Hari Terakhir di Chiang Mai: Menjelajahi Permata Bersejarah

Hari sebelumnya: Pesona Pang Pao Beach: Keindahan Alam dan Budaya Thailand dalam Satu Tempat

Hari terakhir kami di Chiang Mai adalah perjalanan sejarah dan budaya yang tak terlupakan. Kami memanfaatkan sisa waktu yang ada dengan mengunjungi landmark ikonik: Gerbang Tha Pae, Monumen Tiga Raja, dan Wat Chedi Luang. 

Gerbang Tha Pae: Gerbang Menuju Masa Lalu

Hari kami dimulai di Gerbang Tha Pae, salah satu situs sejarah paling penting di Chiang Mai. Saat kami mendekat, tembok bata merah kuno menjulang di depan kami, menjadi bukti sejarah dan ketahanan kota ini. Dibangun pada abad ke-13, Gerbang Tha Pae pernah menjadi titik masuk penting ke kota yang dikelilingi tembok, melindunginya dari invasi dan mengendalikan perdagangan.

Tha Phae Gate

Daerah di sekitar gerbang dipenuhi oleh penduduk lokal yang sedang beraktivitas. Banyak turis berfoto dengan pakaian tradisional Thailand dan lebih banyak lagi yang sengaja memberi makan burung untuk mendapatkan hasil foto yang indah.

Tha Phae Gate

Monumen Tiga Raja: Penghormatan kepada Pendiri

Selanjutnya, kami menuju Monumen Tiga Raja, yang terletak hanya lima menit dari Gerbang Tha Pae. Monumen ini menampilkan patung Raja Mengrai, pendiri Chiang Mai, dan dua sekutunya, Raja Ramkhamhaeng dari Sukhothai dan Raja Ngam Muang dari Payao. Bersama-sama, mereka memainkan peran penting dalam pendirian dan pengembangan kota ini.

Monumen Tiga Raja

Monumen ini bukan hanya penghormatan kepada para pemimpin besar ini, tetapi juga simbol persatuan dan kerjasama. Sangat menginspirasi mendengar tentang visi mereka dan bagaimana mereka membentuk lanskap budaya dan politik di Thailand utara dari pemandu wisata kami.

Wat Inthakhin Sadue Muang
 Wat Inthakhin Sadue Mueang - kuil kecil di sebelah Monumen Tiga Raja.

Wat Chedi Luang: Jantung Warisan Lanna

Pemberhentian terakhir kami adalah Wat Chedi Luang, salah satu kuil terpenting di Chiang Mai. Kompleks yang terdiri dari beberapa kuil dan bangunan ini mulai dibangun pada abad ke-14 oleh Raja Saen Muang Ma untuk menyimpan abu ayahnya. Pada tahun 1468, patung Buddha Zamrud yang sangat dihormati ditempatkan di Wat Chedi Luang yang saat itu merupakan bangunan tertinggi di Chiang Mai. Patung tersebut disimpan di Wat Chedi Luang selama hampir satu abad dan kemudian dibawa ke Luang Prabang, Laos. Sekarang ia disimpan di Temple of the Emerald Buddha di Bangkok.

Wat Chedi Luang

Kompleks kuil ini adalah perpaduan antara kuno dan modern, dengan struktur yang telah dipugar berdiri di samping bangunan baru.

Wat Chedi Luang
Vihara Luang Pu Mun

 

Wat Chedi Luang

Selamat Tinggal Chiang Mai

Perjalanan liburan di Chiang Mai segera berakhir. Sudah tiba waktu untuk kembali ke rumah dan menjalani rutinitas semula. Hari ini, Chiang Mai telah menunjukkan kepada saya bahwa di balik hiruk-pikuk wisatawan, kota ini menyimpan momen-momen tenang yang memungkinkan kita untuk benar-benar menghayati kekayaan sejarah dan budayanya. Chiang Mai telah memberi apresiasi mendalam terhadap sejarah dan budaya Thailand. Setiap situs yang kami kunjungi menceritakan kisah ketahanan, visi, dan spiritualitas. 

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus...

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya...

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya...

Rose Chen

Salah satu fungsi...

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam...

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan...

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui...

Rose Chen