Reminiscence (Bagian II)

Sebelumnya: Reminiscence (Bagian I)

Kami makan siang di sebuah rumah makan di pantai dalam perjalanan menuju Padangsidimpuan. Walau kami banyak tertawa selama di rumah makan itu, pikiran saya sebenarnya berada dalam dimensi lain … 

Saya serasa melesat melintasi lorong waktu, bagai tersedot angin puting beliung dan tiba-tiba saja saya sudah menjadi anak kecil. Papa memberikan lidah ikan mas yang digulai pada saya sambil berkata, “Ini Sia, kesukaanmu.” Kita tidak pernah sadar bahwa pada suatu masa yang akan datang, saat ini - detik ini, akan menjadi kenangan yang menggetarkan.

Makan Siang

Sepanjang jalan yang kami lalui, baik Neny, kakaknya, maupun pengemudi mobil yang membawa kami, sabar sekali menunggu saya memotret pemandangan zaman now yang dalam memori saya adalah sesuatu dari zaman old. Ada padi yang dijemur di tepi jalan. Ada ayam dalam kurungan bambu di halaman rumah penduduk. 

Jemur Padi
Padi dijemur di tepi jalan.
Kurungan Ayam
Ayam dalam kurungan bambu. 
Gubuk 1

Rumah-rumah ini mengingatkan saya pada suatu hari Minggu bertahun-tahun yang lalu. Di gereja, pendeta menjelaskan aktivitas satu organisasi non-profit di Taiwan yang membantu masyarakat kurang mampu. Dengan proyektor dia memperlihatkan foto saat anggota organisasi itu menyalurkan bahan makanan ke rumah-rumah penduduk yang dinilai “kurang mampu”. 

Gubuk 2

Saya sedih melihat foto-foto itu. Dalam otak saya muncul pertanyaan - Begini yang disebut rumah orang tidak mampu di Taiwan? Terbayang rumah-rumah di berbagai sudut Indonesia yang pernah saya lihat, termasuk rumah di desa terpencil tempat saya ditugaskan sebagai dokter muda sekian tahun silam yang lebih memprihatinkan. Perbedaannya sungguh jauh. Ketika pendeta mempertontonkan foto-foto itu, dalam memori saya juga terbayang rumah-rumah pribadi megah di Indonesia yang jauh lebih banyak dan lebih megah dari rumah pribadi yang megah di Taiwan. 

Mengingat semua itu lara bukannya terlipur, melainkan malah membuat rasa sedih kian dalam. Rumah-rumah yang saya saksikan dalam perjalanan menuju Padangsisimpuan membangkitkan kenangan sedih, seperti kesedihan yang menyelimuti saya ketika menonton slide yang diperagakan di gereja sekian tahun yang lalu.

Selanjutnya: Reminiscence (Bagian III)

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus...

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya...

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya...

Rose Chen

Salah satu fungsi...

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam...

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan...

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui...

Rose Chen