Takut Terbang

Bulan Juni selalu identik dengan musim liburan. Jalan-jalan... asikkkkk. Ada satu bagian dari perjalanan yang bagi beberapa orang menjadi momok, yaitu harus ditempuh dengan pesawat terbang. Bepergian dengan pesawat terbang bisa menjadi pemicu stres dan menghilangkan minat untuk bepergian. Bukan hanya soal keterlambatan keberangkatan, bagasi hilang, bandara yang penuh sesak seperti pasar malam, tapi lebih mengganggu adalah takut terbang. Pernah dengar cerita seorang disainer terkenal di Indonesia yang selalu naik kereta api dari Semarang ke Jakarta, setiap kali ia punya acara di Jakarta? Ia sangat takut terbang dan selalu menghindari perjalanan yang harus ditempuh dengan pesawat terbang.

Suatu ketika saya berbincang dengan teman yang takut terbang, padahal pekerjaannya menuntut untuk sering melakukan kunjungan dinas ke daerah atau rapat di kantor pusat di luar negeri. Apa yang sebenarnya ditakutkan?  Takut pada ketinggian, gamang, takut pesawatnya dibajak, takut kalau tiba-tiba mesin pesawat mati ketika lagi terbang, bagaimana kalau pesawatnya tiba-tiba kehilangan arah dan menabrak gunung. Jadi dapat dibayangkan bagaimana stres yang dialaminya setiap kali dapat tugas untuk ke luar kota yang harus ditempuh dengan pesawat terbang. Kadang-kadang ia sudah tidak bisa tidur beberapa malam sebelum hari H. Pada hari H, perutnya mulas,  tiba-tiba sakit kepala hebat,  atau berkeringat dingin ketika tiba di bandara, tapi ia tetap harus terbang.

Takut terbang adalah kasus yang cukup banyak ditemui, diperkirakan 20% dari populasi. Para ahli membagi orang yang takut terbang dalam tiga kategori:

  1. Orang yang tidak pernah terbang atau sudah lima tahun tidak terbang meskipun ada kesempatan.
  2. Orang yang terpaksa harus terbang karena tuntutan tugas dan dengan rasa takut yang luar biasa.
  3. Orang yang terpaksa harus terbang karena tidak ada alternatif lain dan terbang dengan penuh rasa cemas.

Ada Apa Dibalik Takut Terbang

Kasus takut terbang dikategorikan sebagai salah satu bentuk phobia. Ketakutan yang tidak rasional, melebihi porsi normal dan lebih berkenaan dengan apa yang (mungkin) akan terjadi daripada apa yang sebenarnya terjadi. Misalnya, ketika anda sedang berada di dalam pesawat, timbul asap dari mesin pesawat dan ternyata pilot sedang berusaha melakukan pendaratan darurat, kondisi ini adalah nyata dan setiap orang pasti cemas akan keselamatannya. Jika semuanya berjalan dengan normal, namun anda berkeringat dingin dan merasa sangat tidak nyaman seolah-olah akan terjadi sesuatu hal yang mengerikan, nah… itulah yang disebut kecemasan yang tidak normal.

Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat seseorang takut terbang:

  • Takut ketinggian
  • Takut berada pada ruangan yang tertutup
  • Duduk di tempat yang panas dan pengap
  • Diminta untuk duduk tenang
  • Cemas akan bahaya turbulensi
  • Takut tidak bisa memakai perlengkapan penyelamatan diri
  • Takut akan ancaman terorisme
  • Berita kecelakaan pesawat
  • Trauma, sebelumnya pernah mengalami kondisi yang menakutkan ketika sedang terbang.
Takut terbang

Gejala Takut Terbang

Biasanya orang yang mengalami takut terbang menunjukkan dua gejala utama:

A. Gejala fisiologis:

  • otot kaku
  • tangan dan kaki gemetar
  • nafas berat
  • pencernaan terganggu, perut mulas
  • berkeringat
  • kepala pusing
  • mulut kering
  • wajah pucat atau memerah

B. Gejala psikologis:

  • memori terganggu
  • tidak bisa fokus
  • bicara atau menjawab agak rancu
  • mulai muncul pikiran-pikiran negatif

Tips Untuk Mengurangi Kecemasan Terbang:

  1. Pilihlah armada penerbangan yang menurut anda paling aman dan terpercaya.
  2. Ada baiknya juga membaca atau mencari tahu bagaimana pesawat beroperasi, kemungkinan apa yang akan dilakukan pilot ketika salah satu mesin pesawat tidak berfungsi atau ketika terjadi turbulensi di udara, suara apa yang timbul ketika pesawat akan tinggal landas atau mendarat. Dengan beberapa informasi dasar seperti ini, diharapkan dapat mengurangi kecemasan anda karena tahu bagaimana pilot akan mengatasi kejadian-kejadian tersebut.
  3. Membiasakan diri dengan sering melihat gambar pesawat juga mampu mengurangi kecemasan. Seorang yang takut terbang memasang wall paper pesawat yang sering ia tumpangi dalam setiap perjalanan dinasnya pada laptop dan komputer kantornya. Jadi setiap hari ia memandang gambar pesawat itu dan menjadi terbiasa (familiar) dan pesawat tidak menjadi sesuatu yang mengerikan lagi.
  4. Usahakan tiba di bandara lebih cepat dari yang seharusnya agar anda tidak perlu tergesa-gesa dengan segala persiapan check-in, bagasi, imigrasi dan sebagainya. Anda punya waktu untuk duduk dan santai sejenak sebelum boarding.
  5. Mintalah tempat duduk di gang ketika anda check-in pada petugas di counter. Dengan duduk di deretan gang, bisa mengurangi kesan sempit, terutama bagi yang mengalami claustrophobia (takut pada ruang sempit). Anda akan lebih leluasa untuk keluar masuk atau berjalan. Selain itu, dengan tidak melihat pemandangan luar dari jendela, anda akan merasa lebih nyaman karena mengurangi kecemasan berada pada ketinggian.
  6. Hindari menonton film atau membaca cerita tentang kecelakaan pesawat atau pesawat yang gagal terbang karena kerusakan mesin dan sebagainya. Pilih buku bacaan atau film yang ringan dan menghibur. Atau bawa perangkat MP3 player jika merasa lebih suka mendengarkan musik favorit anda.
  7. Hindari kafein dan alkohol karena justru akan membuat anda semakin gugup (nervous). Perbanyak minum air putih.
  8. Latihan pernafasan. Tarik nafas panjang dan hembuskan perlahan 5 – 10 kali. Anda akan merasa lebih rileks setelahnya.

Terapi

Untuk kasus takut terbang yang dirasa sangat mengganggu dan anda tidak mampu lagi mengatasinya sendiri, ada baiknya menemui terapis untuk mendapatkan penanganan (treatment)  yang lebih intensif.
Unsur utama dari usaha mengatasi takut terbang adalah menantang rasa takut itu sendiri. Semakin dihindari, semakin kuat rasa takutnya. Jadi semakin anda menghindari berpergian dengan pesawat, ketakutan anda akan semakin besar. Melihat pesawat yang parkir di bandara saja sudah membuat anda merinding dan gemetar.

Metode terapi kognitif (cognitive-behavioral therapy) paling sering digunakan untuk penanganan kasus takut terbang. Terapis akan membantu anda menyusun langkah-langkah untuk mengurangi kecemasan. Jadi anda akan dipandu secara bertahap menghadapi ketakutan itu hingga anda mampu untuk duduk dengan tenang di pesawat dan menguasai diri sendiri.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Mungkin Januari bukan bulan yang baik untuk berlibur ke Bali, apalagi jika tujuan pertama adalah…

Rose Chen

Air Terjun Shifen 

Rose Chen

Kuil ini terletak di distrik Zhungli, kota Taoyuan. Tempat ibadah seperti ini ada di setiap…

Rose Chen