meme oleh tupai
Tentu dulu ada oknum yang mulai memperkenalkan kata “oknum” dalam berita media massa di Indonesia, untuk menyebut seseorang/seorang yang berbuat buruk. Kata itu dipakai mungkin sebagai cara untuk “menyisihkan” si oknum dari anggota lainnya dalam suatu kelompok. Biasanya kata “oknum” dipergunakan jika yang bersangkutan adalah aparat negara, juga anggota lembaga perwakilan, anggota organisasi, atau orang yang berasal dari kelompok tertentu. Tujuannya boleh jadi untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa perbuatan orang bersangkutan tidak atas nama lembaga, organisasi, atau kelompok dari mana dia berasal. Maka penyebutan seorang pelaku perbuatan buruk seperti diperlihatkan berita berikut ini sering dijumpai di media massa.
Dituduh Curi Batu Akik, Asisten Rumah Tangga Dianiaya Oknum Brimob
Rabu, 22 Juli2015 | 19:42 WIB KUPANG, KOMPAS.com
MD (17), seorang asisten rumah tangga di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dianiaya sejumlah oknum Brimob di Markas Brimob Polda NTT karena dituduh mencuri perhiasan emas dan batu akik milik majikannya.
Ia mengaku dianiaya selama dua jam di ruangan itu. MD dipaksa mengaku bahwa ia adalah pelaku pencurian. Karena bersikukuh tidak mencuri, ia dianiaya.
Oknum polisi simpan sabu 13 kg dalam kos mantan purel Kafe Rasa Sayang
Jumat, 05 Juni 2015 23:25WIB LENSAINDONESIA.COM:
Simpan 13 kg sabu, 22 butir ineks, 5 poket sabu siap edar dan bong alat hisap, Aiptu Abd Latief, anggota Polsek Sedati, Sidoarjo, diamankan petugas Unit III Sat Reskoba Polrestabes Surabaya di dalam kamar kos kekasih gelapnya, IR alias Wanda, mantan purel Kafe Rasa Sayang dangdut.
... Penangkapan oknum polisi ini bermula dari ditangkapnya IR alias Wanda di sebuah tempat hiburan malam di kawasan Pasar Wisata, Sedati, kemarin.
Puluhan Oknum TNI Diduga Rusak Tanaman Warga
Jum'at, 17 April 2015 − 23:46 WIB sindonews.com
TULUNGAGUNG - Puluhan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan bersenjata laras panjang diduga merusak tanaman warga di Dusun Kaligede, Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung.
Apakah makna “oknum”? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ok·num n 1 penyebut diri Tuhan dl agama Katolik; pribadi: kesatuan antara Bapak, Anak, dan Roh Kudus sbg tiga -- keesaan Tuhan; 2 orang seorang; perseorangan; 3 orang atau anasir (dng arti yg kurang baik): -- yg bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan.”
Besar kemungkinan, kata “oknum” yang dipakai dalam berita adalah “oknum” untuk pengertian nomor 3 (orang dengan arti kurang baik). Atau setidak-tidaknya, ia untuk pengertian nomor 2 (orang seorang; perseorangan), buat mengisyaratkan bahwa perbuatan tidak baik orang tersebut adalah perbuatan dia pribadi, bukan dia sebagai bagian dari suatu kelompok (baik kelompok itu berupa aparatur negara, maupun bukan).
Tapi apakah cara itu efektif untuk “melepaskan” si oknum dari rumpunnya? Bukankah dalam kehidupan sehari-hari orang biasa mengatakan “bikin malu kelompok”. Kalau si oknum itu pegawai pajak, orang biasa berkata, “Bikin malu instansi pajak saja.” Apabila si oknum berasal dari suku bangsa tertentu, orang biasa berkata, “Malu-maluin suku X.” Artinya, walau publik tahu bahwa perbuatan si oknum sama sekali tidak mencerminkan sikap atau keinginan kelompoknya, tetap saja si oknum itu tak dapat dilepaskan dari kelompoknya.
Pemberitaan media asing tidak mengenal kebiasaan seperti itu. Kalau polisi yang bertindak salah, dinyatakan terus terang bahwa orang bersangkutan adalah polisi.
Police officer shoots man to death in Cincinnati traffic stop ( dailymail.co.uk )
By Don Melvin and David Shortell, CNN
Updated 1346 GMT (2046 HKT)July 22, 2015
(CNN) Cincinnati police are investigating the fatal shooting of an apparently unarmed black man by a University of Cincinnati police officer after a confrontation during a traffic stop Sunday.
The dead man, who was shot in the head, was Samuel Dubose, a 43-year-old father of 13 children, according to CNN affiliate WKRC-TV. A CNN records search showed that Dubose had more than 60 arrests.
Authorities identified the officer as Ray Tensing, who has five years' experience in law enforcement and who has worked for the University of Cincinnati Police Department for more than a year. He is white.
The 22-year-old woman shot dead by police outside a Hungry Jack's had Asperger syndrome
Published: 14:35 GMT, 10 February 2015 | Updated: 07:32 GMT, 11 February 2015
Courtney Jade Topic, from Carnes Hill in south-west Sydney, was wielding a knife when apolice officer shot her in the chest in West Hoxton on Tuesday.
Ms Topichad Asperger syndrome, a condition that comes under autism spectrum disorder and causes difficulty relating to people and problems understanding instructions and social rules, the Daily Telegraph reported.
Ms Topic's father said the family was distraught by her death.
'We are really struggling to cope… we are just devastated,' he told the Sydney Morning Herald.
...
Tokyo's Police Chief Is Quitting Over Shooting of a Top Official
Published:November 29, 1996
TOKYO, Nov. 28— The chief of police in Tokyo said today that he is resigning to take responsibility for his department's handling of an unsolved assassination attempt against Japan's top police official.
The Tokyo police were criticized for not quickly disclosing that a 31-year-old police sergeant had confessed to shooting the national police chief on orders of Aum Shinri Kyo, the doomsday cult accused in the lethal gas attack on the Tokyo subway in March 1995.
The sergeant, whose name has not been released, was dismissed today for allegedly having leaked police information tothe cult, of which he was a member.
But the police have expressed doubts about his confession to seriously wounding the chief of the National Police Agency, Takaji Kunimatsu, 10 days after the subway attack, which killed 12 people.
Kenapa tidak ada upaya media massa asing itu --dan juga sumber beritanya-- untuk menekankan bahwa perbuatan buruk itu adalah perbuatan pribadi si oknum? Ada beberapa kemungkinan yang dapat jadi jawaban.
1. Barangkali media itu sadar bahwa amat sulit “memisahkan” seseorang dari kelompoknya.
2. Mungkin karena kultur masyarakatnya, yang secara sportif mengakui bahwa tak ada manusia yang sempurna. Siapa saja, dari mana pun dia, apa pun pekerjaannya, bisa saja berbuat salah.
3. Boleh jadi juga karena masyarakatnya menganut budaya “kesalahan bukanlah untuk disembunyikan, atau disamarkan, melainkan untuk dipertanggungjawabkan, dan dijatuhi sanksi”.
Untuk media massa di Indonesia, siapakah oknum yang dulu memperkenalkan kata “oknum” buat jenis berita yang dibicarakan ini? Hampir pasti, bukanlah wartawan/media massa ... Kuat sekali dugaan ia berasal dari sumber berita yang hendak menghapus arang yang tercoreng di kening. Tapi buat apa?
Beberapa tahun lalu seorang wartawan senior berkata pada saya, “Kita orang Indonesia, Bung. Kita punya tepo sliro. Jangan sampai berita kita membawa setitik nila yang akan merusak susu sebelanga.” Saya tidak sependapat dengan dia, dan mengatakan bahwa publik memang biasa mengatakan “bikin malu kelompok”, tapi publik tidak akan serta merta mempersalahkan kelompok. Tidak ada kesesuaian pendapat. Dia dengan pendapatnya yang katanya “Indonesia”. Saya dengan pendapat saya, yang menurut saya juga “Indonesia”.
Membiasakan diri “beroknum-oknum” dengan cara seperti itu hanyalah memelihara ketidak-beranian berterus terang. Cara seperti itu bagaikan perbuatan bersembunyi dengan hanya menutup muka, tapi membiarkan pantat kelihatan. Ia sangat dekat dengan ketidak-jujuran, dan tidak terlalu jauh dari munafik.
Apabila media massa masih membiasakan penyebutan semacam itu, tanpa disadari masyarakat akan terus “diracuni” dengan sikap tidak berani berterus terang dan bertanggungjawab.
Karena media massa menyandang fungsi pendidikan, dampak seperti itu sebaiknya dipertimbangkan.
*Tulisan ini sebelumnya muncul sebagai note di akun facebook penulis.
Tambah komentar baru