Teliti Memahami Fakta, dan Cermat Memakai Bahasa

Wartawan harus teliti memahami fakta dan memakai bahasa, karena dia bekerja mentransformasikan fakta menjadi teks. Teks hasil transformasi fakta itu harus dapat mengantar audience memahami fakta tersebut sesuai dengan fakta itu sendiri. Tergelincir sedikit, dapat membuat audience “tersesat” memahami fakta yang diungkapkan.

*

Tersiarlah berita tentang akan dilakukannya perombakan organisasi Pemprov DKI Jakarta, yang antara lain bertujuan mengefisienkan organisasi. Kelak, sesudah dilakukan perombakan, 53 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada sekarang akan menjadi 42 SKPD. Dari 5.998 jabatan yang ada saat ini, nanti akan tinggal hanya 4.938 jabatan dari eselon IV B hingga I B.

Tentang jumlah jabatan yang dikurangi itu, sebuah berita melaporkan dengan uraian sebagai berikut.

“Dari 53 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI Jakarta saat ini akan menjadi hanya 42 SKPD. Kemudian dari 5.998 jabatan akan tinggal menjadi 4.938 jabatan dari eselon IV B hingga I B. Aturan itu juga akan menghapus sebanyak 1.060 jabatan struktural.”

Teliti

*

Buntut uraian itu dapat menyesatkan audience

Sudah dikatakan bahwa dari 5.998 jabatan akan tinggal 4.938 jabatan. Artinya, ada 1.060 jabatan yang akan lenyap/dihapus. Tetapi akibat dipakainya kata “juga” pada kalimat penutup timbul pengertian bahwa berkurang jumlah jabatan dari 5.998 menjadi 4.938, adalah hal (fakta) yang berbeda dengan hapusnya 1.060 jabatan struktural.

Agar audience tidak salah paham, cukup dibuang kata “juga”, sehingga uraian itu bersifat menegaskan; 

“... dari 5.998 jabatan akan tinggal 4.938 jabatan dari eselon IV B hingga I B. Aturan itu akan menghapus 1.060 jabatan struktural.”

Kenapa sampai muncul uraian yang dapat membuat audience salah paham itu? Ada dua kemungkinan yang jadi penyebab.

1. Penulis laporan gegabah memakai kata “juga” pada kalimat terakhir.

2. Penulis laporan tidak paham betul tentang fakta yang dia tulis. Boleh jadi berkurangnya 5.990 jabatan menjadi 4.938 tidak dia sadari sebagai hapusnya 1.060 jabatan.

Catatan: Tulisan ini pertama muncul sebagai note di akun Facebook Penulis pada tanggal 27 Desember 2016.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa…

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus…

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya…

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya…

Rose Chen

Salah satu fungsi…

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam…

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan…

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi…

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui…

Rose Chen