meme oleh tupai
Felisia: Betul sekali, Tupai, makanya saya melarang anak saya untuk *tato.
Rose: Dia mau tato apa?
Felisia: Tato nama pacar.
Tupai: Bilang sama dia, jangan terlalu cepat mengambil keputusan, nanti menyesal, untuk menghapus tato, sakitnya luar biasa. Kalau memang kepingin sekali, coba tato gambar atau tulisan lain yang lebih netral.
Felisia: Itulah sulitnya, Pai. Dia bilang saya terlalu mendikte.
Lilian: Tato permanen rada mirip hubungan antara ibu dan anak, antar saudara… selamanya. Eh, kalau menurut tulisan Rose *You and Me, Forever We Will Be, hanya berhubungan seksual dengan seseorang mungkin bisa membuat gen dia selamanya ada di dalam tubuh kita. Ngeri juga ya.
Felisia: Apa ngerinya?
Lilian: Ya, bagi kamu mungkin tidak ngeri. Tapi ada sebagian orang yang menyimpan dendam kepada mantan, setiap ingat jadi marah. Terus ngebayangin ada sebagian kecil, sekecil apapun juga bagian si mantan itu yang tertinggal di dalam dirinya, apa gak semakin menyesal ya?
Rose: Umur anakmu sekarang berapa?
Felisia: Dua belas.
Rose: Dua belas! Anak sekarang pikirannya satu windu di depan generasi kita dahulu.
Lilian: Makanya lebih penting lagi *mengajarkan etika kepada anak sejak dini.
Tupai: Dia boleh pacaran?
Felisia: Tidaklah, itukan saya asal ngomong saja, maksud saya anak laki-laki yang dia taksir loh. Saya kenal juga ibunya, soalnya sudah sejak TK mereka satu sekolah.
Lilian: Oh ya?
Felisia: Iya, kasihan sekali, baru-baru ini suaminya meninggal karena penyakit hati. Setiap ketemu di pekarangan sekolah waktu menjemput anak, tak tahu mau bilang apa sama dia. Kelihatannya dia biasa-biasa saja, tak tahu di dalam hatinya.
Lilian: Mungkin dia tahu bagaimana cara tepat *menyiasati duka, atau mungkin suaminya sudah lama sakit, sudah siap mental sejak awal. Jadi tidak menyesali kepergiannya lagi.
Rose: Dia pengen tato di mana?
Tupai: Kok dari tadi Rose tanya mengenai tato saja?
Rose: Soalnya saya juga pengen, hahahaha.
Add new comment