Mungkin ada yang berpikir menjadi tuan rumah acara/festival internasional seperti pesta olahraga internasional pasti akan membawa keuntungan. Nama Indonesia jadi harum, banyak turis datang, ekonomi terangkat. Tapi bagaimana dengan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk mempersiapkan acara besar itu, agar sebagai tuan rumah kita tidak malu? Selain itu tuan rumah pesta olahraga internasional banyak yang merugi karena stadium yang mereka bangun dengan biaya mahal, akhirnya tidak terpakai setelah pesta usai. Persiapan meliputi terlalu banyak aspek, yang bagi orang awam, tidak pernah terpikirkan. Misalnya, kuda yang akan berpacu akan panik bila mencium bau darah. Tahun ini Hari Raya Kurban jatuh pada tanggal 22 Agustus. Pemerintah daerah harus melarang penyembelihan kurban di masjid sekitar Pacuan Kuda agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada kesepakatan awal, Vietnam adalah tuan rumah Asian Games 2018. tetapi mereka menarik diri pada bulan April 2014 dengan alasan resesi ekonomi. Sebagian besar penduduk Vietnam mendukung keputusan pemerintah mereka. Sebelum Vietnam ditentukan sebagai tuan rumah, Surabaya adalah pilihan nomor dua. Tetapi sewaktu mereka mengundurkan diri, Surabaya sudah memiliki rencana lain yaitu menjadi host untuk Asian Youth Games 2021. Akhirnya Jakarta dipilih karena dianggap telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap: stadium, fasilitas olahraga yang lengkap, jaringan transportasi yang baik, akomodasi untuk banyak tamu dan turis. Palembang akan menjadi tuan rumah kedua mendampingi Jakarta.
Mungkin banyak yang masih ingat di awal tahun 2017 persiapan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 masih begitu amburadul sehingga Presiden Joko Widodo meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla mengambil alih tugas mempersiapkan Indonesia untuk Asian Games 2018.
Apa yang menentukan acara yang kita host memberi dampak positif jauh lebih banyak dari pengorbanan yang telah kita berikan? Untuk itu kita harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian menjadi tuan rumah.
Keuntungan menjadi tuan rumah
1. Lapangan kerja dan investasi jangka pendek
Persiapan untuk pesta internasional membuka banyak lapangan kerja. Demam pesta olahraga juga akan membuat banyak orang mengambil kesempatan untuk menjual suvenir Asian Games seperti mug, kaus, dan lain sebagainya. Penjualan perusahaan yang jadi sponsor atau yang memasang iklan akan melonjak.
2. Investasi jangka panjang
Seperti saya mempersiapkan rumah agar layak menerima tamu, demikian juga satu kota yang akan menjadi tuan rumah, pasti mempersiapkan diri. Persiapan ini sangat rumit. Gelanggang yang sudah ada, belum tentu memenuhi syarat dan mungkin harus diperbaiki lagi. Palembang menjadi kota bersih dengan sistim transportasi yang baik. Ini semua menjadi investasi jangka panjang bila bisa terjaga untuk seterusnya.
3. Mengangkat nama kota/negara
Jakarta bukan nama yang asing bagi internasional. Menyelenggarakan pesta internasional di Jakarta tidak akan mengangkat nama Jakarta, tetapi nama Palembang akan dikenal lebih luas di dunia. Turisme akan terangkat.
4. Membangkitkan nasionalisme berupa kebanggaan dukungan pada atlet yang bertanding.
Kerugian menjadi tuan rumah
1. Biaya persiapan yang besar
2. Fasilitas yang tidak terpakai setelah pesta usai. Ini dapat diantisipasi dengan membuat rencana yang baik.
3. Kemungkinan memberi kesan buruk pada tamu dari luar - Ini bisa dihindari dengan mendidik penduduk lokal agar tidak bertingkah sembrono, menerapkan etika yang baik, dan tidak memperlihatkan sisi negatif kemanusiaan seperti tindakan rasis.
Apakah Indonesia yang terakhir menjadi tuan rumah untuk Asian Games pada tahun 1962 akan mendapat keuntungan dari Asian Games tahun ini? Walau Jakarta dianggap memiliki fasilitas yang cukup lengkap, tetapi ternyata masih begitu banyak yang harus dikerjakan. Persiapan yang dilakukan dengan susah payah oleh Bapak Yusuf Kalla dan semua jajaran di bawah beliau, apakah akan mendapat imbalan yang semestinya? Semua kembali kepada kesigapan kita menggunakan kesempatan saat pesta berlangsung untuk mendapatkan semua keuntungan yang mungkin didapat dan menghindari sebanyak mungkin kerugian yang bisa terjadi. Sebagai rakyat, kita tunjukkan pada dunia, bahwa kita bangsa yang beradab. Sebagai tuan rumah, kita tunjukkan bahwa kota dan negara kita layak dikunjungi.
Tambah komentar baru