Lacks

Pengakuan yang Datang Terlambat

Apa yang kita buru di dunia, nama yang masyhur atau materi? Henrietta Lacks tidak mengejar kedua-duanya. Dia hidup dengan nasib malang, tetapi setelah kematiannya dia mendapatkan pengakuan sebagai orang yang berjasa dan memperoleh keharuman nama. Kisah tentang Henrietta Lacks adalah kisah dari dunia ilmu pengetahuan, kisah tentang sel tubuh manusia.

Sel tubuh manusia bertumbuh dengan pembelahan. Sel dalam tubuh selalu diperbaiki dan diganti. Kecepatan penggantian berbeda-beda untuk setiap organ tubuh dan ada batasnya.

Peneliti bisa membiakkan sel tubuh normal di laboratorium lewat biakan buatan. Sel yang dibiakkan ini akan tumbuh dan menggandakan diri, tetapi jumlah penggandaan ini ada batasnya. Berapa kali satu sel menggandakan diri berbeda pada setiap jenis sel dan usia individu dari mana sel itu diambil. Setelah mencapai batas penggandaannya, sel tersebut akan mati. Tetapi, sel kanker memiliki enzim yang membuat sel itu bisa menggandakan diri terus-menerus tanpa ada batasnya. Dengan kata lain, ia tidak bisa mati (immortal).

Henrietta Lacks dan HeLa cell line

Henrietta Lacks adalah seorang perempuan kulit hitam yang sangat berjasa dalam dunia kedokteran modern. Dari tubuhnya diambil sel immortal yang pertama dan hasil penggandaannya digunakan terus menerus untuk penelitian kedokteran. Barisan atau rangkaian turunan sel immortal ini dikenal sebagai HeLa cell line.

Henrietta Lacks lahir dengan nama Loretta Pleasant pada 1 Agustus 1920 di Virginia, Amerika Serikat. Ketika dia berusia empat tahun ibunya meninggal. Sejak itu dia tinggal bersama kakeknya di gubuk yang sebelumnya adalah tempat untuk para budak. Dia tinggal sekamar dengan saudara sepupunya, David Lacks, yang berusia sembilan tahun. Henrietta dan David akhirnya menikah pada tahun 1941 setelah mereka memiliki dua anak. Anak pertamanya seorang putera, lahir waktu Henrietta berusia 14 tahun. Anak kedua seorang putri dilahirkan pada tahun 1939. Puteri pertama mereka ini dilahirkan dengan kelainan bawaan. Mereka mempunyai tiga anak lagi setelah pindah ke Maryland.

Pada awal 1951, beberapa bulan setelah melahirkan anak bungsunya, Henrietta mengalami perdarahan dan berobat ke Rumah Sakit Johns Hopkins. Dokter Howard Jones mengatakan. Henrietta menderita kanker leher rahim. Suatu waktu, ketika menjalani terapi radiasi, dokter mengambil sampel sel dari dua tempat di leher rahim Henrietta tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu. Satu sampel dari bagian leher rahim yang sehat, dan satu lagi dari bagian yang ada kankernya. Sel ini kemudian diserahkan kepada Dr. George Otto Gey dan digunakan untuk penelitian. Tidak seperti sel-sel sebelumnya yang mati setelah dibiakkan beberapa hari, Dr. Gey menemukan bahwa sel-sel tumor dari leher rahim Henrietta bisa terus hidup dan tumbuh. Sel-sel inilah awal HeLa immortal cell line yang kemudian dipakai untuk banyak percobaan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan biologi. Tetapi nama Henrietta tidak pernah disebut.

Henrietta meninggal di Rumah Sakit Johns Hopkins pada 4 Oktober 1951 dalam usia 31 tahun. Dia dimakamkan tanpa batu nisan di pekuburan keluarga di Lackstown. Letak pasti kuburnya pun tidak diketahui. 

Tahun 1954, sel HeLa dipakai oleh Jonas Salk untuk mengembangkan vaksin polio. Vaksin ini kemudian menyelamatkan nyawa jutaan manusia. Tahun 1955, sel HeLa adalah sel manusia pertama yang berhasil di-clone.

Karena Dr. Gey tidak mematenkan penemuannya, sel HeLa dengan cepat disebarkan ke seluruh dunia untuk dipakai dalam penelitian-penelitian ilmiah seperti kanker, AIDS, pemetaan gen, sensitivitas, dan banyak lagi. Sel HeLa bahkan dibawa ke luar angkasa ketika dilakukan percobaan bagaimana sel tubuh manusia bereaksi terhadap zero gravity (tanpa daya tarik bumi) dan juga untuk tes terhadap pengaruh bom atom. Begitu banyaknya vaksin dan obat dihasilkan melalui percobaan dengan sel HeLa, tetapi keluarganya tidak tahu sama sekali bahwa di situ ada kontribusi Henrietta. Henrietta telah berkontribusi terhadap sains dan manusia.

Pengakuan dan Nama

Banyaknya peneliti yang menelefon keluarga Henrietta pada awal 1970an buat meminta sampel darah mereka untuk penelitian, membuat mereka bertanya-tanya dan akhirnya mengetahui tentang sel Henrietta yang diambil tanpa persetujuan itu. Juga baru ketika Michael Rogers menulis dua artikel –satu di Detroit Free Press dan satu lagi di Rolling Stone pada bulan Maret 1976– orang-orang mulai mengetahui tentang HeLa cell line ini. 

Tahun 1998 film dokumenter tentang Henrietta Lacks dan HeLa memenangkan Best Science and Nature Documentary pada Festival Film Internasional di San Fransisco. Buku The Immortal Life of Henrietta Lacks yang ditulis Rebecca Skloot terbit pada tahun 2010. Tahun itu juga, Dr. Roland Pattillo dari Morehouse School of Medicine menyumbangkan batu nisan untuk Henrietta setelah membaca buku tersebut. Nama Henrietta, seperti sel tubuhnya, hidup hingga hari ini. 

Memang pada masa sampel dari leher rahimnya diambil, tidak ada kebiasaan untuk minta izin bila dokter hendak mengambil sel tubuh pasien. Pada Maret 2013, peneliti Jerman mempublikasikan kode DNA dari sel HeLa tanpa persetujuan keluarga Lacks. Pada Agustus 2013, National Institutes of Health membuat persetujuan dengan keluarga Lacks yang memberikan pada mereka sebagian kontrol atas akses kode DNA dan janji bahwa nama keluarga mereka akan disebut dalam artikel ilmiah. Dua orang anggota keluarga Lacks ada dalam satu komite beranggotakan enam orang yang mengatur akses kode DNA sel HeLa.

Walau hidupnya singkat saja, sumbangan Henrietta untuk sains jauh lebih besar dari banyak ilmuwan dan peneliti. Sel tubuhnya telah digunakan untuk menyelamatkan tak terhitung banyaknya nyawa manusia dan hewan. Sungguh pantas, jika akhirnya pada tahun 2014, nama Henrietta Lacks terukir dalam Women’s Hall of Fame. 

Sumber : Biografi Henrietta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *