Baik baru pertama kali mencari kerja, atau pernah bekerja tapi karena satu dan lain hal sekarang menganggur, ataupun bagi yang sudah bekerja tapi tidak puas dengan pekerjaan yang sekarang, ada beberapa hal yang harus kita pahami dalam usaha menemukan karir yang memuaskan.
Sadari Kemampuan dan Keahlianmu
Jika lamaran kerja kita selalu ditolak walau kita merasa mampu untuk pekerjaan itu, kita bisa memilih untuk terus berusaha melamar di tempat lain. Tetapi bila keuangan tidak memungkinkan, maka sudah saatnya kita melamar pekerjaan di bawah "standar" kita.
Menganggur sering menimbulkan perasaan malu, tidak percaya diri, depresi dan yang paling penting adalah dampaknya secara finansil. Jika keuangan mendesak, kita harus bersedia bekerja apa saja walau itu hanya sebagai batu loncatan.
Ingatlah bahwa kemampuan dan keahlian kita tidak pasti harus sesuai dengan jurusan apa yang kita ambil semasa kuliah. Pengalaman hidup, pengalaman kerja, hobby dan bakat seperti kemampuan berbicara di depan umum, mudah berkomunikasi dengan orang lain termasuk dalam kemampuan dan keahlian kita.
Selalu Belajar dan Belajar dan Belajar
Baik sebelum maupun sesudah bekerja, kita harus selalu belajar terutama bila ternyata kemampuan kita tidak cukup memadai untuk pekerjaan yang kita inginkan atau sedang kita hadapi. Kita bisa mengambil kelas malam atau mohon kepada atasan untuk diikutsertakan dalam training maupun membaca lebih banyak buku-buku yang sesuai dengan pekerjaan kita.
Not My Passion
Saya ingat pernah punya teman kos ("kos" - berati kemungkinan besar dia bukan konglomerat) yang sudah lama menganggur. Waktu itu kami anak-anak kos sedang santai duduk menonton televisi, saya informasikan kepada semuanya bahwa teman atasan saya sedang mencari sekretaris.
Dia dengan sinis berkata, "Sekretaris? Saya dulu punya sekretaris sendiri! Tak mungkin sekarang saya jadi sekretaris!" Saya langsung jawab, ‘Kamu kan belum coba. Siapa tau status sekretaris di sana gajinya sama dengan gaji direktur tempat kamu kerja dulu?
Sehabis berkata begitu saya langsung ngeloyor pergi tapi masih sempat mendengar dia dengan marah mengatakan, "Kalau kamu cuma butuh uang, sana pergi saja melacurkan diri."
Yach… banyak orang yang beralasan bahwa dia masih menganggur karena belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan harapannya, yang sesuai dengan passionnya. Kata-kata "sesuai dengan passion" "kerjaan yang saya sukai" menjadi trend. Seolah-olah adalah "keharusan" dalam memilh pekerjaan. Terkadang sampai rela berhenti bekerja dengan alasan pekerjaan yang sekarang "tidak sesuai dengan my passion", padahal keuangan tidak mendukung untuk mencoba pekerjaan lain yang menurutnya sesuai dengan passionnya tersebut.
Jadi apa sebenarnya yang dimaksud orang dengan "pekerjaan yang sesuai dengan my passion" ?
Secara sederhana, mereka bermaksud mengatakan bahwa pekerjaan itu harus yang mereka sukai, teman-teman kerja yang kompak dan gaji yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Harus diingat, kadang itu semua hanya mimpi. Kenyataannya sering, kita harus berusaha keras demi sesuap nasi, pekerjaan yang tadinya kita pikir pasti akan kita sukai, ternyata karena atmosfir perusahaan, hubungan antara kolega atau dengan atasan yang tidak baik, menjadi sumber depresi. Membuat kita ingin berhenti bekerja tapi karena butuh, kita tetap bertahan, tetapi setiap pagi pergi dengan langkah berat, sepanjang hari melihat jam tangan, yang lama kelamaan memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan fisik maupun mental kita.
Saran
1. Passion akan timbul bila kita mengenal kemampuan diri kita sendiri. Passion bisa kita tanam dan pupuk. Pepatah “tak kenal maka tak sayang” bukan hanya berlaku terhadap individu tetapi juga berlaku untuk pekerjaan. Bila kita punya kreativitas, suka tantangan, dan berusaha menguasai pekerjaan yang kita lakukan. Saat kita berhasil melakukan pekerjaan itu dengan baik, kita akan merasa puas dan akan berusaha lebih baik lagi. Pengenalan akan strategi ini membuat passion terhadap pekerjaan itu timbul.
2. Tidak pasti ‘passion’ kita bisa menjadi sumber mata pencaharian. Bayangkan bila kita bersikeras, apakah kenyataannya akan sama dengan impian kita? Apakah semua pekerjaan yang harus kita lakukan bila ‘passion’ itu kita jadikan bisnis akan semudah yang kita bayangkan? Contohnya : Bila ‘passion’ kita adalah memasak. Kita memutuskan untuk membuka restoran. Apakah ada dalam pertimbangan kita, bagaimana harus bangun dini hari untuk belanja, masak untuk tamu yang banyak, piring-piring yang harus dicuci, bagaimana kalau ketemu pelanggan yang cerewet? Belum lagi soal sewa tempat, bayar pajak dan lain lain, dan lain lain.
3. Temukan tujuan dan kegembiraan dalam pekerjaan kita. Mungkin pekerjaan kita membosankan, so what? Yang penting, dalam pekerjaan itu kita telah membantu banyak orang.
4. Perluas pergaulan. Kedengarannya sepele, tapi ingat, teman sekantor yang bisa diajak bercanda bisa mengurangi stres.
5. Usahakan agar kita mempunyai kepribadian yang baik dan mengundang respek orang lain. (Ssst… sebenarnya ini adalah point yang paling sulit dan saya sendiri merasa masih jauh dari berhasil…:p)
6. Bila kita tetap tidak menemukan kegembiraan di tempat kerja dengan semua usaha di atas, tetapi juga belum bisa keluar dari pekerjaan tersebut, kita harus mencari kegembiraan dari tempat lain, misalnya di antara teman di luar kantor, keluarga ataupun hobby. Bersyukurlah bahwa kita masih punya pekerjaan yang menghasilkan uang. Pusatkan perhatian pada hal-hal positif yang membawa kegembiraan.
Beberapa situs yang bisa anda pergunakan untuk mencari lowongan kerja:
- Karir
- Lionsjob
- Lowongan kerja
- BestjobsIndonesia
- Cari Kerja
Selamat berburu dan membangun karir!!! Semangat!!!
Catatan: Tulisan ini pertama muncul di blog lama patahtumbuh pada tanggal 25 Agustus 2014
Tambah komentar baru