Hari Ketiga Tour Hokkaido

Tulisan ini pertama muncul di blog patahtumbuh yang lama pada tanggal 30 Agustus 2013.

Nama keluarga (marga) orang Cina ada ribuan, tapi yang sering ditemukan ada sekitar 460. Marga orang Jepang lebih banyak lagi, lebih dari 100 ribu, yang sering ditemukan sekitar 40 ribu. Yang paling banyak adalah Sato, kedua adalah Suzuki dan duduk di peringkat ketiga adalah Takahashi. Ini erat hubungannya dengan sejarah Jepang di mana sebelumnya hanya para samurai dan bangsawan yang boleh memiliki nama keluarga. Namun pada tahun 1875, pemerintah menetapkan undang-undang baru, bahwa semua orang harus mendaftarkan nama keluarga. Akibatnya, rakyat yang sebelumnya tidak memiliki marga sibuk mencari nama baru dengan bantuan pendeta desa. Mengapa pendeta? Shinto adalah agama yang telah ada sejak awal budaya Jepang, sementara ajaran Buddha masuk Jepang pada abad ke enam. Tetapi zaman sekarang, kedua ajaran ini bisa dikatakan tercampur aduk. Jepang memberi kebebasan memilih agama pada rakyatnya. Dan tidak ada perselisihan soal agama di negara mereka.

Pelajaran: Kapan Indonesia bisa punya prinsip ‘agree to disagree’ soal agama? Agama gua, agama gua; agama lu, agama lu. Gak saling mencerca, gak saling menyakiti, gak saling membunuh.

Otaru

Pagi hari ketiga adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh wanita peserta tour, shopping time! Alexander & Sun, tempat shopping bebas pajak menyediakan aneka barang buatan Jepang termodern. Setelah isi dompet berpindah tangan (bagi yang pakai kartu kredit, berpindah-pindah tangan…), kami menuju Otaru, kota pelabuhan kecil setengah jam perjalanan dari Sapporo (ibukota Hokkaido). Kami diturunkan di Sakaimachi Street dan diberi kebebasan untuk menikmati pemandangan, berbelanja ataupun makan minum di sepanjang jalan tersebut. Kami mulai dari berpose di depan wind-bell tree yang hanya ada di musim panas. Otaru adalah kota gelas, Kitaichi Glass adalah studio dan toko peralatan gelas yang paling besar di Otaru. Di musim panas, wind-bell dipasang di depan hampir semua toko.

Hokkaido
Kitaichi Glass
Hokkaido
Wind bells yang terbuat dari gelas bergelantungan di pohon wind bell ini.

Pelajaran: Aku mikiirrr, kok bersih amat sih ini negara. Kenapa tanah airku gak bisa seperti ini. Di manalah ya bapak ibu…. kesalahan itu. Bukannya di sana tak ada hutan dan tanah. Bukannya di sana tak pernah hujan yang buat becek. Bukannya Indonesia tak ada sabun mandi….hahaha…ngelantur.

Sakaimachi Street

Di sepanjang Sakaimachi Street ada banyak hal yang menarik, yang pertama kami masuki adalah Museum kotak musik (Music Box Museum). Lucunya museum ini terdiri dari banyak bangunan yang tersebar sepanjang jalan Sakaimachi. Berbagai ragam kotak musik dapat ditemukan dalam museum yang selain dipamerkan juga banyak yang untuk dijual . Di depan salah satu bangunan museum yang paling bagus (Otaru Orgel Emporium) ada sebuah jam uap (steam clock) yang dihadiahkan oleh kota Vancouver.  Jam ini adalah jam uap terbesar dan merupakan jam uap kedua di dunia. Diletakkan di sana tanggal 25 Juni 1994. Tingginya 5,5 meter dan beratnya 1,5 ton. Jam uap pertama ada di Gastown, Vancouver,  Canada.

Hokkaido
Berfungsi sepenuhnya dengan tenaga uap, jam ini mengeluarkan uap dan berbunyi setiap 15 menit dan berbunyi keras setiap jam.
Hokkaido
Di dalam bangunan ini ada ribuan kotak musik!
HokkaidoHokkaido
Hokkaido
sushi? music box!

Bosan lihat kotak musik? Ya udah, kita keluar aja dari sini… pengen beli tapi gimana ya? Sudah memutuskan untuk hidup minimalis…hahaha. Boong lu Rose- ngaku aja kalau gak punya duit. bukan ah… gak mau waste money aja, itukan kebutuhan quinary, eh, bukan, kebutuhan octonary kali…:p

Hokkaido
Nyeberang, lihat kiri…. hihihi, ada toko yang papan namanya duit nih…
Hokkaido
kantor pos yang cantik…

Cake, puff dan es krim menjadi incaran di sini. Semuanya enak. Kue yang terkenal adalah log cake (baumkuchen) karena mirip batang kayu yang dibelah horizontal. Cheese cake yang terkenal dapat dibeli di LeTao. Cheese Cake dari Silver Bell cafe juga terkenal, tapi cakenya beda dengan yang di LeTao. Cheese Cake dari Silver Bell adalah camembert cheese cake. (Kalau tanya saya, wah, semua enakkkkk, cheese cake paling enak yang pernah saya makan. Enaknya apa? Selain rasanya yang memang betul-betul enak, banyak tempat yang menyediakan potongan sample untuk dicoba, jadi sepanjang jalan, cuci mata dan makan kue gratis…hahaha)

Hokkaido
Seperti bangunan lainnya, cafenya juga bagus dan apik.
Hokkaido
Di Jepang, tentu harus mengunjungi toko Hello Kitty.…

Kalau di Jepang ada Hello Kitty, di Indonesia ada apa ya yang terkenal ke seluruh dunia? Petruk Gareng atau Pandawa Lima dan Gatotkoco? Atau Nyi Roro Kidul…. Atau Unyil… Gimana kalau dibuat jadi mendunia? Dibuat komiknya yang berbahasa Inggris, dibuat tshirtnya, sepatu, scarf, dibuat tasnya…. bangun! bangun! mimpi lu ya Rose…

Selanjutnya kami masuk ke Museum Seni Venesia (Museum of Venetian Art). Di dalamnya ada perangkat seni gelas, pakaian dan peralatan dari Venesia. Yang pertama menarik perhatian adalah gondola ukuran asli yang terletak di tengah ruangan.

HokkaidoHokkaido

Di dalam ada beberapa bagian yang tidak boleh diambil fotonya tapi karena semangatnya aku motret, gak tau kalau sudah motret yang dilarang itu. Si penjaga cepat-cepat menyilangkan kedua lengan di depan dadanya tanda ‘no’… aku jadi malu langsung minta maaf. Yang kuambil adalah foto topeng-topeng… itu loh, kayak yang di film ‘The Phantom of the Opera’. Pengen lihat gak? hahaha… tapi gak ah, gak etis kalau kupajang di sini.

Otaru Canal (Otaru Unga)

Kanal Otaru terletak di tengah kota Otaru dan dulunya merupakan daerah yang sangat ramai. Barang-barang dipindahkan dari kapal besar ke gudang di pinggir kanal dengan memakai kapal yang lebih kecil. Sekarang hanya menjadi daerah turis saja. Gudang-gudang berubah fungsi menjadi museum, toko dan restoran.

Hokkaido

Pelukis memamerkan karya mereka sepanjang kanal dan di waktu malam, lampu gas tradisional dinyalakan yang  memberikan suasana romantis. Di musim dingin Snow Light Path Festival diadakan di sini.

Hokkaido
Lukisan Kanal

Fukidashi Park

Sejak 1985, sumber air di Taman Fukidashi masuk dalam daftar ‘100 Sumber Air terbaik Jepang’. Taman ini terletak di kaki gunung Yotei. Hujan dan salju yang turun di atas gunung Yotei diserap ke dalam tanah dan setelah berpuluh tahun menyembur keluar di kaki gunung. Setiap hari air yang disemburkan bisa mencapai 80 ribu ton.  Airnya sejuk, kaya akan mineral dan bisa diminum langsung. Banyak orang datang dengan kontainer untuk diisi air dan dibawa pulang.

Hokkaido

Setelah puas minum air yang menyegarkan dan menikmati taman yang indah, kami melanjutkan perjalanan ke Hotel Mahoroba di area Noboribetsu.

Hell Valley (Jigokudani)

Noboribetsu Onsen adalah onsen paling terkenal di Hokkaido. Sebagian besar mata air panasnya muncul di Lembah Neraka (Hell Valley). Noboribetsu terletak dalam Taman Nasional Shikotsu-Toya.

Karena bau sulfur yang keras ditambah udara yang selalu berasap, pada malam hari menyerupai suasana neraka, maka disebut Lembah Neraka.

Hokkaido
Jalan menuju hotel
Hokkaido
Hotel Mahoroba
Hokkaido
Di sini semua bertema setan dan neraka. Dalam hotel ditemukan hiasan-hiasan seperti ini

Setelah makan malam dan istirahat sejenak, kami berjalan kaki menuju ke lembah Neraka. Sepanjang jalan, seperti dalam hotel, toko-toko dihias dengan tema setan dan neraka. Suvenir dalam toko juga semua bertemakan setan.

Hokkaido

Sebelum melihat pertunjukan di lembah neraka, kami melihat patung dewa neraka (The King of Hell = Yama) berubah wajah. Perubahan ini terjadi sesuai jadwal dan diumumkan ke seluruh daerah sekitar. Orang beramai-ramai keluar dari hotel dengan berpakaian biasa atau hanya memakai yukata hotel saja.

HokkaidoHokkaidoHokkaidoHokkaido

Pelajaran: Ternyata bukan yang bagus dan indah saja yang bisa menarik turis, yang jelek dan ngeri seperti ini juga bisa menarik jutaan turis, heran. Indonesia boleh nih, mempromosikan seni guna-guna dan susuknya sebagai atraksi turisme.

Oni Hanabi (Fireworks of Demon)

Tadinya kami sudah khawatir pertunjukkan kembang api yang diadakan setiap Kamis dan Jumat malam selama musim panas dibatalkan karena hujan. Untunglah, menjelang malam, hujan berhenti dan orang berbondong-bondong berjalan kaki menuju lembah neraka dari berbagai penginapan di sekitarnya.

Hokkaido
Hell Valley 160 m

Penonton berdesak-desakan walau kadang hujan masih turun rintik-rintik. Yang paling dekat panggung duduk di tanah, yang lebih jauh dari panggung berdiri. Pertunjukan dimulai dengan para pemain yang berpakaian sebagai pengawal sumber air panas memasuki arena dari puncak tangga. Mereka menari di atas panggung dan diakhiri dengan menembakkan kembang api sebagai simbol mengusir setan.

HokkaidoHokkaidoHokkaido

Berhubung malam hari dan pengunjung berjubel, kami tidak dapat melihat dengan jelas pemandangan lembah neraka itu. Besoknya, sebelum ke tempat wisata berikutnya, kami akan singgah lagi di lembah yang terkenal ini.

Hari kedua

Hari keempat

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Tidak ada yang bisa memastikan kapan dan siapa penemu teknologi kacamata. Peneliti menemukan...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini pertama muncul di akun Facebook Penulis pada tanggal 10 Mei 2019....

Masmimar Mangiang

Pernah dengar peribahasa “You can't teach an old dog new tricks.” (Anda tidak bisa...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini pertama muncul sebagai Note di akun Facebook Penulis. 

Masmimar Mangiang
Kualitas hidup adalah kualitas yang dirasakan dalam kehidupan seorang individu atau kelompok...
Rose Chen
Taiwan Timur Laut terkenal dengan bebatuan alam yang indah sepanjang pesisir pantai.
Rose Chen

Pernahkah anda mendengar kata "kiasu" dan "kiasi" dalam percakapan atau...

Lilian Gunawan

Sampah organik adalah sampah yang bisa terurai (mengalami pembusukan) yang berasal dari hewan...

Rose Chen