Nasib Uang Tunai

Ada hal baru pada kepulangan saya ke Indonesia kali ini. Pembayaran di jalan tol tidak menggunakan uang tunai lagi tapi dengan kartu cash (cash = uang tunai). Kartu kok disebut cash ya? Mungkin untuk membedakannya dengan kartu debet dan kartu kredit. 

Kartu cash ini bisa “diisi” dengan uang di tempat-tempat yang telah ditentukan. Kesulitan terjadi ketika isi kartu teman saya yang bawa mobil ternyata kurang. Tidak ada penjaga pintu tol, mobil di belakang kami terpaksa menunggu lama. Untung ada teman lain yang memiliki kartu yang sama. 

Taiwan lebih maju sedikit. Pada setiap mobil harus dipasang barcode yang akan terdeteksi oleh alat khusus di gerbang tol ketika mobil melewatinya. Kita tidak perlu menghentikan mobil ketika melewati gerbang tol. Hal ini sangat mengurangi kemacetan. 

Dengan kemajuan teknologi digital, makin banyak saja transaksi terjadi tanpa menggunakan uang tunai. Keadaan ini disebut cashless society. Sebelum uang tunai ditemukan, manusia melakukan transaksi dengan cara barter – tukar-menukar barang (natura) kebutuhan. Cashless juga bukan? Bedanya, cashless modern bukan barter barang, tapi menggunakan uang virtual. 

Cashless

Awal dari “budaya cashless” adalah munculnya kartu kredit. Ia diikuti dengan belanja online dan penggunaan kartu cash, atau sering juga disebut sebagai e-money. Untuk negara seperti Indonesia, ekonomi tanpa uang tunai ini cocok sekali. Arus lalu lintas di pintu tol jadi lebih lancar, dompet lebih tahan lama karena tidak dijejali uang kertas yang kelihatan banyak, tapi ternyata hanya bisa buat membeli dua potong baju baru dan satu tas. Uang kertas itu banyak yang sudah kumal dan bau. Kita tidak perlu kesal karena kasir memberi kita permen sebagai ganti uang kembalian. Kita tidak perlu takut dirampok karena membawa banyak uang. 

Bagi pemerintah sendiri, pengadaan uang tunai –alat pembayaran yang sah-- juga butuh modal yang besar. Yang paling penting lagi, transaksi dengan teknologi digital bisa dilacak, artinya … korupsi dan penggelapan pajak makin sulit dilakukan. 

Tentu saja transaksi cashless ada sisi negatif juga. Misalnya, ia membutuhkan jaringan yang luas. Bila sistemnya mengalami gangguan transaksi tak dapat dilakukan. Ia juga bisa merugikan kalau terjadi pencurian data. 

Negara yang paling banyak menggunakan metode tanpa uang tunai adalah Canada, diikuti oleh Swedia, Inggris, Perancis, dan Amerika. Cina menduduki peringkat ke-enam. Di bawah Cina ada Australia, Jerman, Jepang, dan Rusia.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen