Sepeda Albert Einstein

Simile

Simile dalam bahasa Indonesia disebut ibarat atau majas perumpamaan.

"Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus tetap mengayuh."

Mungkin anda pernah membaca kutipan yang katanya berasal dari Albert Einstein ini. Tapi benarkah beliau yang pertama menggunakannya?

Ibarat ini dikatakan berasal dari Albert Einstein karena pada tahun 2007, Walter Isaacson dalam biografi berjudul, “Einstein: His Life and Universe” mengutip surat Einstein tertanggal 5 Februari 1930 yang ditujukan kepada anaknya.

Barbara Wolff dari Hebrew University, Jerusalem menerjemahkan kalimat Einstein dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris:
“It is the same with people as it is with riding a bike. Only when moving can one comfortably maintain one’s balance.”

Sepeda

Saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kira-kira begini:

"Hidup manusia laksana naik sepeda. Hanya dengan tetap maju, dia bisa mempertahankan keseimbangannya."

Perumpamaan dengan menggunakan ‘sepeda’ mungkin sudah dipakai sejak sepeda ada. Satu situs yang khusus menyelidiki asal kutipan menyebutkan bahwa pada tahun 1882, Pendeta J. Benson Hamilton menulis satu cerita dalam majalah “The Wheelman”. Dalam ceritanya ada kalimat berikut:

“Seorang pendeta besar,” katanya, “mengatakan, menjalani hidup beragama itu bagaikan naik sepeda; kamu harus terus maju atau turun.”

Sejak itu beberapa pendeta menggunakan ibarat yang sama tetapi dengan kata-kata yang sedikit berubah.

Tahun 1921, William Whiting menulis satu esai dan menggunakan perumpamaan yang awalnya bersifat religius itu untuk kehidupan pada umumnya.

"Di kala bimbang - Maju terus.

Apapun yang terjadi - Maju terus.

Hidup bagaikan naik sepeda : agar tidak jatuh, kita harus terus maju.

Hanya beberapa pengendara ahli yang mampu diam tanpa jatuh."

Tahun 1922, Bulletin of Photography menggunakan perumpamaan ini untuk bidang bisnis.

"Bisnis bagaikan sepeda. Jatuh bila berhenti. Ia harus maju terus atau roboh."

Dari siapa pun perumpamaan itu berasal, siapa pun yang pertama kali mengatakannya, tidaklah lebih penting dari menghayati pesan yang ia sampaikan. Antara jalan kehidupan dengan keseimbangan dalam kehidupan ada saling ketergantungan. Kehidupan akan berjalan baik jika kita dapat menjaga keseimbangan, dan keseimbangan itu hanya dapat dicapai jika kita "menggerakkan" kehidupan tersebut ke arah yang lebih maju.

Sumber: Quote Investigator

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen