Tentang “Tentang”

Lebih dari 30 tahun yang lalu, ketika TVRI baru satu-satunya televisi di Indonesia, setiap malam ada penyiar yang membacakan daftar acara keesokan harinya. Salah satu kalimat yang dibacakan penyiar itu --dan saya ingat sampai sekarang-- berbunyi, “Acara Hasta Karya besok membicarakan tentang motor listrik.” Kehadiran kata “tentang” di dalam kalimat itu bagi saya terasa mengusik.

Keterusikan itu timbul semata-mata atas alasan rasa berbahasa --rasa yang terbentuk oleh kebiasaan dan pengalaman berbahasa. Pada waktu itu sebetulnya saya tidak lagi ingat semua hal yang diterangkan guru Bahasa Indonesia ketika di sekolah. Walau begitu, saya tidak lupa bahwa kata “membicarakan” dalam kalimat yang dibacakan penyiar televisi itu adalah kata kerja (verba). Samar-samar juga teringat lagi bahwa ada kata kerja transitif dan ada kata kerja intransitif. Ikhwal kata kerja transitif dan kata kerja intransitif itulah yang kemudian saya periksa lagi.

Di dalam kalimat, kata kerja transitif selalu diikuti objek (misalnya; menebang pohon, menendang bola, memetik gitar). Berbeda dengan itu, kata kerja intransitif tidak diikuti langsung oleh objek (misalnya; mengaji, meracau, berdebat). Ia bahkan dapat berdiri sebagai kata terakhir dalam sebuah kalimat.

“Membicarakan” adalah kata kerja transitif, kata kerja yang selalu diikuti objek, dan di antara kata kerja transitif dengan objek itu tidak diperlukan preposisi (seperti “tentang”). Rupanya kebiasaan mempergunakan kata kerja transitif yang seperti itulah yang membuat saya merasa ada yang tak beres ketika mendengar “membicarakan tentang motor listrik”.

Dalam berusaha mempergunakan bahasa dengan baik, menurut saya, bagi pemakai bahasa pengalaman lebih banyak pengaruhnya dibandingkan dengan penguasaan ilmu bahasa, misalnya memahami kaidah bahasa. Bahasa --apalagi bahasa lisan-- dipakai secara spontan, tanpa ada waktu mempertimbangkan kaidah bahasa.

Tapi rupanya pengaruh pengalaman berbahasa itu pun berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Banyak pemakai bahasa yang merasa tidak ada masalah, misalnya ketika menulis kalimat seperti contoh berikut ini (huruf tebal dari saya – MM).

Toni Kroos Membicarakan Tentang Dirinya di Skuat Real Madrid

Pasangan yang bahagia biasanya membicarakan tentang masa depan mereka tak peduli seberapa indah atau mungkin menakutkan. Anda perlu berbicara dengan kekasih Anda ...

Serial dialog tersebut juga akan membahas tentang potensi dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia di luar negeri. Selama ini, peran orang Indonesia dalam komunitas global dirasa masih lemah. WNI yang bekerja di lembaga-lembaga internasional masih sangat minim.

Beberapa pakar yang diundang juga akan akan membicarakan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia. Khususnya tentang peran media massa dalam pemilu pada 2014 lalu. "Kita menyoroti perkembangan media sosial sebagai pendukung demokrasi," lanjut Freddy.

Namun Giuseppe Bozzo menepis kemungkinan pemain berusia 22 tahun itu kembali bergabung dengan Madrid. Menurutnya, raksasa Liga Spanyol tersebut hanya membuang waktu ketika membicarakan tentang Morata.

Mafia Kajita (penulis freelance) dan Tomomi Isomura (seiyuu) berkesempatan membicarakan tentang Persona 5 dalam sebuah talkshow di hari Minggu kemarin.

Kata “tentang” pada semua contoh itu seharusnya tidak ada. Frase itu seharusnya berbunyi;

... Membicarakan Dirinya ...
... membicarakan masa depan ...
... membahas potensi dan daya saing ...
... membicarakan perkembangan ...
... membicarakan Morata
... membicarakan Persona 5 ...

Menyelakan preposisi di antara kata kerja transitif dan objek dalam kalimat, hingga kini sering terbaca dan terdengar di media dan di berbagai kalangan: di lingkungan ilmuwan, wartawan, presenter televisi, MC, narasumber berita, penyiar radio, dan terlebih-lebih kalangan masyarakat yang dari mereka kita tak dapat menuntut dipakainya bahasa dengan baik. Jika orang yang bahasa menjadi “alat” pokok dalam pekerjaannya terlena atau tidak menyadari contoh-contoh buruk itu, maka dia pun akan menjadi penabur bahasa buruk.

Tentang

*Tulisan ini sebelumnya muncul sebagai note di akun facebook penulis.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen