Duka Yang Berkepanjangan

Kehilangan seseorang yang dekat di hati atau satu barang yang sangat kita sukai sering menimbulkan luka yang dalam dan perih. Adalah hal yang normal ketika ada rasa rindu untuk bertemu, ingin merasakan kembali rutinitas yang dulu dilakukan bersama, keinginan untuk berbagi cerita tentang suatu hal. Rasa sedih yang mendalam tidak mudah untuk dihapus, namun dengan berlalunya waktu, rasa sedih akan berkurang intensitasnya dan kita mulai menata hidup untuk kembali pada kondisi ‘normal’. 

Beberapa individu mengalami duka yang berkepanjangan dan menjadi lebih parah dari duka awal. Kondisi seperti ini dapat menuju ke arah depresi atau duka komplikatif yang memburuk. Orang-orang seperti ini disebut complicated grievers (CG) karena menjadikan rasa berduka sebagai bagian dari kesehariannya. Mereka seolah-olah membangun suatu prasasti bagi yang sudah ‘pergi’, sering memandangi fotonya atau terus membicarakannya sepanjang waktu; seperti kecanduan pada kenangan.

Complicated Grievers

O’Connor dan koleganya melakukan survei tentang kondisi neurologis orang yang berduka. Pusat otak (sistem limbik), yang bertanggung jawab pada faktor emosi dan ingatan, akan menjadi aktif, baik pada orang berduka yang masuk kelompok normal ataupun pada kelompok complicated grievers (CG). Namun dari hasil pindaian MRI kelompok CG, nucleus accumbens (NAcc) juga aktif. NAcc  mengendalikan pelepasan hormon dopamin untuk kesenangan (pleasure), kecanduan, mempengaruhi sistem reward di otak dan ingin mengulang dan mengulang kembali rasa kesenangan itu. Jadi para peneliti menyimpulkan bahwa kelompok CG mendapatkan semacam kesenangan (pleasure) dengan terus memikirkan orang yang dikasihi itu. Inilah yang menjelaskan mengapa orang yang mengalami CG sulit untuk move on dari rasa duka.

Tanda-tanda Duka Memburuk

Duka menjadi komplikatif ketika kita mengalami kesulitan menerima dan tidak mampu melepaskan diri dari perasaan duka mendalam. Duka komplikatif mengganggu kegiatan rutin harian atau hubungan kita dengan orang lain.

Ada beberapa pertanda atau gejala duka menjadi komplikatif:

  • Rasa kehilangan yang mendalam
  • Terus menerus memikirkan orang yang telah meninggalkan kita
  • Menolak kenyataan bahwa orang tersebut telah tiada
  • Masih menganggap orang yang dikasihi itu ada dan melakukan ritual rutin seperti kondisi ketika orang tersebut masih hidup. 
  • Menghindari tempat atau orang-orang yang mengingatkan kita pada individu yang bersangkutan.
  • Terus mencari sosok orang yang telah ‘pergi’ tersebut
  • Rasa marah yang terpendam 
  • Merasa hidup kosong dan tidak berarti lagi.
Duka

Kapan Butuh Penanganan Profesional?

Duka yang mendalam membutuhkan waktu dan perhatian lebih untuk pemulihan diri. Faktor–faktor yang dapat menghambat pemulihan rasa berduka:

  • Kecanduan alkohol, narkoba atau lainnya
  • Menyibukkan diri dalam pekerjaan tanpa istirahat yang cukup
  • Menghindar dari semua pembicaraan tentang kehilangan atau duka tersebut

Jika rasa duka mendalam seperti ini tidak ditangani dengan baik, individu akan mengarah ke depresi. Rasa kosong dan merasa hidup tidak berarti lagi menjadi semakin kuat dan dalam, tidak mampu beraktivitas normal di sekolah, kantor atau di rumah. Emosi kacau balau, kesehatan fisik terganggu dan mungkin akan muncul pikiran untuk bunuh diri.

Hubungi konselor atau terapis jika anda atau orang yang anda kenal dan kasihi mengalami hal sebagai berikut:

  • Merasa sudah tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup 
  • Ingin ikut ‘pergi’ dengan orang yang dikasihi itu
  • Terus menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu mencegah
  • Mati rasa (numbness)
  • Menarik diri dari pergaulan dan memutuskan hubungan dengan orang lain
  • Sulit untuk kembali mempercayai orang lain

Terapis akan membantu CG dengan ‘merusak’ lingkaran kesenangan/kesedihan yang sudah terbentuk (tetap hidup dengan kenangan). CG harus merubah cara berpikir dan sikapnya terhadap rasa kehilangan itu. Melepaskan diri dari lingkaran yang selama ini sudah terbentuk dan mengurung dirinya sehingga sulit untuk move on. Butuh waktu dan penanganan profesional untuk membantu CG menemukan kembali makna dari kehilangan tersebut dan punya harapan baru untuk masa depannya. Menjalin kembali hubungan yang terbengkalai, kembali beraktivitas dan meneruskan ‘perjalanan’.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk…

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:…

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari…

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan…

Rose Chen