Laughter is the best medicine.
Tertawa itu sehat.
Benarkah tertawa itu sehat? Margaret Stuber mengatakan, orang yang bisa tertawa pada situasi-situasi yang memalukan atau menjengkelkan, lebih jarang mendapat serangan jantung dan hipertensi.
Di daerah di mana tingkat stres lebih tinggi seperti kota-kota besar, orang lebih jarang tertawa dan kebahagiaan sulit ditemukan. Stephan Wischerth, bekas psikoterapis, memimpin satu klub, “New York City’s Laughter Club”. Anggota klub itu antara lain adalah orang yang berpenyakit kanker dan orang-orang yang stres berat. Mereka berkumpul untuk santai, tertawa sepuasnya, belajar untuk tidak terlalu serius menghadapi kesulitan hidup. Kata Stephan, “Hidup penuh tekanan, mengapa tidak menghadapinya dengan humor?”
Mengapa kita tertawa? Wah! Ternyata penyebab utama tertawa bukan lelucon atau humor lain, tetapi interaksi “senda gurau” antar manusia.
Seorang dikatakan mempunyai rasa humor yang tinggi bila dia mampu melihat sisi jenaka dari satu situasi yang sulit di mana tertawa seolah-olah adalah hal yang mustahil. Margaret Stuber, PhD, professor psikiatri dari UCLA dan co-director UCLA Jonsson Cancer Center’s Rx Laughter, satu proyek non-profit yang bertujuan menolong orang sakit dengan humor dan membantu penelitian ilmiah tentang tertawa, mengatakan bahwa orang bisa dilatih untuk menjadi humoris, melihat sisi jenaka dari berbagai keadaan.
Banyak hal yang bisa membuat kita tertawa. Tawa adalah bahasa universal manusia. Semua orang tertawa dengan cara yang hampir sama, semua orang sanggup tertawa bahkan anak yang tuli dan buta sejak lahir.
Robert R.Provine, PhD, neurobiologis dari University of Maryland mempelajari segala hal mengenai tertawa pada manusia selama sepuluh tahun dan menulis hasil research-nya dalam buku “Laughter : A Scientific Investigation”
Untuk menjadi bahagia, kita bisa belajar dari berbagai hasil penelitian tentang sifat dan kebiasaan manusia.
Sifat dan kebiasaan hidup orang yang bahagia:
1. Suka musik - Sewaktu kita mendengar musik, otak kita mengeluarkan dopamin yang membuat kita merasa senang dan gembira.
2. Bisa sedih juga. Bila ada kejadian yang menyedihkan, mereka merasakan dan menghadapinya. Jika perasaan sedih ditekan, secara tidak sengaja kita juga menekan perasaan positif lain dan itu membuat kita semakin depresi. Mereka tidak mengeluh, mereka mencari sisi positif dan solusi.
3. Selalu bersyukur dan berterimakasih. Mereka berusaha untuk selalu optimis, sering berbuat kebaikan, menikmati saat-saat gembira dan mudah memaafkan.
4. Suka tertawa - Tertawa meningkatkan produksi sel imun dan antibodi dalam tubuh. Peneliti dari University of Maryland menemukan bahwa orang yang sedang menonton film drama cenderung merasa tegang, yang mengakibatkan penurunan aliran darah, sementara orang yang menonton film komedi memiliki aliran darah normal.
5. Bukan materialis ataupun shopaholic. Mereka menemukan kegembiraan dalam kegiatan seperti naik gunung, berbicara dengan orang yang tidak dikenal, membaca buku atau hal-hal lain yang memberi arti dalam hidupnya.
6. Memiliki hobi dan memupuknya. Hobi adalah sesuatu kegiatan yang kita cintai dan kerjakan saat memiliki waktu luang. Hobby memerlukan kemampuan yang bila kita asah jadi keahlian, bisa menghasilkan uang. Menonton televisi bukan hobi. Berkebun adalah hobi.
7. Suka belajar hal yang baru. Semakin banyak yang kita tahu, semakin percaya diri dan gembira.
Sifat dan kebiasaan orang yang tidak bahagia dan cepat tua:
1. Menggunakan makanan sebagai “obat” saat depresi. Mereka tidak memperhatikan cara makan sehat. Makanan tak sehat bisa membuat tubuh semakin lesu depresi, lama kelamaan menjadi obesitas.
2. Suka gosip dan menghakimi orang lain.
3. Menyimpan rasa dendam. Tidak harus berteman baik dengan orang yang menyakiti kita, tetapi kita bisa mencoba mengerti mengapa dia bertindak seperti itu dan maklum bahwa manusia bisa khilaf. Untuk bisa hidup dalam kebahagiaan, kita harus melepaskan diri dari dendam.
4. Tidak menyukai pekerjaannya.
5. Tidak berinteraksi dengan orang lain. Mempunyai banyak teman di jaringan sosial baik, tetapi cobalah keluar ngopi dengan teman, rasanya sungguh menyenangkan.
6. Suka menduga-duga pikiran orang lain dan khawatir akan penilaian orang lain tentang dirinya.
7. Selalu membesar-besarkan masalah sepele atau pun menyepelekan masalah besar agar tidak perlu menghadapinya.
8. Merendahkan diri sendiri, malas, tidak punya ambisi dan motivasi.
9. Kesal karena hal-hal kecil seperti kasir yang tidak sopan, pengendara mobil yang menyalip mobilnya, dan lain-lain.
10. Tidak pernah merasa cukup.
Kebahagiaan kita tidak tergantung pada orang lain. Bukan karena kita memiliki seorang pacar, baru kita bisa bahagia. Kebahagiaan itu berasal dari dalam diri kita sendiri.
Add new comment