Mekanik Otak

Pernah dengar peribahasa “You can't teach an old dog new tricks.” (Anda tidak bisa mengajar anjing tua trik baru)? Artinya adalah: sulit untuk membuat seseorang melakukan suatu hal dengan cara baru karena mereka sudah terbiasa melakukannya dengan cara yang sama untuk waktu yang lama. 


Lebih dari seabad yang lalu (sekitar akhir abad XIX), Ivan Pavlov, ahli fisiologi Rusia melakukan penelitian tentang segala hal yang berhubungan dengan proses pencernaan. Untuk memeriksa air liur, dia memasukkan selang kecil ke dalam pipi anjing dan menampung air liur yang keluar setiap mereka diberi makan. Anjing akan berliur dengan sendirinya begitu melihat makanan. Hal ini “terpateri” dalam otak anjing, tidak perlu dipelajari. 
Tetapi dalam melakukan penelitian tersebut, Ivan menyadari bahwa anjing-anjing itu sudah mulai berliur (ngiler) saat mendengar langkah kaki petugas yang biasa memberi mereka makan walau makanan belum kelihatan. Awal abad XX, Ivan mulai mencoba membuat anjing-anjing itu berliur karena hal yang tidak ada hubungannya dengan makanan. Beliau menggunakan metronom (alat yang bisa dibuat berdetak teratur, biasanya dipakai pemusik untuk menghitung ketukan). Melihat metronom itu sendiri tidak akan membuat anjing berliur. Dalam percobaannya, Ivan membunyikan metronom sesaat sebelum memberi makan anjing-anjingnya. Setelah beberapa kali, begitu metronom dibunyikan, anjing-anjing itu akan berliur walau belum dibawakan makanan. 

Penelitian Ivan Pavlov ini mempunyai nilai sangat penting bagi manusia karena ia menjadi dasar dari penelitian-penelitian berikutnya oleh berbagai ilmuwan. Dari hasil penelitian mereka, kita tahu bahwa otak manusia mampu beradaptasi, belajar, dan pulih dari cedera. Kemampuan ini disebut neuroplastisitas. Plastisitas berasal dari bahasa Yunani “plastos” yang artinya “bisa dibentuk”. Neuroplastisitas artinya otak yang bisa “dibentuk (dirakit)”. 

Neuroplastisitas mencakup baik fisik maupun psikis. Setiap saat dalam otak kita terjadi koneksi antarsaraf yang mengatur kerja alat vital dalam tubuh serta bagaimana kita berpikir, bereaksi, merasa, dan bertindak. Jika kita bayangkan koneksi saraf itu seperti jalan setapak di tengah hutan, maka jalan paling besar adalah jalan yang paling banyak dilalui orang. Padahal untuk ke satu tempat tertentu, mungkin itu bukan jalan yang terdekat; tetapi karena sudah terbiasa, orang akan memilih melalui jalan itu. Bila ada seseorang yang membuka jalan baru, dan kemudian banyak yang mengikuti jalan kecil yang dilaluinya; maka lama kelamaan, jalan ini akan makin besar dan makin mudah dilalui. Mungkin semua orang akan memakai jalan ini dan meninggalkan jalan lama. Jalan lama yang tidak pernah dilalui lagi kemudian akan ditumbuhi rumput, lalu pohon, dan akhirnya hilang. Demikian juga koneksi saraf dalam otak kita. 

Ketika kita bertindak/merasa/berpikir dengan cara tertentu untuk waktu yang cukup lama, ia akan membentuk koneksi saraf yang “lebar dan mudah dilalui”. Kita akan makin mudah bertindak/merasa/berpikir dengan cara itu. Ingat waktu belajar naik sepeda? Awalnya kita tidak bisa menyeimbangkan badan. Bila berlatih terus, otak membuat koneksi sehingga ada kordinasi antarbagian tubuh agar kita bisa mengendarai sepeda itu. Begitu pula saat belajar bahasa Inggris misalnya. Kita harus menghafal berulang-ulang perbendaharaan kata agar “terpateri” dalam otak. Setiap kali kita belajar tentang sesuatu yang baru, otak membuka koneksi saraf baru. Bila kita sering berlatih, koneksi ini akan makin lancar. Seperti membuka jalan setapak baru dan memindahkan jalur perjalanan, kita juga bisa mengubah cara berpikir kita dan bagaimana perasaan kita kepada orang lain. Seperti Ivan merakit ulang otak anjingnya agar berpikir bahwa saat makan telah tiba begitu mendengar detak metronom, kita juga bisa merakit ulang otak kita. Kita bisa “mengajari” diri kita untuk menyukai makanan yang biasanya tidak kita sukai, kita bisa mengajari otak kita untuk tidak membenci orang tertentu.

Setelah membaca sampai di sini, bila anda masih berpikir bahwa anjing tua tidak bisa diajari trik baru, pikir lagilah. Sebagai manusia, kita bisa merakit ulang otak kita. Jadilah mekanik otak sendiri, jangan mau menjadi seperti anjing Ivan yang otaknya “dirakit” manusia. Jangan mau mudah dimanipulasi. Tetapi manipulasilah diri sendiri untuk menjadi lebih baik.

Mekanik

 

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen