Hari Keempat: Lüdao (Green Island)
Zhaori Saltwater Hot Springs
“Zhaori” berarti “menghadap matahari”. Zhaori Saltwater Hot Springs terletak di bagian selatan Green Island. Airnya jernih dan suhunya ideal untuk berendam sambil menikmati matahari terbit di pagi hari atau menikmati kelap-kelip bintang di malam hari. Suhu air di kolam sekitar 60-70 derajat tapi di mata airnya mencapai 93 derajat. Ini berarti ada gunung yang aktif di bawah air laut. Air yang panas dipaksa ke permukaan dengan kandungan garam yang tinggi dan tidak begitu tercium bau belerangnya.
Zhaori Saltwater Hot Spring adalah satu dari hanya tiga saltwater hot springs (sumber air panas asin/laut) di dunia. Yang dua lagi ada di Pulau Kyushu, Jepang, dan Sicily di Itali.
Setelah puas berendam, kami kembali ke hotel untuk sarapan. Tempat makan hotel di ruang terbuka yang menghadap ke pelabuhan. Setelah sarapan kami bersiap-siap naik sepeda motor mengelilingi ring-road Green Island sepanjang 18 km.
Penjara Lüdao
Mengunjungi Green Island tanpa mengunjungi penjaranya terasa tidak lengkap. Penjara baru ini selesai dibangun pada bulan September 1972. Awal tahun 2011 pemerintah menerapkan sistem koreksi untuk para narapidana. Sistem ini menggunakan filosofi proteksi dan respek, memastikan bahwa hak azasi manusia tidak dilanggar dalam penjara. Penjara menerapkan disiplin berdasarkan humanitas dan pendidikan, bukan hukuman. Para narapidana diharapkan bisa kembali berfungsi dalam masyarakat sekeluarnya dari pusat rehabilitasi. Untuk keamanan, turis hanya boleh berfoto di luar.
Human Rights Memorial Park dan New Life Correction Center
Pada masa “White Terror” (1947-1987), ribuan aktivis dipenjarakan, disiksa, dan dihukum mati di Lüdao. Pada tahun 2001, pemerintah mendirikan Human Rights Memorial Park di sini untuk mengenang aktivis yang telah memperjuangkan demokrasi dan hak azasi manusia. Di taman ini ada Human Rights Monument yang menjadi simbol Green Island sekarang. Tembok yang mengelilingi penjara lama ini (awalnya 1300 meter, sekarang hanya sisa 60 meter) dibangun oleh orang yang dipenjarakan untuk mengurung diri sendiri dan menahan angin. Mereka menamakan dinding ini “Great Wall”.
Guan Yin Dong
Konon beberapa nelayan yang tersesat di laut mengikuti bola api hingga sampai ke tempat yang aman. Di gua ini mereka menemukan batu yang mereka anggap mirip Guanyin (Kwan Im). Sebagai tanda terimakasih mereka membangun altar dan memberikan persembahan di samping patung itu. Hingga sekarang, pengunjung yang percaya bisa ikut berdoa dan membakar persembahan. Selain patung Dewi Kwan Im, mereka juga percaya dinding batu dalam gua tersebut mengandung banyak keajaiban.
Little Great Wall
Anak tangga sepanjang 300 meter yang dari jauh terlihat seperti Great Wall (Tembok Cina) membawa kita ke puncak bukit setelah melalui dua teras. Di teras itu kita bisa duduk beristirahat atau makan bekal yang kita bawa sambil memandang teluk Haishenping dengan batu karang berbentuk anjing Pug dan Sleeping Beauty (Putri Tidur). Tidak ingin terlalu kenyang sebelum naik kapal untuk kembali ke Taitung pukul 14.00, makan siang kami hanya mie instant yang dibeli di satu-satunya 7-11 di Green Island.
Add new comment