meme oleh tupai
Rose: Dalam sekali, Pai… Saya sampai harus berpikir satu detik lebih lama.
Felisia: Kalau saya malah harus berpikir semenit.
Rose: Tapi sedetik itu, Liz, hanya untuk mengerti arti kalimat itu sendiri. Saya harus berpikir lama untuk mengerti maksud filsuf kita. Apakah ada pelajaran lain yang bisa kita petik?
Tupai: Harus ada, Rose.
Lilian: Waktu datang dan pergi terjadi hampir bersamaan, tak pernah terlambat ya, Pai…
Tupai: Hanya penyesalan dan *pengakuan yang datang terlambat, Lilian.
Felisia: Agar tidak menyesal, sebaiknya bayar di depan kan, Pai.
Tupai: “Bayar di depan", bisa berarti “bayar di kasir di depan sana”, bisa berarti “bayar dulu baru ambil barangnya”, atau bisa juga berarti “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Yang Liz maksud, tentu yang terakhir.
Rose: Tupai lupa, ada lagi arti lain dari *“bayar di depan” menurut Lilian. Iya kan, Lilian?
Lilian: Ya, maksudnya saat seseorang berbuat kebaikan kepada kita, kita tidak membalas langsung kepadanya, tetapi ‘meneruskan’ perbuatan baiknya dengan berbuat baik kepada orang berikut.
Felisia: Mengapa saya merasa istilah ‘bayar ke depan’ lebih cocok?
Tupai: Mungkin pertimbangan Lilian begini waktu menerjemahkan ‘pay it forward’ menjadi ‘bayar di depan’: Bayar ke depan memberi kesan, kita berbuat baik itu untuk membalas budi kepada orang yang berbuat baik kepada kita, hanya saja balasan itu diarahkan ke orang lain. Kalau ‘bayar di depan’ memberi kesan bahwa kita berbuat baik itu melulu karena berbuat baik adalah hak kita. Kita bayar dulu, orang lain akan mendapat ‘barang’nya kemudian.
Lilian: Tupaiii! Penjelasan yang baik sekali!
Tupai: Hehehe. Terimakasih, Lilian.
Rose: Tupai memang bijak.
Tupai: Wah, kok jadi memuji terus?
Rose: Memang bijak kok, Pai. Saya tak pernah mendengar Tupai *sesumbar, congkak, maupun bicara dengan nada kebencian.
Felisia: Kamu bisa juga jadi bijak seperti Tupai kalau saja kamu benar-benar membaca waktu mengunjungi *tiga perpustakaan dan menara tertinggi di Seattle, tapi oiii…
Rose: Bah….
Add new comment