Terlepas dari apakah anda seorang kriminal, teroris, atau hanya sekedar manusia biasa, dengan kehidupan biasa, memiliki pendapatan yang biasa-biasa saja dari bekerja sebagai pegawai biasa, di sebuah perusahaan yang biasa, bayangkan skenario berikut ini:
- Setiap percakapan telepon anda disadap, disimpan pada sebuah tempat, dan dapat diakses oleh seseorang, atau sebuah organisasi, perusahaan, atau pemerintah, kapan saja mereka menginginkannya.
- Seluruh email anda, yang anda kirim atau terima, atau yang telah anda hapus, tersimpan rapi pada sebuah tempat, dan dapat diakses oleh seseorang, sebuah organisasi, perusahaan, atau pemerintah, kapan saja mereka menginginkannya.
- Seluruh riwayat percakapan anda dari aplikasi chat favorit anda, terarsip rapi pada sebuah tempat, dan dapat diakses oleh seseorang, sebuah organisasi, atau perusahaan, atau pemerintah, kapan saja mereka menginginkannya.
- Seluruh file pada smartphone, tablet, laptop, pc, baik itu berupa daftar kontak, foto-foto, video, audio, dan lain sebagainya, dapat diakses oleh seseorang, sebuah organisasi, perusahaan, atau pemerintah, kapan saja mereka menginginkannya.
- Perangkat keras yang ada atau terhubung pada smartphone, tablet, laptop, pc, baik itu berupa kamera, microphone, dan lain sebagainya, dapat diakses oleh seseorang, atau sebuah organisasi, atau perusahaan, atau pemerintah, kapan saja mereka menginginkannya.
- dan skenario lainnya yang tak berhingga untuk dituliskan semua, misalnya yang tidak kalah penting yang tidak boleh saya lewatkan yaitu riwayat anda di media sosial.
Tidak mungkin?
Mungkin anda penggemar lagu Imagine nya John Lennon.
Saya menulis ini bukan untuk membuktikan skenario-skenario di atas. Saya berikan pekerjaan terhormat mencari bukti nya kepada Anda. Apa yang telah terjadi, apa yang telah berhasil diketahui dan dibocorkan kepada umum. Anda bisa mendapatkan informasinya dari internet, atau kalau anda memiliki sedikit logika, mungkin..., mungkin! Yang pasti saya tidak mau berurusan dengan badan intelijen, atau perusahaan-perusahaan big bro, atau small bro - small bro yang mengikuti jejak big bro nya.
Kalau anda menonton sebuah video prank di patahtube, eh hari berikutnya anda buka patahtube, kok bermunculan video-video jenis prank ditawarkan kepada anda. Kalau anda kebetulan nonton video dangdut, padahal anda tidak begitu suka. Besok nya video-video dangdut dari patahtube bertebaran ditawarkan kepada anda.
Misalkan anda mencari resep masakan menggunakan mesin pencari foofle. Dari hasil pencarian, anda membuka salah satu laman website, sebut saja nama websitenya kuali-panci. Maka saat anda mencari hal lain, yang hal lain tersebut kebetulan ada juga di kuali-panci, maka kuali-panci akan semakin nongol dan nongol dan seperti semakin lengket dengan anda.
Kadang anda kangen dengan Bang Bleki. Kok sekarang dia sudah jarang nongol di jejaring sosial nosebook. Kemudian anda sengaja mengunjungi profil Bang Bleki. Lho ini orang barusan update status, kok tidak nongol di newsfeed anda? Ya, karena newsfeed anda penuh isinya dengan orang-orang yang didiagnosa sebagai orang yang memiliki daya tarik lebih kepada anda.
Tiga cerita di atas mewakili dan cukup memberi gambaran bagaimana informasi diri anda diambil, diolah, untuk dipergunakan sebaik mungkin. Mungkin untuk targeted advertising, atau mungkin anda perlu dana segar? Ada yang akan menawarkan. Mungkin anak anda baru mau masuk sekolah? Anda seharusnya masuk asuransi demi masa depan anak anda! Para big bro itu akhirnya menentukan dan membentuk apa dan siapa Anda. Selamat!
Sekarang adalah tahun 2015. Perkembangan teknologi begitu lambat. Apakah saya harus sudah ubanan, gigi tinggal dua, atau meninggal baru hal itu terjadi. Hal dimana saya sebut istilahnya zero privasi. Ya, kalau menggunakan istilah matematika, teknologi berbanding terbalik dengan privasi. Kita seperti telanjang bulat dihadapan mereka! Kapan? Saya tidak tahu. Tetapi membaca trend sekarang dan memproyeksikannya ke masa depan, saat itu pasti akan datang.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga privasi kita? Atau bagaimana seharusnya kita bertindak menyikapi kenyataan ini?
Kalau menurut saya, ada empat skenario:
- Speed it up, percepat proses menuju zero privasi, karena kita tidak sabar ingin melihat bagaimana atau apa yang akan terjadi.
- Slow it down, menggunakan segala cara untuk melindungi privasi anda.
- Fake it all, as it says, mislead. Nama dan identitas diri palsu, interest palsu.
- Disconnected.
Anda punya ide lain?
Tambah komentar baru