Sejarah kota Paris dimulai pada abad ketiga Sebelum Masehi. Pada abad ke XII, Paris adalah kota terbesar di belahan barat bumi, dan merupakan salah satu pusat perdagangan dan pendidikan di Eropa. Sejak berakhirnya Revolusi Perancis pada abad XVIII hingga sekarang, Paris menjadi pusat perdagangan, fashion, sains, dan seni. Di sini terdapat museum-museum seni yang paling sering dikunjungi di dunia, seperti Louvre, dan Musée d'Orsay. Selain museum, bangunan dengan arsitektur yang indah dan megah seperti Notre Dame Cathedral adalah daya tarik Paris yang membuatnya menjadi salah satu daerah turis paling top di dunia. Tahun 2014 tercatat ada 22,4 juta turis yang mengunjungi Paris.
Musee National du Moyen Age (Thermes de Cluny)
Jadwal: Setiap hari kecuali Selasa : 9.15 - 17.45
Tiket: Jika tak memiliki Museum Pass -€ 8. Setiap hari Minggu pertama dalam sebulan- Gratis.
Bila anda pecinta museum, sediakan tiga jam untuk menikmati museum ini.
Hotel de Cluny pertama kali dibangun tahun 1334 di atas bekas pemandian Gallo-Roman abad ketiga (Thermes de Cluny) sebagai tempat tinggal pemimpin agama. Mary Tudor, setelah kematian suaminya (Louis XII) tahun 1515 pernah juga tinggal di bangunan ini. Pada abad 18, menara Hotêl de Cluny dijadikan sebagai observatorium oleh astronom Charles Messier.
Tahun 1843 Hotel de Cluny dijadikan museum untuk umum.
Di dalam museum kita bisa melihat banyak patung kuno (mulai dari abad ketujuh) dan berbagai ukiran dari emas, gading serta barang antik lainnya.
The Lady and the Unicorn adalah nama enam permadani yang terbuat dari wol dan sutera sekitar tahun 1500an. Permadani ini banyak disebut dalam literatur Perancis. Gambaran seorang wanita dan unicorn (kuda bertanduk tunggal dalam dongeng) yang unik ini membangkitkan berbagai interpretasi. Disetujui bahwa lima permadani menggambarkan panca indera, tetapi permadani keenam 'My Only Desire', agak membingungkan. Keenam permadani yang dibuat pada masa antara abad pertengahan dengan era Renaissance ini sering muncul dalam dunia puisi karena temanya yang menarik, membaurkan kenyataan dan khayalan, menyatukan marcapada (sekuler) dengan mayapada (spiritual).
Berkunjung ke museum ini, kita seakan dibawa berlayar dengan kapal waktu kembali ke abad pertengahan, merasakan kehidupan masa itu, piring dan vas porselin yang indah, sisir yang digunakan pada masa itu, bagai benar-benar duduk di kursi dalam katedral Notre Dame, melihat langsung patung-patung dan salib.
Dari sini kami naik RER C ke:
Musee d'Orsay
Jadwal: Setiap hari kecuali Senin, 1 Mei dan 25 Desember
Buka: 09.30-18.00. Kamis: 09.30-21.45.
Jika saya diberi kesempatan untuk mengunjungi satu museum saja di Paris, maka saya akan memilih museum d'Orsay. Museum yang sangat indah baik isi maupun bangunannya ini pada awal tahun 1970an pernah hampir hancur tapi kemudian diselamatkan oleh Presiden Georges Pompidou dan dibuka kembali pada tahun 1986.
Mulailah menikmati museum dari lantai teratas (lantai 5) dan kemudian turun menjelajahi tiap lantai sampai lantai pertama karena lukisan-lukisan terbaik ada di lantai lima. Karya-karya penting Monet, Degas, Pissarro, Sisley, Renoir, Cézanne dan van Gogh (Starry Night over the Rhone) bisa ditemukan di sini.
Di lantai dua museum ada banyak perabot dan pajangan antik sedang di lantai satu terdapat banyak patung indah karya Delacroix, Ingres, Toulouse-Lautrec dan lain-lain. Sayang sekali kita tidak boleh memotret karya seni dalam museum ini. Tetapi jangan khawatir, buku dengan gambar isi museum yang indah tersedia di toko di lantai dasar. Jauh lebih indah daripada kalau kita memotret sendiri.
Tujuan berikut adalah Palais Royal. Untuk ini kami naik metro M12 dan dilanjutkan dengan M1.
Palais Royal
Didirikan pada tahun 1633 sebagai Palais-Cardinal (tempat tinggal pribadi Cardinal Richelieu). Setelah kematiannya, tempat ini diambil alih oleh Raja Louis XIII dan namanya diubah menjadi Palais Royal. Kini lantai dasarnya menjadi pusat administratif seperti kantor Kementerian Kebudayaan dan Perpustakaan Nasional (dengan lebih dari 14 juta buku). Di bagian dalam ada Comédie Française (teater nasional) yang merupakan simbol drama klasik Perancis.
Dari Palais Royal kami naik M1 (atau bila anda mau, bisa jalan kaki) ke :
Hotel de Ville
Jadwal: Setiap hari kecuali Minggu dan hari libur: 10.00 - 18.00
Sejarah Hotel de Ville sebagai pusat pemerintahan kota Paris berawal dari abad ke 14 dan sejak itu bangunan ini menjadi saksi berbagai peristiwa besar di kota Paris. Tahun tahun 1792, guillotine (alat pemenggal kepala) dipasang yang memakan banyak korban pada masa Revolusi Perancis. Setelah revolusi, Republik Perancis yang ketiga diproklamirkan di sini pada tahun 1870. Tahun 1871, Hotel de Ville musnah terbakar dan kemudian dibangun ulang dengan gaya neo-renaisans pada tahun 1873 (selesai 1892) oleh arsitek Théodore Ballu dan Edouard Deperthes. Charles de Gaulle menyampaikan pidatonya yang terkenal pada tanggal 25 Agustus 1944 di bangunan ini.
Bekas walikota Paris, seorang sosialis dan pemimpin pertama yang mengaku gay, Bertrand Delanoë, ditikam di bangunan ini pada tahun 2002 (tidak meninggal).
Dari Hotel de Ville kami berjalan menuju :
Cathedral Notre Dame
Katedral Notre Dame menduduki ranking ke 9 dari 730 tempat wisata di Paris . Katedral yang selesai dibangun tahun 1345 ini memiliki 387 anak tangga berbentuk spiral menuju puncak katedral. Sewaktu menaiki tangga ini kita bisa melihat loncengnya yang terkenal dan dari atas, kita bisa menikmati pemandangan kota Paris.
Apa yang istimewa yang harus diperhatikan waktu mengunjungi katedral ini? Tentu saja kesepuluh lonceng dan organnya yang unik!
Catatan: Tulisan ini pertama muncul di blog lama patahtumbuh tanggal 2 Oktober 2014
Add new comment