Pada tubuh kita ada 2-4 juta kelenjar keringat yang terdiri dari dua jenis, kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin adalah yang terbanyak dan terdapat di permukaan kulit terutama di kaki, telapak tangan, wajah, dan ketiak. Kelenjar ini berfungsi untuk menyejukkan tubuh dengan cara mengekskresi air dan garam. Kelenjar apokrin yang terdapat di folikel rambut mengeluarkan air, garam, lemak dan protein ke permukaan luar kulit. Lemak dan protein ini kemudian dicerna oleh bakteri dan mengakibatkan timbulnya bau badan.
Kita berkeringat pada saat cuaca panas, saat berolahraga, demam, gelisah, atau stres. Bila keadaan ini tidak muncul, kelenjar keringat tidak bekerja. Tapi sekitar tiga persen penduduk dunia memiliki kelenjar keringat yang tidak pernah berhenti bekerja. Keadaan ini disebut hiperhidrosis. Orang yang hiperhidrosis selalu berkeringat bahkan dalam keadaan istirahat, atau sedang duduk di ruangan ber-AC.
Penyebab Hiperhidrosis
Ada dua tipe hiperhidrosis:
- Hiperhidrosis primer menyebabkan keringat berlebihan di tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa penyebab yang jelas. Penyebab hiperhidrosis primer ini belum diketahui hingga sekarang.
- Hiperhidrosis sekunder menyebabkan keringat di seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh, dan sering terjadi waktu tidur. Hiperhidrosis sekunder biasanya disebabkan penyakit tertentu atau pemakaian obat tertentu. Ada beberapa keadaan/penyakit yang dapat menyebabkan keringat berlebihan jenis ini misalnya kehamilan, menopause, obesitas, diabetes, hipertiroid, gout (kelebihan asam urat), artritis reumatoid, limfoma, penyakit Parkinson, dan infeksi.
Mengatasi Hiperhidrosis
Untuk hiperhidrosis primer ada antiperspirant deodorant yang dijual bebas (yang mengandung aluminium). Sebaiknya dipakai malam hari sebelum tidur. Sewaktu kita tidur, antiperspirant bekerja menyumbat saluran kelenjar keringat, mencegah cairan keluar dari tubuh. Efeknya bisa berlangsung hingga 24 jam. Mandi pagi hari tidak mempengaruhi saluran yang sudah tersumbat malam sebelumnya.
Penggunaan antiperspirant di pagi/siang hari, setelah mandi hampir tidak ada artinya, karena saat itu kelenjar keringat kita paling aktif. Kita keburu berkeringat sebelum antiperspirant sempat bekerja. Keringat akan “melunturkan” antiperspirant yang baru dipakai. Antiperspirant bekerja mencegah pengeluaran keringat. Deodoran mencegah bau badan dengan cara membunuh atau menghambat perkembangan bakteri.
Pemakaian deodoran saja, tidak menghentikan keringat. Menghambat keringat harus dengan antiperspirant. Terapi lain yang digunakan untuk menurunkan produksi kelenjar keringat adalah obat antikolinergik, dan terapi aliran listrik intensitas rendah (iontophoresis).
Terapi lainnya adalah injeksi botox. Botox memblok saraf yang bertugas memerintah kelenjar untuk produksi keringat. Penggunaan botox untuk terapi hiperhidrosis di ketiak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat pada tahun 2004. Dermatologis (ahli penyakit kulit) menggunakannya juga untuk hiperhidrosis di daerah kaki, tangan, kepala, dan wajah.
Cara berikutnya adalah memotong saraf keringat melalui pembedahan yang disebut thoracic sympathectomy, dan hanya dilakukan untuk kasus keringat yang berat pada tangan serta ketiak. Tapi pembedahan ini mempunyai risiko perdarahan di rongga dada dan masalah saraf lainnya.
Hiperhidrosis sekunder diterapi dengan mengobati penyakit yang menjadi penyebab munculnya keringat secara berlebihan.
Catatan:
- Ada yang mengatakan pemakaian antiperspirant memicu kanker payudara, tetapi hal ini belum terbukti.
- Pada kemasan antiperspirant yang mengandung aluminium ada peringatan untuk bertanya kepada dokter sebelum memakai antiperspirant bila menderita penyakit ginjal. Peringatan ini hanya berlaku untuk orang yang fungsi ginjalnya hanya tinggal 30 persen atau kurang. Sebenarnya, hampir tidak mungkin tubuh kita menyerap cukup banyak aluminum lewat kulit hingga bisa mengganggu fungsi ginjal. Kandungan aluminum yang diizinkan dalam produk antiperspirant maksimum adalah 25 persen.
Tambah komentar baru