Bias Konfirmasi

Hampir semua orang merasa sudah berusaha seobjektif mungkin dalam menentukan pilihan atau membuat keputusan. Seorang teman saya sangat benci rokok. Dia melarang suami dan anaknya merokok. Menurut dia merokok itu sangat tidak baik bagi kesehatan. Setiap kali dia membaca artikel tentang bahaya rokok, akan dia bagi ke semua grup media sosialnya. Tapi teman saya ini sangat suka minum kopi. Jika dia menemukan artikel tentang nilai positif kopi, dapat dipastikan dia akan membagikannya juga kepada semua orang dalam lingkaran pertemanannya. Saya pernah mendapat kiriman tulisan dari dia yang berjudul “Minum Secangkir Kopi sehari Bisa Membuat Mata Lebih Sehat”.

Orang yang percaya bahwa bumi adalah datar (flat earthers) memiliki banyak “bukti” bahwa bumi bukan bulat. Semua tulisan dan informasi yang mereka kumpulkan adalah yang mendukung keyakinan mereka. Semua bukti, sekali pun bukti ilmiah bahwa bumi bulat, seperti data dan foto dari satelit, mereka abaikan dan mereka tuduh sebagai teori konspirasi.

Filsuf Inggris Francis Bacon (1561-1626) mengatakan sifat alami manusia adalah cenderung lebih tertarik pada hal yang sesuai dengan pendapatnya daripada yang berlawanan. Sikap seperti ini disebut bias konfirmasi. Bias konfirmasi adalah kecenderungan seseorang untuk memilih memperhatikan dan mempercayai bukti-bukti yang mendukung ide, pendapat, kepercayaan, atau pilihannya, dan secara sadar atau tidak mengabaikan informasi atau bukti yang berlawanan.

Dalam bukunya, Thomas Gilovich menulis bahwa kemungkinan penyebab bias konfirmasi adalah karena manusia merasa memproses informasi yang saling bersesuaian adalah lebih mudah. Informasi baru yang mendukung apa yang selama ini kita ketahui dan yakini akan lebih mudah diingat. Informasi yang tidak sesuai dengan keyakinan cenderung diabaikan/dilupakan, apalagi kepercayaan yang telah diyakini sejak kecil. Seseorang yang selalu siap untuk menerima perbedaan pendapat, mempertimbangkan masalah dari berbagai sudut pandang, belum tentu bersedia menerima penjelasan tentang agama lain, apalagi mengakui kebenaran ajaran agama lain. Keyakinan yang tergoyahkan membuat diri kehilangan rasa aman. Risikonya adalah kehilangan keluarga dan teman. Tapi mungkin juga itu karena manusia ingin selalu merasa benar dan ingin membuktikan bahwa dia benar.

Bias Konfirmasi

Akhir-akhir ini saya sering membaca komentar di media sosial yang bunyinya kira-kira seperti ini: “Kalau yang begini, cebong/kampret mana ngerti…” Apa mereka benar-benar tidak mengerti? Atau… tidak mau mengerti? Seorang yang terdidik, peneliti, pengamat, dan pengambil keputusan harus menghindari bias konfirmasi. Untuk itu kita harus rajin membaca tulisan orang yang berbeda pendapat dengan kita. Debat di sekolah adalah kegiatan yang sangat baik untuk melatih siswa agar bisa kritis dan tidak menelan mentah-mentah informasi.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.

Recretional Vehicle (RV) adalah kendaraan yang telah dimodifikasi sedemikian rupa…

Rose Chen

Aktris Dian Sastrowardoyo berbicara blak-blakan tentang putera sulungnya yang didiagnosis autis…

Lilian Gunawan

Saya pernah menulis mengenai ramalan pengarang dan sejarawan Amerika Serikat, Jared Diamond…

Rose Chen

Baik format JPG mau pun PNG merupakan format file untuk gambar atau…

Aldus Tolvias

Saya ke Manila memenuhi undangan untuk suatu acara. Berhubung waktu terbatas dan tidak mau…

Lilian Gunawan

Foto oleh Clement Tanaka

Lilian Gunawan

Liburan musim panas di bulan Juni 2019, kami memutuskan untuk  trekking ke gunung yang sering…

Lilian Gunawan

Catatan: Tulisan ini pertama muncul di dinding Facebook Penulis pada tanggal 5 Juli 2019. …

Rose Chen

FaceApp adalah aplikasi mobile yang tersedia baik di iOS maupun Android yang dikembangkan oleh…

Aldus Tolvias