Mengapa saya suka melakukan perjalanan ke luar negeri? Ada beberapa alasan, yang mungkin bagi sebagian orang --yang suka berpikiran negatif dan tidak pernah melakukannya-- tidak akan setuju maupun mempercayainya.
1. Saya mendapat kesempatan keluar dari rutinitas. (Si Sinis akan berkata, ‘Tidak perlu ke luar negeri untuk keluar dari rutinitas.’)
2. Kepercayaan diri saya meningkat beberapa level sepulangnya dari luar negeri. Saya ternyata sanggup membuat perencanaan dan melaksanakannya. (Si Sinis akan menyatakan bahwa biarpun dia tak pernah ke luar negeri, dia selalu sanggup membuat rencana dan meng’eksekusi’nya…. ha!)
3. Ke luar negeri adalah impian yang menjadi kenyataan. Dahulu ‘luar negeri’ adalah satu ‘dunia lain’ yang saya baca dan tonton. Sekarang saya bisa berada dalam ‘dunia’ itu.
4. Saya mendapat kesempatan mencoba masakan lokal yang mungkin tidak akan pernah saya peroleh kalau saya tidak ke luar negeri. (Kata si Sinis, “Setiap daerah di mana pun memiliki masakan khas masing-masing, mengapa harus ke luar negeri?”)
5. Saya mendapat kesempatan menikmati hidup dan melakukan apa yang selama ini sangat ingin saya lakukan. Saya mendapat kesempatan untuk berpikir, meditasi, melihat jauh ke dalam hati saya. Waktu melambat ketika kita berada di luar negeri. Saya berjalan pelan dan memotret bunga, burung, pemandangan. Saya memeluk gelandangan yang tidak punya rumah dan berbagi bekal saya. (Si Sinis berpikir, “Ah, yang bener… orang ini penuh dengan kepura-puraan, ngomongnya seperti orang yang baik sekali, ngomong seolah-olah dia peduli dengan orang lain, bagus sekali kedengarannya, ‘memeluk gelandangan’… ha! Tidak mungkin." Okay… up to you, Nis… believe it or not… it doesn’t matter. Take it or leave it!)
6. Saya menyukai tantangan. Melakukan perjalanan yang direncanakan sendiri ke tempat-tempat eksotis yang berbeda sama sekali dengan tempat saya tinggal, adalah satu tantangan.
7. Saya belajar BANYAK hal. ‘Banyak' dengan huruf besar semua. Saya belajar untuk mengalah (bepergian dengan orang lain, perlu saling pengertian, mau mengalah dan saling memaafkan). Saya makin mengerti pentingnya hidup minimalis dan menikmatinya. Kita tidak bisa membawa puluhan stel pakaian, tiga pasang sepatu, dan tiga buah tas tangan, hanya karena kita bepergian dua minggu. (Si Sinis bilang, “Mengapa tidak? Saya punya teman orang kaya yang kalau ke luar negeri, semua fotonya keren-keren seperti bintang film. Dia pasti membawa setengah isi lemarinya.” Okay, saya tidak akan menjawab komentarmu, Nis.)
Ke luar negeri, melihat dunia, mendidik kita tentang hal-hal yang tidak pernah kita dapatkan di bangku sekolah. Masalah ekonomi, politik yang selama ini kita dengar dari televisi saja, sejarah yang tidak pernah kita baca atau pernah kita baca tapi tak pernah bisa kita mengerti, geografi, sampai pada sosiologi … bahwa ternyata budaya orang Amerika sangat berbeda dengan budaya orang Asia ...
Apa yang saya dapat dari Seattle?
Gambar bercerita…
Baca juga:
Jalan-jalan di Seattle: Pintu Air dan Shopping
Jalan-jalan di Seattle : Pike Place Market
Add new comment