Dari Nusa Penida, kami kembali ke Bali lewat pelabuhan Sanur. Mobil yang kami sewa online sudah diantar ke pelabuhan. Selama di Bali kami menginap di Medewi Bay Retreat di pantai Barat pulau Bali, agak jauh dari tempat wisata yang biasa dikunjungi turis.
Jatiluwih
Mengendarai mobil dari Medewi ke Jatiluwih perlu waktu sekitar dua jam. Yang membuat saya jengkel adalah jalanan yang sempit dan banyaknya truk besar.
Sudah lama saya ingin melihat dengan mata kepala sendiri sistem subak yang saya pelajari semasa masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Akhirnya tercapai juga cita-cita saya menyaksikan keindahan karya manusia yang menghargai lingkungannya.
Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang mengatur sistem irigasi di Bali. Subak telah ada sejak abad ke IX. Sistem ini dirancang berdasarkan filosofis Hindu “Tri Hita Karana” yang artinya kira-kira “Tiga Unsur Kemakmuran”, yaitu adanya hubungan yang erat antara dunia manusia, bumi, dan dunia spiritual. Satu subak terdiri dari hutan sebagai sumber air, hamparan sawah bertingkat, sistem pengairan yang terdiri dari kanal, terowongan, dam, desa, dan pura. Pada tanggal 6 Juli 2012, subak resmi terdaftar dalam situs warisan dunia UNESCO.
Kebun Raya Bali
Dari Jatiluwih kami meneruskan perjalanan ke Kebun Raya Bali (sekitar 40 menit dari Jatiluwih). Kebun Raya Bali dibangun pada tahun 1959 (yang pertama di Indonesia setelah kemerdekaan) dan merupakan pusat penelitian, konservasi, edukasi, dan rekreasi botanikal di bawah pengawasan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Mencakup area seluas 157,5 hektar, Kebun Raya Bali memiliki koleksi lebih dari 300 jenis anggrek, 100an jenis kaktus, 300an jenis tanaman obat Bali, 218 jenis tanaman yang biasa dipakai untuk upacara, dan banyak lagi tanaman lainnya. Koleksi tanaman begonia di sini termasuk salah satu yang terbesar di dunia.
Air terjun Munduk
Jarak dari Kebun Raya Bali ke Munduk sekitar 20 kilometer. Kami berkendara sepanjang jalan Raya Wanagiri dan berhenti sejenak di satu ruas jalan. Dari tepi jalan saya memandang ke bawah dan melihat danau Buyan yang berdampingan dengan danau Tamblingan. Sering disebut Twin Lake karena keduanya hanya dibatasi hutan lindung. Area ini termasuk kawasan suci bagi masyarakat asli Bali. Pura, hutan, dan danau yang indah ini juga dijadikan kawasan wisata ramah lingkungan. Karena termasuk kawasan suci, tempat ini hanya boleh dihuni oleh orang yang ditugaskan untuk menjaga dan memelihara tempat itu.
Bagi anda yang ingin mengunjungi air terjun Munduk, agar tidak terlewati, begitu melihat Restoran Bali Jegeg ini, berhentilah. Kami minta izin parkir di halamannya. Jalan kecil menuju air terjun terletak tidak jauh dari restoran ini.
Yang suka trekking dan alam, pasti menyukai berjalan menuju air terjun setinggi hampir 15 meter ini.
Tambah komentar baru