Ada orang yang setiap menonton adegan sedih, pasti menangis. Adegan yang bagi sebagian besar orang tidak sangat menyedihkan juga bisa membuat dia menitikkan air mata. Mata orang seperti ini sering kita lihat berkaca-kaca juga kala menonton adegan bahagia. Mama saya dulu begitu, sehingga dia sering diolok-olok Papa. Atau mungkin anda juga seperti itu?
Apakah anda pernah melihat seseorang yang tidak anda kenal di jalan dan merasa iba pada orang itu diikuti persaaan sedih yang dalam, padahal anda tak pernah berbicara dengan dia? Orang yang sangat sensitif seperti ini disebut Empath.
Empath bukan berarti cengeng, juga bukan gejala kelainan jiwa. Empath adalah orang-orang yang dapat merasakan emosi orang lain sebagai emosinya sendiri. Mereka murah hati, pendengar yang baik, dan selalu siap membantu siapa saja yang memerlukan pertolongan. Mereka mencintai dengan dalam dan sangat menghargai keindahan, seni, dan musik. Mereka menyukai ketenangan dan kedamaian.
Karena Empath sangat sensitif, mereka juga mudah terpengaruh oleh emosi negatif. Orang yang stres atau sedang marah membuat mereka ikut stres dan sangat terganggu. Akibatnya mereka mudah depresi. Empath sering merasakan emosi yang datang tiba-tiba tanpa sebab yang membuat mereka merasa mual, vertigo, sesak dada, ataupun perasaan tidak enak di perut. Padahal kenyataannya mereka tidak sedang marah atau gelisah. Mereka sering merasa mual ketika berada di mal yang ramai dan dikelilingi oleh orang-orang dengan berbagai emosi. Ada yang tiba-tiba merasa ingin marah tanpa sebab, akhirnya tahu bahwa ternyata suaminya/isterinya di lantai bawah sedang kesal karena komputernya hang terus padahal besok sudah harus presentasi.
Dulu Empath dianggap hanya ada dalam cerita fiksi, tetapi sekarang makin banyak orang mengerti tentang realitas dari Empath. Psikolog Elaine Aron, PhD dari Stony Brook University, New York melakukan penelitian tentang ini. Dia menemukan peningkatan aliran darah di bagian otak yang mengatur kesadaran dan emosi --terutama yang berhubungan dengan empati pada Empath-- yang lebih besar dibandingkan dengan pada orang yang tidak sensitif. Proses yang terjadi dalam sistem saraf ini melibatkan mirror neuron -- suatu mekanisme neurofisiologi yang terjadi saat kita mengerti tindakan orang lain dan berusaha menirunya.
Secara psikis, ada proses emotional contagion dalam diri setiap manusia sejak masih bayi. Bayi akan meniru ekspresi wajah orang yang dia lihat. Ibu yang gembira dan tersenyum akan membuat bayi yang memperhatikannya tersenyum dan gembira juga. Orang dewasa juga sering meniru tingkah orang lain tanpa sadar. Peniruan tanpa sadar ini adalah mekanisme psikis manusia untuk meningkatkan jalinan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Ada orang yang memiliki indera penciuman/pendengaran yang lebih tajam. Bagi Empath yang super sensitif, hampir semua inderanya lebih tajam, termasuk saraf penerima emosi mereka (mirror neuron dan proses emotional contagion).
Mengenali Empath
Bila anda memiliki enam atau lebih dari karakteristik berikut ini, besar kemungkinan anda adalah seorang Empath.
1. Sangat sensitif, mudah sedih/sakit hati. Gampang menangis, kadang-kadang tanpa alasan.
2. Tidak tahan berada dekat orang yang sedang marah atau bertengkar. Tidak menyukai keramaian, hiruk pikuk, dan kesibukan.
3. Sering menjadi teman curhat, dan ini mengakibatkan perasaan super lelah.
4. Tidak suka membaca/menonton berita tragis.
5. Sangat peduli dengan masalah dunia dan merasa itu adalah beban pribadi.
6. Menyukai kehidupan yang teratur.
7. Memiliki intuisi yang tajam. Mudah mengenali orang yang sedang berdusta dan benci kepada orang yang egois.
8. Ambang rasa sakit sangat rendah -- tidak tahan sakit.
9. Sering menderita sakit perut atau manifestasi lain akibat stres.
10. Memiliki penciuman/pendengaran yang super sensitif.
11. Sangat kreatif, pencinta seni.
12. Takut berpacaran karena takut sakit hati, atau tidak dimengerti.
Karakteristik yang membedakan Empath dengan orang lain yang sensitif adalah mereka merasakan emosi/perasaan orang lain nyata sebagai emosi/perasaannya sendiri. Empath yang masih muda dan belum mengerti ini sering tidak mampu membedakan asal emosi itu dari dirinya sendiri atau dari orang lain. Mereka sering merasa frustrasi dan dianggap anak yang aneh, cengeng, atau terlalu sensitif. Seorang Empath muda mungkin tidak tahan mendengar bayinya yang menangis terus menerus dan menolak "menjaga"nya. Bila dia tidak mengerti mengapa hal itu terjadi, dia akan menemukan kesulitan berhubungan dengan anaknya dan membuat orang lain mempertanyakan kebijaksanaannya, menganggap dia ibu yang tidak bertanggungjawab.
Untuk memperoleh ketenangan dan keseimbangan emosi, seorang Empath bisa menempuh langkah-langkah berikut:
1. Selalu sediakan me-time (waktu untuk diri sendiri) beberapa menit dalam sehari.
2. Lakukan olahraga yang menenangkan seperti yoga atau jogging.
3. Belajar untuk mengatakan “tidak” bila dimintai bantuan, terutama untuk hal yang sebetulnya dapat dilaksanakan tanpa bantuan anda.
4. Hindari ketergantungan pada orang lain, misalnya nebeng kendaraan teman untuk datang ke suatu acara. Dengan demikian jika anda merasa lelah, anda bisa pulang sendiri.
5. Dalam ruangan yang ramai, pilih tempat di pojok agar tidak terlalu “overwhelmed”, kewalahan dengan limpahan energi dari orang-orang di dekat anda; atau dekat jendela untuk menghindari bau parfum yang bagi anda terlalu menyengat.
6. Bila anda orang yang punya kebiasaan makan cemilan waktu stres, jangan sediakan cemilan dalam rumah.
7. Bookmark video yoga atau lagu-lagu yang menenangkan dari Youtube sehingga anda bisa langsung menemukannya saat diperlukan.
Seorang yang mengerti “status empath” yang dimilikinya, menerimanya dan berusaha mencapai keseimbangan emosi, dapat menjadikan sifat super sensitifnya itu untuk hal positif. Mereka mampu mengerti lebih dalam apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga lebih mengerti bagaimana menghibur orang yang sedang terluka tetapi tidak mampu mengungkapkannya. Mereka akan menjadi perawat, guru, orangtua, atau dokter yang baik. Masih banyak yang harus dipelajari dan dimengerti tentang Empath. Semoga dalam waktu yang tidak lama lagi dengan kemajuan teknologi kedokteran, para ahli akan menemukan makin banyak bukti melalui penelitian terhadap otak manusia yang makin canggih.
Add new comment