Jalan-Jalan di Chiang Rai dan Chiang Mai - White Temple & Doi Suthep

Baca juga tulisan sebelumnya: Jalan-Jalan di Chiang Mai dan Chiang Rai, Thailand

Kuil Putih (White Temple), atau Wat Rong Khun, di Chiang Rai, adalah sebuah karya seni dan arsitektur kontemporer yang memukau hasil rancangan dan milik Chalermchai Kositpipat, seorang seniman terkenal Thailand. Terbuat dari plester putih dan kaca cermin yang berkilauan di bawah sinar matahari, kuil yang tidak konvensional ini adalah pesta visual dengan detail yang rumit. Eksterior kuil dihiasi patung makhluk mitos dan makhluk surgawi, menciptakan suasana yang surreal. Menariknya, kuil ini menggabungkan motif Buddhis tradisional dengan budaya modern, seperti pahlawan super, karakter film, dan ikon masyarakat kontemporer. Lukisan dan patung yang rumit berfungsi sebagai pengingat visi sang seniman untuk menjembatani kesenjangan antara masa lalu dan masa kini, mendorong pengunjung untuk merenungkan perjalanan mereka sendiri menuju pencerahan.

White Temple

 

White Temple

 

White Temple
Alas kaki harus dibuka sebelum masuk ke kuil.

Selain kuil utama, kompleks yang luas ini juga mencakup bangunan dan fitur lain yang dirancang dengan perhatian yang sama terhadap detail. Bangunan emas di sampingnya dikenal sebagai "Toilet Emas" berfungsi sebagai kontras mencolok dengan kuil putih, melambangkan keinginan duniawi dan materialisme. Pengunjung juga dapat menjelajahi galeri seni yang menampilkan karya-karya Chalermchai Kositpipat lainnya, menawarkan wawasan lebih dalam tentang filosofi artistik dan keyakinan spiritualnya. Kunjungan ke Wat Rong Khun  meninggalkan kesan mendalam tentang keindahan, kreativitas, dan pesan spiritual yang mendalam.

White Temple

 

White Temple

 

Dari White Temple kami kembali ke Chiang Mai dan langsung menuju Doctor Sai Kitchen untuk makan siang. Saiyut Suthamma adalah koki berbakat di balik Doctor Sai Kitchen, sebuah permata kuliner terkenal di Thailand. Dikenal karena pendekatannya yang inovatif terhadap masakan tradisional Thailand, Saiyut menggabungkan pengetahuan luasnya tentang herbal obat dan seni kuliner untuk menciptakan hidangan yang lezat dan menyehatkan. Di Doctor Sai Kitchen, setiap hidangan dibuat dengan pemahaman mendalam tentang sifat nutrisi dan terapeutik dari bahan-bahan, menawarkan pengalaman bersantap yang unik yang menyehatkan tubuh dan memanjakan lidah. Komitmen restoran terhadap kualitas dan kesehatan telah membuatnya mendapatkan pengikut setia dan pujian dari para penggemar kuliner serta pecinta makanan yang peduli kesehatan.

Doctor Sai Kitchen

 

Doctor Sai Kitchen

 

Setelah makan siang, kami mengunjungi salah satu kuil paling ikonik di Thailand yaitu Wat Phra That Doi Suthep. Untuk mencapai kuil yang terletak di puncak gunung Doi Suthep ini, pengunjung harus menaiki lebih dari 300 anak tangga, atau naik kereta gantung bagi yang mencari kenyamanan. 

Doi Suthep
Kereta gantung di Doi Suthep

Setibanya di atas, pengunjung disambut oleh arsitektur yang menakjubkan dan suasana yang khusyuk. Puncak kuil adalah stupa emas yang berkilauan, tempat relik Buddha yang sangat dihormati disimpan. Stupa ini dikelilingi oleh teras yang luas dengan patung-patung Buddha, pagoda kecil, dan paviliun yang dihiasi dengan seni dan ukiran yang rumit. Selain keindahan arsitekturnya, Wat Phra That Doi Suthep juga menjadi tempat berbagai upacara keagamaan dan festival, seperti perayaan Visakha Bucha yang menarik ribuan umat Buddha untuk berkumpul dan merayakan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha.

Doi Suthep

 

Doi Suthep

Menurut legenda, pada abad ke-14, biksu Sumanathera bermimpi bahwa dia harus pergi ke Pang Cha mencari relik. Sumanathera menemukan sebuah tulang, yang diyakini sebagai tulang bahu Gautama Buddha. Relik tersebut menunjukkan kekuatan magis: dapat bersinar, menghilang, bergerak, dan menggandakan diri. Raja Nu Naone dari Kerajaan Lanna mendengar tentang relik tersebut dan meminta biksu untuk membawanya. Namun, relik tersebut pecah menjadi dua bagian. Satu bagian disemayamkan di Wat Suan Dok, dan bagian yang lebih kecil dipasang di atas gajah putih yang dilepaskan ke hutan. Gajah tersebut mendaki Doi Suthep, lalu mengeluarkan suara tiga kali sebelum jatuh dan mati. Peristiwa ini ditafsirkan sebagai pertanda, dan Raja Nu Naone memerintahkan pembangunan kuil di tempat di mana gajah tersebut mati. Inilah legenda Wat Phra That Doi Suthep.

Doi Suthep
Pemandangan dari atas Doi Suthep
Doi Suthep
Wisatawan dan umat boleh mengusap patung gajah sebagai tanda penghormatan dan untuk mencari keberuntungan atau pahala spiritual. 

Baca juga tulisan berikut: Wat Ban Den: Kemegahan Tersembunyi di Chiang Mai

 

 

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Recretional Vehicle (RV) adalah kendaraan yang telah dimodifikasi sedemikian rupa…

Rose Chen

Aktris Dian Sastrowardoyo berbicara blak-blakan tentang putera sulungnya yang didiagnosis autis…

Lilian Gunawan

Saya pernah menulis mengenai ramalan pengarang dan sejarawan Amerika Serikat, Jared Diamond…

Rose Chen

Baik format JPG mau pun PNG merupakan format file untuk gambar atau…

Aldus Tolvias

Saya ke Manila memenuhi undangan untuk suatu acara. Berhubung waktu terbatas dan tidak mau…

Lilian Gunawan

Foto oleh Clement Tanaka

Lilian Gunawan

Liburan musim panas di bulan Juni 2019, kami memutuskan untuk  trekking ke gunung yang sering…

Lilian Gunawan

Catatan: Tulisan ini pertama muncul di dinding Facebook Penulis pada tanggal 5 Juli 2019. …

Rose Chen

FaceApp adalah aplikasi mobile yang tersedia baik di iOS maupun Android yang dikembangkan oleh…

Aldus Tolvias