Siapa yang tidak kenal Marilyn Monroe? Okay, mungkin tidak, bagaimana dengan pose ini?
Tidak juga? Tak apa! Lebih penting mengetahui apa yang pernah dia katakan semasa hidupnya, yang banyak dikutip orang, yaitu :
“I believe that everything happens for a reason. People change so that you can learn to let go, things go wrong so that you appreciate them when they’re right, you believe lies so you eventually learn to trust no one but yourself, and sometimes good things fall apart so better things can fall together.”
“Saya percaya, setiap kejadian, terjadi demi satu alasan. Manusia berubah, agar kita belajar merelakan ; kehidupan memburuk, supaya kita bisa menghargainya di kala senang ; kita mengerti dusta, sehingga pada akhirnya kita belajar untuk tidak mempercayai siapapun kecuali diri kita sendiri, dan terkadang hal-hal baik jatuh berantakan agar hal-hal yang lebih baik bisa terhimpun dan terwujudkan.”
Untuk tulisan berikut, saya ingin mengutip kalimat pertama Marilyn Monroe, “Segala peristiwa, ada alasannya.” atau lebih tepatnya dalam tulisan ini, “Segala bencana, ada hikmahnya.”
(Ssst, tapi ingat, biarpun kamu berpikir, wah, kalimat ini bijaksana sekali, jangan sekali-sekali kamu katakan sama orang yang baru kena bencana, kamu bisa digoroknya nanti. Percayalah.)
Vesuvius
Anda pasti pernah mendengar atau membaca tentang ‘Hercules’? Bagi orang Yunani, gunung Vesuvius dianggap suci. Menurut mitos mereka, asal nama kota Herculaneum yang terletak di dasar gunung itu adalah dari Hercules, manusia setengah dewa, anak dari dewa Zeus dan Alcmene of Thebes. Mungkin Zeus si Raja Dewa, sebagai Dewa Langit, pembaca sudah tahu. Tapi selain itu, dia juga dikenal sebagai Ves, dewa hujan dan embun. Itulah sebabnya Hercules dikenal juga sebagai Vesouvios, artinya, anak dari Ves. Begitulah konon cerita muasal nama gunung Vesuvius.
(Rose : Kali kalau dia lahir di Arab, namanya jadi Heru bin Ves ya?)
Bencana
Abad XXI ini, ada sekitar satu juta orang tinggal dan bekerja di kota Napel, Itali. Di kota yang cukup padat ini, setiap hari orang hidup dengan kesibukannya masing-masing. Mungkin tidak banyak yang memperhatikan gunung Vesuvius yang berjarak hanya kira-kira sembilan kilometer di timur kota.
(Memangnya kenapa harus diperhatikan? Di mana-mana juga ada gunung… di sini gunung, di sana gunung, di mana-mana ada gunung… eh, salah, harusnya di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang… )
Hampir dua millenium yang lalu, tepatnya tahun 79 (bukan tahun 1979 loh), ada sebuah kota bernama Pompeii, 20 km di tenggara kota Napel. Gunung Vesuvius yang tingginya hampir 1300 m, terletak hanya 10 km dari Pompeii yang pada masa itu merupakan kota pelabuhan yang ramai dan makmur. Sekitar 20 ribu orang tinggal di rumah-rumah yang bagus dan mewah di sekitar pusat kota.
Siapa yang dapat meramal hari esok? Tanggal 24 Agustus pagi tahun itu, tanah berguncang. Pecah belah berjatuhan. Bumi gemeretak, membelah, marah… (duh, kok jadi berpuisi). Apakah gempa melanda? Seperti tahun 62 yang lalu? Begitu mereka menerka.
Anjing menggonggong, berlari,
burung terbang pergi
dan kemudian sepi….
Tengah hari, debu kelabu muncul dari gunung membumbung ke atas dan sorenya, BLUAR!!! menggelegar dahsyat bersamaan dengan terbangnya puncak Vesuvius 20 km ke udara! Langit yang tadinya gelap oleh awan kelabu menjadi terang oleh lidah api dari ledakan ini.
Terlambat untuk melarikan diri! Hanya dalam sekejap, kota Pompeii dikubur oleh debu dan bebatuan setinggi empat meter. Kota Herculaneum menemui nasib yang lebih parah, terkubur dalam 20 m bebatuan yang dilemparkan oleh gunung berapi yang beringas ini.
Hikmah
Apa istimewanya letusan gunung Vesuvius ini?
Seorang penulis bernama Pliny yang berhasil selamat, menulis dengan sangat terperinci mengenai bencana ini. Dari bukunya dan buku-buku lain kita bisa mengenal Itali masa itu yang dikuasai oleh kekaisaran Romawi. Tetapi, bencana Vesuvius pada tahun 79 inilah yang memberikan kepada kita, pelajaran sejarah yang sangat nyata dan berarti, tentang bagaimana kehidupan orang Itali dan Romawi pada abad pertama.
Letusan yang begitu mendadak di tengah hari, membunuh penduduk dalam rutinitas mereka. Lumpur yang mengubur mereka hidup-hidup, tak tersentuh selama berabad-abad hingga pada tahun 1748, seorang teknisi militer Spanyol, Rocque Joaquin de Alcubierre, memimpin penggalian 25 m tephra (materi yang keluar dari letusan gunung berapi) yang menutupi kota Pompeii. Banyak jalanan dan bangunan yang masih utuh ditemukan bersama dengan lukisan dinding, alat dapur, uang dan perhiasan yang dipakai masa itu. Mereka juga menemukan teater, bar, dapur dan pemandian kota. Banyak hal menarik lain seperti ditemukannya tulang gladiator di teater terbuka kota. Bahkan grafitti di dinding bangunan! Mungkinkah pemikiran dan sifat manusia sekarang tak berbeda jauh dengan manusia dua millennium yang lalu?
Letusan Vesuvius dilihat dari Portici (Joseph Wright 1774)
lukisan yang ditemukan di Pompeii
Catatan :
- Cerita tentang Pompeii sudah diangkat ke layar lebar dengan Kiefer Sutherland sebagai salah satu pemainnya. Premier pada 19 February, 2014 di Perancis, Belgia dan Rusia dan ditayangkan berikutnya di kota- kota utama di Amerika Serikat, Kanada, India dan Australia.
- Tulisan ini pertama muncul di blog patahtumbuh yang lama tanggal 15 Januari 2014.
Komentar
Akankah pompeii kedua ada di…
Akankah pompeii kedua ada di indonesia?
Banyak pujangga jawa yang sudah menuliskan karya tentang adanya kejadian nanti dinusantara mirip dengan pompeii
Adakah leteratur yang mungkin bisa menjadi bahan rujukan semisal nostradame prophecy
Sebagai pengiling
Eling lan waspodo
Tambah komentar baru