The Ming Tombs
Kami menyewa mobil dan supir dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00 untuk perjalanan ke Mutianyu, salah satu bagian Tembok Cina. Kunjungan di Mutianyu kami usahakan tidak terlalu lama agar ada kesempatan untuk mengunjungi The Ming Tombs (Pemakaman Ming), pemakaman para kaisar pada masa dinasti Ming (1368-1644).
Sebetulnya sebelum dibangunnya kompleks The Ming Tombs, pemakaman kaisar dinasti Ming yang pertama dan kedua berlokasi di dekat Nanjing, ibukota pada masa itu. Kemudian berdasarkan fengshui Kaisar Yongle --kaisar ketiga dinasti Ming-- memilih bagian selatan kaki Gunung Tianshou di Distrik Changping, Beijing, sebagai tempat pemakamannya. Kaisar-kaisar berikutnya juga dimakamkan di area yang sama dan akhirnya disebut The Thirteen Tombs of the Ming Dynasty (Ming Shisan Ling/Tigabelas Pemakaman Dinasti Ming). The Ming Tombs masuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site pada bulan Agustus 2003.
Pemakaman Ming terletak 50 km dari pusat kota Beijing, di lembah indah seluas delapan ribu hektar yang dikelilingi pegunungan. Untuk masuk ke area pemakaman itu, kita harus melalui gerbang utama yang disebut Great Red Gate yang merupakan awal dari Sacred Way (Shendao/Jalan Suci) sepanjang tujuh kilometer.
Kompleks makam pertama di Pemakaman Ming (makam Kaisar Yongle) dibuat pada tahun 1409. Hingga tahun 1644, di sana ada 13 kompleks makam kaisar, tujuh makam selir dan satu makam sida-sida (kasim).
Dari ketigabelas makam kaisar dinasti Ming itu, hanya tiga yang terbuka untuk umum. Salah satunya adalah Pemakaman Dingling (Tomb of Stability) yang merupakan makam Kaisar Wanli (Zhu Yijun). Ia berlokasi di kaki Gunung Dayu di atas tanah seluas 18 hektar dan disebut juga sebagai The Underground Palace (Istana Bawah Tanah).
Istana Bawah Tanah terdiri dari lima ruangan: ruang depan, tengah, belakang, sisi kiri, dan sisi kanan. Ruang belakang adalah ruang utama tempat peti jenazah kaisar dan kedua permaisurinya diletakkan. Semua benda milik Kaisar Wanli dan permaisurinya dimasukkan ke dalam 26 kotak besar terbuat dari kayu Nanmu.
Awal tahun 1956, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Guo Moruo dan Wu Han mengusulkan penggalian Pemakaman Changling (Makam Kaisar Yongle), pemakaman Ming yang terbesar dan tertua. Banyak arkelolog yang menentang usul ini walau disetujui oleh Perdana Menteri Zhou Enlai. Sebelum menggali Changling, penggalian Pemakaman Dingling disetujui sebagai percobaan. Tapi sejarah Pemakaman Dingling ini sangat menyedihkan.
Lebih dari tiga ribu item peninggalan sejarah ditemukan pada saat penggalian Pemakaman Dingling yang dimulai pada bulan Mei 1956. Dalam penggalian itu ditemukan makam yang masih utuh, ribuan item yang terbuat dari sutera, berbagai jenis kain, kayu, dan porselen. Kerangka Kaisar Wanli dan kedua permaisurinya juga ditemukan utuh. Sayangnya, tidak ada kesanggupan untuk merawat semua temuan itu. Akibatnya banyak artefak yang hancur. Selain itu keadaan politik masa itu mengharuskan penggalian yang dilakukan tergesa-gesa dan tanpa persiapan matang ini dihentikan pada tahun 1957. Dokumentasi hasil penggalian juga sangat kurang. Items yang ada di dalam museum yang didirikan tahun 1959 kebanyakan adalah replika. Pada saat Revolusi Kebudayaan tahun 1966, pasukan Red Guards (yang kebanyakan terdiri dari mahasiswa pemuja Mao Zedong) menyerang museum Dingling, membakar kerangka Kaisar Wanli dan permaisurinya beserta banyak artefak lain.
Pada tahun 1979, setelah kematian Mao Zedong, para arkeolog yang masih hidup melanjutkan kembali laporan penggalian pemakaman Dingling. Pelajaran yang berharga ini membuat pemerintah Cina membuat peraturan baru, melarang penggalian daerah bersejarah kecuali untuk tujuan penyelamatan.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu dan makin menghargai peninggalan sejarah bangsa kita.
Sorenya kami menikmati matahari tenggelam di The Back Lake - Houhai.
Tambah komentar baru