Xin'an River

Lima Hari di Cina Timur – Kota Huangshan

Pada pertengahan bulan Juli yang panas kami mendarat di Hangzhou Xiaoshan International Airport. Tujuan utama perjalanan kami kali ini adalah pegunungan Huang di Provinsi Anhui dan West Lake di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Hangzhou terletak di selatan Beijing kira-kira dua jam 20 menit perjalanan dengan pesawat atau sekitar delapan jam penerbangan dari Jakarta, tapi dengan satu atau lebih transit.

Dari airport kami langsung naik bus ke kota Huangshan (sebelum tahun 1987 namanya adalah kota Huizhou). Perjalanan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Ada dua tujuan utama turisme di Huangshan — pegunungan Huang dan desa-desa tua (yang dilestarikan).

Huangshan International Hotel terletak di sebelah kiri foto menghadap Sungai Xin’an. Di sampingnya ada gereja.

Setelah makan siang dan istirahat sejenak di hotel, kami ke Liyang Water Street, satu area, tempat perpaduan bangunan modern di satu sisi jalan dan bangunan tua di sisi lain. Bangunan tua ini dipindahkan langsung dari desa asalnya.

Gerbang di depan Liyang Water Street – kadang disebut juga Liyang Cultural Street
Daylight International Youth Hostel — Hostel yang cukup tinggi ratingnya dan disukai banyak traveller.

Satu parit dibuat di tengah jalan memisahkan “kota tua” dan “kota modern”. Bangunan di sini terawat sangat baik. Ada IMAX theatre, penginapan, dan banyak tempat makan. Kalau di Taiwan ada Chou Dou Fu (tahu busuk) yang terkenal, di Huangshan ada Mao Dou Fu (tahu bulu) – tahu yang berjamur, digoreng dan diberi saus. Selain mencoba mao dou fu, kami juga makan sejenis es campur yang kata penjualnya resepnya dari orang Taiwan. Saya penggemar es ini di Taiwan, tapi menurut saya buatan “si murid” ini malah lebih enak.

Mao Dou Fu – tahu yang difermentasi. Tampak miselium yang seperti bulu-bulu putih.
Liyang Cultural Street – Bangunan baru di sebelah kiri, bangunan tua di sebelah kanan.
Salah satu karya artis seni grafis di Liyang Water Street

Selanjutnya kami menuju Lakeside (Hubian) Ancient Village (Desa Tua di Tepi Danau), daerah turis dengan rating 4A (rating tertinggi 5A). Desa ini dibangun pada tahun 2009 untuk melestarikan arsitektur Huizhou dari zaman dinasti Ming dan Qing (1368 – 1911).

Gao Yang Li Fang (gerbang depan Lakeside Ancient Village) – angka 1 pada peta

Ukiran di atas pintu disebut Menmei (alis pintu) menunjukkan kelas sosial penghuninya. Makin banyak ukiran, makin tinggi kelas sosial ekonominya.

Men Mei orang dengan status sosial dan ekonomi tinggi
Men Mei rumah orang miskin

Rumah bergaya Huizhou sangat mudah dikenal, bahkan dengan gambar sederhana. Atapnya khas. Aslinya, jendelanya kecil. Jendela besar ditambahkan setelah dipindahkan ke perkampungan Lakeside.

Atap khas arsitektur Huizhou
Jendela asli yang kecil dan jendela besar yang baru ditambahkan kemudian.
Jiang Shi Shi Ke Fang (gerbang samping) – gerbang tua (angka 2 pada peta) yang terlihat kontras dengan gedung modern di seberang jalan.
Untuk melihat Huizhou Cultural Wall masuk dari jalan kecil di antara kedua bangunan ini – angka 3 pada peta.
Tangga menuju tepi sungai dan Huizhou Zhaobi – angka 4 pada peta

Di sebelah kanan ada satu jalan kecil dengan tangga (angka 4 pada peta) turun ke tepi sungai Xin’an. Jika masuk jalan ke arah kanan kita akan menemukan tembok kebudayaan Huizhou (angka 5 pada peta) dengan ukiran orang-orang terkenal dalam sejarah Huizhou di satu sisi dan ukiran pemandangan di sisi lain.

Huangshan City Wall Relief (Huizhou Cultural Wall)
Sisi lain Huangshan City Wall Relief (Huizhou Cultural Wall)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *