Anak didiagnosa mengompol (enuresis) jika anak perempuan yang berusia di atas empat tahun dan anak laki-laki di atas lima tahun masih belum bisa menahan buang air kecil. Biasanya ngompol akan berkurang seiring dengan perkembangan usia. Dalam beberapa kasus, ngompol masih dialami sampai usia dewasa.
Pada dasarnya ngompol dibagi menjadi dua jenis:
1. Ngompol primer (Primary Enuresis): anak ngompol setiap malam.
2. Ngompol sekunder (Secondary Enuresis): anak sudah dapat mengontrol buang air kecil untuk beberapa waktu, tetapi kemudian kembali ngompol .
Primary Enuresis
Disebut juga dengan ngompol kronis (Chronic bed-wetting). Penyebab dan langkah-langkah untuk penanganan sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya. Jika masalah ngompol terus berlanjut sampai usia SD, perlu ditelaah lebih lanjut dan dibawa ke dokter untuk pemeriksaan fisik.
Secondary Enuresis
Kasus ngompol sekunder banyak berkaitan dengan masalah stres pada anak. Ada 3 hal utama yang menjadi pemicu ngompol sekunder ini, yakni:
1. Dirawat di rumah sakit karena penyakit lain (hospitalization)
2. Masuk sekolah, terlebih jika masuk ke sekolah baru karena semua serba baru dan asing bagi anak. Dia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, guru dan teman baru, sistem belajar yang berbeda, dan sebagainya
3. Kelahiran adik baru. Dirinya merasa terancam, takut kehilangan perhatian dan kasih sayang orang tuanya dengan kehadiran anggota baru dalam keluarga.
Anak juga dapat terpengaruh masalah lain dalam keluarga seperti: perceraian orang tua, kasus alkholisme orang tua, kekerasan dalam rumah tangga ataupun masalah kesulitan finansial keluarga, sehingga suasana dalam rumah tidak kondusif dan rentan terjadi pertengkaran.
Sejauh ini, hipnosis merupakan terapi yang paling efektif untuk menangani masalah ngompol sekunder. Dengan sugesti yang disampaikan terus menerus lewat hipnosis, otak akan terprogram ulang dan anak akan lebih responsif dengan sinyal yang dikirim otak bilamana kandung kemihnya penuh, harus segera bangun dan buang air kecil ke toilet. Hipnosis membantu anak mengatasi kecemasan/stres yang bermanifestasi pada ngompol waktu tidur. Perlu beberapa sesi untuk terapi dan diharapkan anak akan lebih rileks dan kemampuan mengontrol diri meningkat.
Catatan: Tulisan ini pertama muncul di blog lama patahtumbuh pada tanggal 6 Juni 2013.
Penyebab Ngompol dan Penanggulangannya (Bagian I)
Add new comment