Seorang teman (orang Amerika) yang tinggal di Perancis (si A) memasang foto anaknya di Facebook. Anak berusia 10 tahun itu memegang cotton candy (kembang gula harum) berukuran raksasa (saya juga baru tahu bahasa Indonesia dari cotton candy adalah kembang gula harum). Teman Amerika lainnya (si B) bilang bahwa bahasa Perancis dari cotton candy sangat menarik: barbe à papa (artinya jenggot papa). C yang tinggal di Jerman mengatakan bahasa Jerman cotton candy adalah Zuckerwatte. Sama artinya dengan cotton candy (permen kapas). Bahasa Mandarinnya adalah mian hua tang, yang artinya juga gula kapas. A mengatakan menariknya nama barbe à papa karena ada “a great childish ring” di dalamnya. Maksudnya, nama “barbe à papa” memberi “rasa” kekanakan yang tentu saja sangat cocok karena makanan itu memang makanan yang disukai anak-anak.
——————
Pagi ini dalam perjalanan mengantar anak saya ke sekolah, saya melihat tulisan 有請, 來坐! di kaca jendela belakang satu bus. 有 = ada; 請 = silakan. 來 = mari, 坐 = duduk. Sampai di rumah saya buka kamus. 有請 diartikan: to request the pleasure of seeing somebody, to ask somebody in, to ask somebody to do something. Menarik sekali ya…
————————-
Saya kemudian membuka media sosial, membaca pesan-pesan teman. Seorang teman menulis “kapucino” untuk “cappuccino”, tidak salah sih kalau dia sedang berbahasa Malaysia atau Slovakia. Tapi karena membaca itu saya jadi teringat pada seorang pendeta Katolik yang dulu pernah jadi supervisor di sekolah tempat saya menuntut ilmu. Pendeta yang pengabdiannya kepada Tuhan dan pelayanannya kepada sesama manusia sangat luar biasa.
Di belakang nama pendeta itu ada tambahan “Ofm. Cap.” Katolik itu bisa diibaratkan “organisasi” terbesar di dunia. Kepemimpinan mereka dari atas (Paus sebagai pemimpin tertinggi di Vatikan) hingga ke bawah (pendeta di gereja kecil di daerah terpencil) sangat teratur bagaikan klasifikasi mahluk hidup. Masih ingat pelajaran SMA? Saya segarkan kembali ya. Klasifikasi mahluk hidup dimulai dari Kingdom (Kerajaan), Division (Divisi), Class (Kelas), Order (Bangsa), Family (Suku), Genus (Marga), dan Species (Jenis). Singkatan Ofm. Cap. di belakang nama seorang pendeta berarti dia bagian dari Order of Friars Minor, Capuchin yang didirikan di Italia pada abad XVI.
Pendeta Capuchin terkenal dengan kesederhanaan mereka dan misi mereka bagi kaum papa. Idiom “makan ala cappuccino” artinya makan dengan sangat sederhana; “travel ala capuccino” artinya melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Mereka juga terkenal karena jubah coklat sederhana yang mereka pakai dengan kerudung lancip di bagian belakang. Dalam bahasa Italia, kerudung lancip ini disebut “cappuccio”. Itulah awal mereka disebut Order Capuchin.
Ketika orang Italia mencampur espresso (kopi hitam) dengan susu yang berbusa, mereka melihat warna kopi susu ini mirip jubah pendeta Capuchin, karena itu orang Italia menyebut minuman ini “cappuccino”.
Foto ini diambil tiga tahun yang lalu sewaktu saya mengunjungi VFS Ofm.Cap. di Jerman. Kiranya Tuhan yang Maha Esa memberi kesehatan kepada beliau di usianya yang hampir 90 tahun ini.
Saya membagikan apa yang ada di pikiran saya saat ini sambil minum secangkir cappuccino. Bagi teman yang tidak keberatan dan tetap mau minum cappuccino walau namanya berasal dari nama order pendeta Katolik… 有請, 來坐!
Catatan: Tulisan ini pertama muncul sebagai status di akun Facebook penulis pada tanggal 22 Januari 2018.
Tambah komentar baru