan bagus!
Mau tau lebih jauh tentang psikologi positif? Kunjungi Facebook Page: https://facebook.com/membangunpositivity . Berkat berbagai penelitian psikologi positif atau neuroscience di seluruh dunia, maka kita sekarang bisa memaksimalkan fungsi otak hanya dalam hitungan hari. Kunjungi juga: https://membangunpositivity.com

Betul sekali, Mba' Rina. Kita sendiri yang menentukan dan memilih untuk bahagia atau tidak. Terima kasih sudah menjadi pembaca patahtumbuh yang setia sejak awal dan memberikan banyak dukungan selama ini :)

Permalink

Bahagia itu ada dalam diri kita masing2. Pada Hati , pikiran dan sikap kita..tidak usah mencari kemana mana....is in your heart.
Artikel yang bijak sana ....tks Ly

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Mungkin Januari bukan bulan yang baik untuk berlibur ke Bali, apalagi jika tujuan pertama adalah…

Rose Chen

Air Terjun Shifen 

Rose Chen

Kuil ini terletak di distrik Zhungli, kota Taoyuan. Tempat ibadah seperti ini ada di setiap…

Rose Chen