Akhir minggu sudah berlalu, namun anda masih merasa sangat letih, fisik dan psikis, tidak bersemangat memulai hari dan minggu yang baru. Rasanya seperti tidak ada energi untuk berpikir tenang dan menyusun strategi mengurai masalah yang harus diselesaikan dalam minggu ini. Anda merasa tidak bahagia, punya beban berat.
Ada saat-saat tertentu kita merasa bosan, pekerjaan bertumpuk, merasa tidak dihargai di tempat kerja atau di rumah dan untuk bangun dari tempat tidurpun rasanya berat sekali. Jika anda pernah mengalami hal seperti ini artinya anda burnout.
Apa itu Burnout?
Dalam psikologi, burnout diterangkan sebagai kondisi mental dan fisik yang lelah, disebabkan oleh stres yang bertubi-tubi dan sudah kronis. Kondisi ini terjadi ketika anda merasa tidak lagi mampu memenuhi target pekerjaan, kehilangan motivasi dan semangat kerja.
Burnout akan menguras energi dan menurunkan produktivitas, membuat anda merasa kehilangan harapan dan tidak berdaya dan bisa jadi lebih parah, merasa tidak berguna lagi. Ini adalah proses yang terjadi perlahan dan berakumulasi, jadi bukan terjadi dalam satu malam atau tiba-tiba. Perhatikanlah tanda-tanda awal yang mulai muncul dan apabila diabaikan, akan mengarah pada burnout seperti:
– Setiap hari bad mood, emosi cepat tersulut
– Malas mengurus rumah atau diri sendiri
– Letih sepanjang waktu
– Semua yang dikerjakan merasa tidak dihargai.
– Bosan dengan pekerjaan rutin yang harus diselesaikan.
– Daya tahan tubuh menurun. Mulai sering sakit kepala,badan pegal-pegal, perut bermasalah, dan keluhan fisik lainnya.
– Pola makan berubah, kehilangan nafsu makan
– Merasa kesepian, diacuhkan
– Menarik diri dari pergaulan.
Burnout tidak sama dengan stres biasa karena burnout adalah hasil dari stres berkepanjangan yang tidak dituntaskan, terus menumpuk. Orang yang stres masih bisa berpikir dan menguasai dirinya. Masih bisa mengatur strategi bagaimana menangani kondisi yang penuh tekanan agar dirinya kembali ‘normal’. Burnout membuat orang merasa seperti melayang, hilang harapan untuk mengubah situasi menjadi lebih baik dan merasa ‘kering’, kosong atau tenggelam dalam sumur yang dalam.

Penyebab Burnout
Pada umumnya burnout berawal dari pekerjaan. Ketika pekerjaan menumpuk dan hasil kerja kurang dihargai, akan muncul bibit burnout. Kondisi seperti karyawan yang tidak pernah cuti, atau bertahun-tahun tidak ada penyesuaian gaji, ibu rumah tangga yang setiap hari sibuk dengan urusan mengatur menu, mengurus rumah dan tiga anak dan ditambah lagi dengan mengurus orang tua yang sedang sakit.
Gaya hidup dan karakter individu juga dapat mempengaruhi seseorang mengalami burnout. Orang yang berkarakter perfeksionis, tidak sabar dan ingin segera menuntaskan semua pekerjaan sesuai jadwal yang ditetapkan sendiri, membuat diri seakan-akan terus dikejar waktu. 24 jam sehari dirasa tidak cukup, tidak ada yang membantu karena tidak mendelegasikan tugas, tidak ada waktu istirahat.

Tips Menghindari Burnout
Jika mampu mendeteksi tanda-tanda awal burnout pada diri sendiri atau orang dekat anda, segeralah ambil tindakan penanganan karena burnout akan memburuk jika dibiarkan begitu saja. Segera ambil langkah untuk menyeimbangkan ritme keseharian anda, antara kerja – istirahat – kehidupan sosial.
1. Memulai hari dengan ritual yang menenangkan.
Bangun lebih awal 15 menit dari jadwal biasa agar tidak terburu-buru dan membuat anda harus segera melompat dari tempat tidur. Gunakan waktu 15 menit itu untuk berdoa, menulis jurnal, stretching, membaca renungan pagi atau meditasi sejenak
2. Biasakan hidup sehat, olah raga rutin dan punya jam tidur teratur agar pola biologis tubuh terbentuk dan energi diperbaharui setiap harinya.
3. Tetapkan limit untuk mengerjakan sesuatu dan melatih diri mengatakan tidak jika memang sudah merasa overload.
4. Lepaskan diri sejenak dari kungkungan teknologi. Matikan gadget, laptop, atau hentikan kegiatan cek update di sosial media untuk beberapa waktu setiap harinya agar anda dapat fokus pada apa yang sedang dikerjakan.
5. Kelola stres dengan baik. Kenali apa yang menjadi pemicu stres. Perlambat laju kegiatan, curhat pada orang yang anda percayai, temui teman-teman dan bersantai sejenak atau atur kembali alur prioritas.
Semua tergantung pada bagaimana kita mengatur keseimbangan antara tumpukan pekerjaan dengan me-time, waktu beristirahat atau pengalihan dari semua hal yang membuat diri menjadi ‘butek’.
Leave a Reply