AAAAA!!!!!! KECOA!!!!!

Tulisan ini pertama muncul di patahtumbuh yang lama pada tanggal 17 Oktober 2014.

Anak saya yang tidak bisa berbahasa Indonesiapun tahu ‘kecoa’, jadi saya anggap saja semua pembaca juga kenal kecoa. Katanya binatang yang satu ini telah bercokol di bumi jauh sebelum manusia berjalan di atasnya (kata ahli, fosil pertama berusia 280 juta tahun). Ramalan bahwa kecoa, yang dipercaya banyak orang sebagai binatang ‘paling intelijen’ akan tetap ada jauh sesudah manusia musnah, mungkin saja terjadi.

Siapa yang tidak benci kecoa? Bapak-bapak dongkol karena mereka melahap buku-buku koleksi dalam lemari, bertelur dan buang air besar sesukanya. Ibu-ibu sebel karena mereka mengkontaminasi makanan dan alat dapur. Tumpukan kain yang lama tidak dibongkar, tahu-tahu sudah jadi rumah mereka, tak pernah bayar sewa lagi. Belum lagi bau yang mereka timbulkan, membuat kita berpikir, apa kita perlu memanggil polisi kecoa, karena telah terjadi kasus pembunuhan dan kanibalisme. Pemecahan misteri mungkin bisa sulit-sulit gampang, mengingat banyaknya jejak yang ditemukan.

Jika diotopsi, akan ditemukan bahwa tubuh mereka banyak mengandung bakteri Salmonella dan E. coli, penyebab keracunan makanan dan diare. Itu sebabnya kita tidak boleh membunuh kecoa dengan menginjaknya hingga semua isi perut dan kepalanya muncrat keluar. (Rose : Itu cerita mengapa sadisme bisa menyebabkan munmen ya?)

Mereka ditakuti baik semasa hidupnya (juga oleh bapak-bapak, oh, maaf, ada yang protes, bukan takut, katanya, tapi jijik) maupun setelah jadi mayat. ’Debu kecoa’ yang merupakan gabungan dari serpihan-serpihan jasad dan kotoran mereka merupakan pencetus utama masalah pernafasan seperti asma dan alergi.

Tentu kita semua ingin memerangi kecoa karena alasan-alasan itu, kecuali jika anda jatuh cinta pada mereka, mungkin anda tidak merasa keberatan hidup serumah dengan mereka.

Mungkinkah jatuh cinta pada kecoa? Mengapa tidak? Kata orang, tak kenal maka tak sayang. So, sini saya perkenalkan anda pada mahluk spesial ini, mungkin setelah kenal, anda akan jadi fans. (Rose : Ssst, sebenarnya tujuan paling penting dari mengenal kecoa, sama seperti mengenal pasangan, adalah untuk mengetahui cara paling tepat untuk menghadapi mereka…)

Perkenalkan: KECOA

Dalam dunia ini, kata para pakar, ada lebih dari 4.000 jenis kecoa. Jangan tanya apakah saya kenal mereka semua, karena teman efbe saya saja hanya sekitar tiga ratusan, semuanya manusia, itupun saya tak kenal betul semua. Seperti juga dari antara ratusan suku di Indonesia, ada beberapa suku yang jumlahnya paling banyak dan tinggal tersebar di berbagai daerah Indonesia bahkan dunia seperti suku Jawa dan suku Batak; demikian juga kecoa Jerman dan kecoa Amerika adalah dua jenis kecoa yang paling sering ditemukan. (Rose : Lain kali kalau saya memaki anda kecoa Jerman, berbahagialah, karena dari sepasang kecoa Jerman mampu berkembang biak menjadi 300 ribu kecoa dalam setahun)

Kecoa Amerika
Kecoa Amerika

Sayap : Tidak semua jenis kecoa ada sayap. Ada juga yang punya sayap tapi tak bisa terbang. Batman punya sayap tapi tak bisa terbang, iya kan? Kecoa muda juga tak punya sayap. (Rose : mungkin mamanya belum jahitkan)

Mata : Mata kecoa sangat hebat, istilah pakar : compound eyes, artinya sebelah mata mereka memiliki lebih dari 2.000 lensa. Dua ribu, man! Sebelah mata gua cuman ada satu lensa doang… Itu sebabnya kecoa bisa melihat sekaligus ke hampir segala arah tanpa harus lirik-lirikan oo ooh… noleh-nolehan oo ooh. Hebat kan? Tapi seperti Superman yang tak berdaya terhadap kryptonite, kecoa juga tak berdaya melihat dalam sinar merah!

Kaki: Kecoa memiliki enam kaki. Bulu-bulu kakinya adalah alat perasa yang sangat sensitif. Kaki kecoa juga sangat kuat dan mampu berlari dengan cepat. Pada lomba lari seluruh serangga, kecoa adalah juaranya. Kecepatan lari mereka adalah 50 kali panjang tubuhnya perdetik. Bandingkan dengan mamalia tercepat di darat, cheetah, yang rekornya adalah 18 kali panjang tubuhnya perdetik. Artinya kecepatan lari kecoa tiga kali lebih hebat!

Antena: Ada sepasang antena yang hampir sepanjang tubuhnya sendiri dengan daya penciuman yang sangat tajam. Antena kecoa jantan sanggup mencium keberadaan kecoa betina yang sedang dalam musim kawin. Selain mencium, antenanya juga sensitif terhadap rasa makanan, sentuhan, temperatur dan kelembaban udara. Ini lebih penting dari mata, karena tidak seperti manusia yang mencari sesuatu lebih banyak dengan melihat, mereka mencari makanan, air dan pacar lebih dengan mencium dan merasa. (Rose : Bayangkan kalau anda bisa mencari pacar dengan mengendus-endus dan menjilat. Bayangkan saja, jangan lakukan kalau tak ingin digampar.)

Reproduksi : Begitu si cowo berhasil mengendus cewe yang lagi masa subur, dia keluarkan spermanya yang mampu membuat si cewe hamil antara 16 – 64 embrio kecoa.

Cerci adalah sepasang ‘bulu’ di bagian ekor kecoa yang sangat sensitif dalam menangkap getaran selemah apapun. (Rose : Dalam pertandingan kungfu, berpikirlah sejuta kali sebelum membokong kecoa, gak akan berhasil.)

Otak : Jelas kecoa tak pernah memaki sesama kecoa dengan kata-kata : “Gak mikir ya? Otakmu kamu taruh di pantat ya? ” Karena bukan hanya kepala kecoa yang ada otak, bagian panggulnya juga ada ganglion tunggal yang dihubungkan oleh serabut saraf raksasa (membawa impuls saraf dengan kecepatan 10 kali lebih besar dari saraf manusia) ke sepasang ganglion besar di kepalanya. Waktu yang dibutuhkan sejak cerci merasakan ada bahaya hingga si kecoa mengambil langkah seribu hanya 0,045 detik, lebih cepat dari kedipan mata anda!

Tulang : Seperti serangga lain, kecoa bertulang luar. Ini penting untuk melindungi otot mereka dan mempertahankan kelembaban serta suhu tubuhnya.

Selain itu, kecoa juga memiliki kelenjar ludah, lambung, usus, sejenis ginjal (disebut Malpighian tubules), rektum yang fungsinya sama dengan yang kita miliki.

Saya katakan pada anak saya, ‘Mulut kecoa hebat loh, bukan hanya bisa merasa (taste) tapi bisa juga mencium (smell).’ Anak saya langsung menjawab, ‘Itu karena mereka tak punya hidung!’ Ya, mereka tak punya hidung, tapi mereka punya spiracles, lubang-lubang kecil di sisi tubuhnya untuk bernafas.

Jantung kecoa bentuknya seperti corong dan bisa berhenti walau tidak mati. (Rose : Kalau saja Juliet punya jantung kecoa, dia tak perlu minum racun untuk pura-pura mati. Romeo juga takkan ikut mati karenanya.)

Satu hal lagi! Jangan coba-coba lomba menahan nafas dengan kecoa. Mereka bisa tahan tak bernafas hingga 40 menit!

Hukuman pancung? Tak membuat kecoa langsung mati. Tanpa kepala, mereka masih bisa hidup sampai sebulan. Kepalanya sendiri bisa ‘hidup’ beberapa jam setelah dipancung.

‘Bangsa Kecoa’

Mari kita lihat kehidupan masyarakat kecoa, mungkin saja banyak yang dapat kita pelajari dari mereka.

Penelitian oleh Dr. Mathieu Lihoreau dari National Centre of Scientific Research di Rennes, Perancis, menemukan bahwa kecoa adalah mahluk sosial.

Serangga eusocial seperti semut, rayap, beberapa jenis lebah, hidup dalam koloni dengan susunan kasta yang jelas. Dipimpin oleh ratu dengan kasta pekerja dan kasta tentara. Lihatlah sejarah manusia, pembagian kasta ada di mana-mana, Asia, Afrika bahkan Eropa! Kecoa? Mereka jauh lebih egaliter. Setiap kecoa punya hak yang sama, boleh kawin dan punya keturunan. Apa yang lebih penting dari itu?

(Indonesia, apakah semua warga negara sudah memiliki hak yang sama?)

Tubuh mereka mengeluarkan zat kimia (cuticular hydrocarbons) sebagai alat komunikasi sesama kecoa. Mereka tidak tamak dan mau menguasai sendiri makanan yang mereka temukan, tapi menginformasikan kepada kecoa lainnya di mana ada makanan enak. Begitu juga kalau ada yang menemukan lokasi yang baik untuk dijadikan tempat tinggal.

(Teman-teman, belajar dong dari kecoa, bagi-bagi rejeki…)

Mereka juga bisa mengenal keluarga jauh dan dekat dengan zat kimia ini untuk menghindari kawin dengan saudara sendiri. (Rose : Wah, wah, wah…. Saya jadi ingat, dalam bahasa Hokkian Medan ada istilah “kecoa chin” yang artinya “famili jauh”, jangan-jangan orang Hokkian dari dulu sudah tahu kalau kecoa itu mengenal famili jauhnya juga ya. Hahahaha.)

Yang paling hebat lagi adalah, untuk membuat keputusan bersama, kecoa akan mengadakan musyawarah mufakat, misalnya waktu mencari tempat tinggal baru, mereka akan musyawarah untuk mencapai keputusan bersama. Demikian juga waktu mencari sumber makanan. Keputusan bersama didapat dari mendengar pendapat setiap individu.

(Indonesia, kecoa aja tau demokrasi…)

Beberapa generasi kecoa hidup bersama di satu lokasi dengan struktur sosial dan aturan-aturannya. Mereka tergantung satu sama yang lain dan tidak bisa hidup dengan baik sendirian. Jauh lebih mirip dengan manusia daripada yang kita sangka bukan?

Rumah Bebas Kecoa

Apa juga yang kamu bilang, Rose, saya gak mau ada kecoa di rumah saya. Apa yang harus saya lakukan?

  1. Tutup semua akses ke makanan dan tempat sampah. Jangan ada makanan di meja, masukkan semua ke kulkas sebelum tidur.
  2. Cuci semua peralatan makan dan dapur sebelum tidur, lap kering semua meja, dapur dan sink (tempat cuci piring) karena kecoa sangat membutuhkan air supaya tidak dehidrasi.
  3. Bersihkan lantai dan segala sudut dari remah-remah makanan.
  4. Jangan biarkan ruangan anda terlalu lembab, ventilasi harus baik. Kecoa menyukai udara lembab.
  5. Lemari pakaian dan buku harus sering diperiksa dan dibersihkan.
  6. Sumbat semua lubang dan celah yang memungkinkan kecoa masuk ke rumah.

Penggunaan insektisida lebih efektif jika langkah-langkah sanitasi di atas dilaksanakan. Insektisida dapat ditemukan dalam bentuk semprot maupun umpan kecoa / perangkap. Sebaiknya menggunakan perangkap lebih dulu. Periksa apa ada kecoa terperangkap, kalau tidak ada, pindahkan letak perangkap, dengan demikian kita bisa tahu di mana kira-kira sarangnya, baru gunakan tepung atau semprot.

Gel Hydramethylnon atau Fipronil sekarang banyak dipakai dan cukup efektif. Saya biasa memakai merek Combat. Penggunaannya mudah, gel dijual dalam spuit. Kita tinggal ‘menyuntikkan’ gel ke berbagai tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak dan binatang peliharaan. Kecoa yang memakan gel ini akan membawa racun dalam tubuhnya selama 24 – 72 jam sebelum akhirnya mati. Sebelum mati, dia akan menularkan racun itu kepada teman-temannya yang memakan kotorannya dan setelah mati, mayatnya yang mengandung racun itu akan dimakan oleh kecoa lain sehingga ikut teracun juga. Karena itu biasanya saya tidak langsung membuang mayat semua kecoa, sengaja saya tinggalkan beberapa untuk jadi santapan teman-temannya.

Combat Roach

Bila anda orang yang punya motto “no poison in the house“, anda bisa memakai bay leaves(mengandung ceneole / eucalyptol) atau catnip (mengandung nepetalactone) yang terbukti berhasil mengusir kecoa dari rumah.

Catnip
catnip

Sumber:

Insect Expert
Scientific American

Untuk Yang Ingin Tahu Lebih Banyak

Siklus hidup kecoa: telur – nymph – – – dewasa.

Ada tiga cara kecoa reproduksi:

  1. Oviparous – Anak kecoa tumbuh dalam telur di luar tubuh induknya. Telur ini dibawa oleh si ibu dalam satu kantung (ootheca) yang melekat di perutnya. Beberapa jenis membawa terus telur ini hingga menetas dan merawat anak-anaknya, bahkan ada jenis kecoa yang mengenal ibunya. Jenis lain menyembunyikan kantung ini beberapa saat sebelum menetas. Mengapa beberapa saat sebelum menetas? Mengapa tidak dari awal? Karena untuk telur ini menetas menjadi anak kecoa, kantung ini harus selalu dalam keadaan lembab.
  2. Ovoviviparous – Anak kecoa tumbuh dalam telur yang kantungnya berada dalam tubuh  induk kecoa. Ada juga jenis yang tumbuh dalam telur tetapi tidak dalam kantung, melainkan langsung dalam rahim induknya.
  3. Viviparous –  Anak kecoa tumbuh dalam cairan di rahim ibu seperti binatang mamalia lain.

Ovoviviparous dan viviparous kecoa melahirkan bayi kecoa. Tergantung jenisnya, satu induk kecoa dan keturunannya mampu berlipat ganda mencapai jumlah 800 – 300 ribu dalam setahun.

Gambar telur dan nymph dapat dilihat dengan klik di sini.

Telur menetas menjadi nymph yang berwarna agak putih. Beberapa saat kemudian tulang luarnya mulai mengeras dan menjadi coklat. Nymph mengalami beberapa kali ganti kulit sebelum akhirnya jadi kecoa dewasa. Masa tumbuh ini berlangsung antara beberapa minggu hingga dua tahun tergantung jenis kecoa. Demikian juga umur kecoa, mulai dari beberapa bulan hingga lebih dari dua tahun.

Ilmuwan Eropa sedang mengembangkan sejenis robot yang disebut InsBot. Mereka berusaha menggunakan robot ini untuk mengontrol populasi kecoa dengan mengandalkan pengetahuan akan sifat kecoa. http://animals.howstuffworks.com/insects/cockroach2.htm

Tips tambahan dari pembaca patahtumbuh untuk membunuh kecoa (terimakasih kepada Pak Yokanan untuk salah satu tips.)

  1. Dengan mencekik kecoa, ah maaf, maksud saya, dengan gelembung udara. Salah satu caranya adalah dengan air sabun. Air sabun yang disemprotkan ke badan kecoa menutup spiracles (lubang untuk bernafas di sisi tubuh kecoa) sehingga kecoa kehabisan nafas. Untuk ini anda perlu mengejar kecoa itu dan cepret cepret… tembaki mereka dengan air sabun. Kalau menemukan sarang kecoanya, banjiri dengan air sabun. Tentu saja setelah itu anda harus mengepel…  Berterimakasihlah setelah rumah anda kinclong dan harum.
  2. Dengan asam borat. Asam borat yang termakan oleh kecoa akan masuk sistem pencernaan dan sistem saraf dan melumpuhkan kecoa tersebut. Kalaupun dia tak makan langsung, asam borat yang kita letakkan di sudut ruangan mungkin terpijak oleh kecoa yang sedang jalan-jalan malam menghirup udara segar dan ketika dia mau tidur, seperti ajaran ibunya, dia harus cuci kaki dulu, maka dia akan menjilat kakinya yang kotor. Kecoa lain yang memakan jasad kecoa yang terkontaminasi dengan asam borat akan teracun dan mati juga.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen