Angkor Wat adalah kota kuno antara Tonle Sap (Great Lake) dan pegunungan Kulen yang pada masa Kerajaan Khmer (abad IX hingga XV) pernah menjadi pusat politik, agama, dan sosial yang sangat besar. Kerajaan Khmer pada masa itu menguasai sebagian besar Asia Tenggara termasuk Thailand, Laos, dan Vietnam. Angkor Wat pada masa itu berpenduduk satu juta orang dan merupakan kota preindustri terbesar di dunia.
Setelah runtuhnya Kerajaan Khmer, kuil-kuil terlantar selama berabad-abad. Sekarang sebagian besar kuil ini telah dipugar dan menjadi objek wisata yang cukup terkenal. Angkor Wat (City Temple) yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Suryavarman II (awal abad XII) berdiri di atas tanah seluas hampir 200 hektar dengan menara tertinggi mencapai 213 meter. Ia adalah bangunan religius terbesar di dunia. Berbeda dengan kuil lain, Angkor Wat berorientasi ke Barat (masuk dari Gerbang Barat) dan galeri pahatannya dirancang untuk dilihat berlawanan dengan arah jarum jam. Arah seperti ini biasanya dikaitkan dengan kematian. Konon kuil ini digunakan oleh Raja sebagai tempat menyembah Dewa Vishnu dan akhirnya menjadi tempat pemakamannya.
Seperti kuil-kuil lain di Kamboja, Angkor Wat yang awalnya adalah kuil Hindu lambat laun menjadi kuil Buddha Theravada pada akhir abad XIII. Penjelajah Portugis pernah mengunjungi Angkor Wat pada abad XVI, tetapi penjelajah Perancis, Henri Mouhot, yang berkunjung pada tahun 1860 lah yang mempopulerkan Angkor Wat. Henri menulis dalam laporannya: “Salah satu dari kuil ini, saingan dari kuil Solomon, dan didirikan oleh seorang Michelangelo purba, mungkin bisa disejajarkan dengan bangunan-bangunan kita yang terindah. Ia lebih megah dari bangunan mana pun yang ditinggalkan oleh Yunani dan Roma, dan merupakan kontras yang menyedihkan dengan kebiadaban di mana negara ini sekarang berkubang.”
Dari tempat kami menginap di Angkor Palace Resort & Spa di National Road 6, Siem Reap, hanya perlu 15 menit naik mobil untuk mencapai Angkor Wat yang populer sebagai tempat melihat matahari terbit. Kami sampai di tempat penjualan tiket pukul 05.00. Bulan sabit masih terlihat menggantung di langit tapi sudah banyak turis yang antre membeli tiket. Sebagian antre di kedai di samping loket untuk membeli kopi hangat dan roti untuk sarapan. Walau matahari bersinar terik di siang hari, pagi-pagi begini cuaca lumayan dingin, yang membuat Anda memerlukan jaket tipis atau scarf.
(Baca juga: Jadi Turis di Kamboja)
Tiket
Sebaiknya kuil pertama yang dikunjungi adalah Angkor Wat karena tiket yang berlaku untuk beberapa hari hanya bisa dibeli di dua tempat: Charles de Gaulle Road dan di jalan antara Siem Reap dan Angkor Wat. Hotel dan tempat menginap tidak memiliki izin menjual tiket Angkor.
Tiket (Angkor Pass) untuk satu hari harganya US$ 20, untuk 3 hari US$ 40, dan untuk 7 hari US$ 60. Kami membeli tiket untuk 3 hari. Tiket bisa digunakan untuk kuil-kuil di Angkor Archaeological Park (area seluas 400 kilometer persegi dengan lebih dari 100 kuil), kecuali Beng Mealea dan Phnom Kulen. Tiket tiga hari boleh dipakai tiga hari dalam seminggu (tidak harus berturut-turut), sedang tiket 7 hari boleh dipakai dalam sebulan.
Per 1 Februari 2017, harga tiket naik menjadi, 1 hari US$ 37, 3 hari US$ 62, 7 hari US$ 72.
Anak di bawah umur 12 tahun gratis tapi perlu memperlihatkan paspor. Semua yang butuh tiket harus ikut antre karena akan difoto (tiketnya seperti kartu identitas dengan foto). Hanya tiket sehari yang dibeli sesudah pukul 17.00 boleh dipakai sampai keesokan harinya asal tidak dilubangi di gerbang masuk kuil.
Angkor Wat bagaikan piramid tiga tingkat dengan empat enclosure. Ada lima menara dalam posisi quincunx (seperti lima titik pada dadu) di tingkat teratas.
Arsitektur
Secara umum struktur kuil Angkor dibuat sebagai simbol Gunung Meru, yang menurut kepercayaan Hindu adalah pusat dunia, tempat tinggal para dewa.
- Central Sanctuary - terletak di pusat kuil, merupakan “rumah” bagi dewa (Hindu) atau Buddha yang dipuja.
- Enclosure (artinya: sebidang tanah dengan pagar) - Sebagian pagar enclosure kuil Angkor berupa galeri, seperti pagar enclosure di Angkor Wat. Kuil Angkor biasanya terdiri dari beberapa lapisan enclosure dengan enclosure pertama dihitung mulai dari tengah.
- Gopura - pintu masuk berupa monumen dengan lintel (bagian horizontal di atas dua tiang vertikal yang membingkai pintu masuk) dan pediment (bentuk segitiga di bagian atas pintu) penuh ukiran/pahatan.
- Library - Namanya perpustakaan tapi kemungkinan fungsinya adalah sebagai tempat pemujaan, terdapat di kiri kanan pintu masuk enclosure.
Tips:
- Posisi paling baik untuk mengambil foto Angkor Wat adalah di tepi kolam sebelah kiri jika kita menghadap bangunan kuil. Datang lebih pagi untuk mengambil posisi karena pengunjung sangat banyak.
- Hati-hati dengan perampas berekor panjang yang berkeliaran.
- Setelah mengambil foto matahari terbit, SEGERAlah masuk ke dalam kuil untuk antre naik ke menara paling tinggi, karena hanya 300 turis yang boleh naik. Turis dikalungi tanda masuk sebelum memanjat tangga kayu yang curam.
- Tergantung minat terhadap arsitektur dan sejarah Angkor, dibutuhkan paling sedikit empat jam untuk menikmati Angkor Wat.
- Sebelum meninggalkan level satu, sempatkan ke galeri sebelah kanan (jika baru masuk dari gerbang luar, galeri sebelah kiri) yang disebut Hall of Echoes. Jalanlah ke ujung galeri, berdiri di sudut kiri dengan punggung menempel ke dinding, pukullah dada dengan irama seperti denyut jantung. Kita bisa mendengarkan gemanya.
Dari Angkor Wat, perjalanan kami lanjutkan ke Ta Prohm dan Ta Keo.
Tambah komentar baru