Catatan: Baca di bagian akhir tulisan ke mana melayangkan pertanyaan anda.
‘Kita Cerai Saja!’
Ada orang yang suka menggunakan kata-kata ini sewaktu bertengkar dengan pasangannya. Saya selalu menekankan bahwa ini adalah kalimat yang paling pantang diucapkan kecuali sudah dipikirkan matang-matang dan siap mental bahwa pasangan anda mengiyakan. Kalau hanya dipakai untuk mengancam, waduh… sekali dua kali, mungkin pasangan jadi kaget dan mengalah biarpun dia tak merasa bersalah. Kalau terlalu sering dilontarkan, jadi menjengkelkan dan kesannya seperti menganggap pasangan sangat membutuhkan anda atau anda memang serius ingin bercerai sehingga pasangan merasa tidak dicintai/dibutuhkan lagi.
Mengapa Ingin Bercerai?
Pada waktu menikah, hampir tidak ada pasangan yang berpikir bahwa mereka suatu saat kelak akan bercerai. Kalau kita menanyakan sebab teman ingin bercerai dengan pasangannya, besar kemungkinan dia tidak siap dengan jawabannya dan harus berpikir dulu. Mungkin dia mengeluarkan pernyataan ingin cerai itu tanpa berpikir panjang, hanya terbawa emosi saja. Setelah berpikir, mungkin dia akan mengatakan sebab yang sebenarnya tak ada dasarnya sama sekali. Misal, pasanganku terlalu posesif, gampang cemburu. Benarkah begitu? Mungkin dia bukan cemburu tapi mengkhawatirkan keselamatan si pasangan. Dan kalau memang dia posesif dan cemburuan, seharusnya mereka mencari penyebab perasaan ini. Mungkin pasangan yang mudah cemburu ini tidak memiliki rasa percaya diri, mungkin dia takut kehilangan. Jadi seharusnya diberikan pengertian dan tunjukkan bahwa anda bisa dipercaya.
Sering alasan yang diajukan kurang kuat, karena jika dikaji lebih lanjut, ada penyebab yang lebih dalam lagi yang tidak disadari. Contoh kasus: A, seorang istri, mengatakan dia ingin bercerai karena suami pelit sekali. Setelah beberapa lama, A tahu bahwa ternyata suami mempunyai pikiran bahwa seorang wanita yang memiliki banyak uang, akan ‘lari’ dengan lelaki lain. Tak jelas dari mana suami punya pikiran seperti itu, tapi kemudian A meyakinkan suami (sambil bercanda), bahwa dia berpendapat sebaliknya, kalau suami tak memberi dia nafkah, dia justru akan ‘lari’ dan mencari suami lain yang mau memberi dia uang.
Hari demi hari berlalu dalam pernikahan, anda mungkin bergelut dengan sakit hati, mempertimbangkan apa sebaiknya anda cerai saja. Mungkin anda berpikir, 'Akan ada kesempatan kedua, mengapa harus bertahan dengan orang yang menyebalkan ini, aku sudah salah memilih.' Mungkin anda lelah bertengkar dan perang dingin. Yang berkecamuk dalam pikiran hanyalah bahwa anda ingin keluar dari pernikahan. Pada waktu seperti ini, sulit untuk memikirkan hal lain seperti, 'Mungkin saja pernikahan ini bisa dipertahankan' atau 'Bagaimana kelak hidup saya setelah perceraian?', 'Bagaimana dengan anak-anak?'
Kapan Cerai Adalah Suatu Pilihan
1. Berbeda keyakinan yang sering menimbulkan konflik atau setelah menikah beberapa waktu, pasangan berpindah keyakinan tanpa kesepakatan kedua pihak.
2. Penyelewengan berulang.
3. Pelecehan (abuse) – baik fisik maupun psikis.
4. Pasangan terlibat tindak kriminal.
5. Pasangan menderita gangguan mental serius.
6. Tidak ada kesepakatan atas masalah penting rumah tangga seperti keuangan dan pendidikan anak.
Selamatkan Pernikahan Anda
Setiap orang mempunyai alasan sendiri untuk bercerai. Sebelum mengajukan niat cerai, coba dulu lakukan hal berikut:
1. Buat daftar penyebab anda ingin bercerai. Setiap hari pertimbangkan baik-baik daftar anda. Apakah itu alasan bercerai yang tepat? Jangan sampai ketika ditanya, anda mengatakan penyebab anda mau bercerai adalah 'karena dia tidak pernah membantu cuci piring'. Daftar anda yang semula panjang, mungkin hari demi hari menjadi semakin pendek.
2. Selain fokus terhadap kesalahan pasangan, anda juga harus berpikir secara objektif, harus punya insight, harus introspeksi, apakah anda juga pasangan yang baik bagi dia? Kalau anda sendiri tidak baik, mengapa mengharapkan dia baik? Pernikahan yang berhasil perlu kerja sama kedua pihak. It takes two to tango. Tidak bisa hanya mengharapkan sebelah pihak untuk berubah jika ada ketidakcocokan dalam hal tertentu. Kedua pihak harus punya komitmen untuk merubah sikap dan kembali pada komitmen awal ketika memulai hubungan.
3. Sebaiknya ajak pasangan duduk dan bicarakan dengan kepala dingin apa yang menjadi ganjalan. Jika tidak memungkinkan untuk berbicara berdua tanpa emosi meluap, kita dapat meminta bantuan pihak ketiga yang disegani untuk menjadi penengah.
4. Usahakan mengurangi frekuensi bertengkar, lebih sering melakukan kontak fisik, memeluk atau kalau sulit untuk memaksakan diri memeluk, mungkin sekedar menyentuh. Banyak pasangan yang makin lama makin jarang bersentuhan seiring dengan bertambah seringnya bertengkar ataupun kehilangan komunikasi. Pasangan mungkin tidak bertengkar lagi, memilih diam, dan tidak saling bercerita lagi.
5. Pikirkan segala penyebab sakit hati anda, adakah cara mengatasi? Lakukan segala cara yang terpikirkan untuk menyelamatkan pernikahan, sehingga bila benar bercerai, anda bisa mengatakan kepada anak anda, kami sudah mencoba segala cara untuk mempertahankan pernikahan ini.
6. Tiap hari, hidupkan kembali kenangan masa pacaran dan awal pernikahan. Kenang kembali mengapa anda dulu jatuh cinta kepadanya. Lakukan hal ini paling tidak sebulan, kemudian pikirkan kembali apakah anda benar ingin bercerai.
Membuat Keputusan
Banyak hal yang harus dipikirkan berulang kali sebelum mengambil keputusan final, karena sebenarnya, bercerai atau bertahan dalam perkawinan yang tidak sehat, rasanya seperti akan mengamputasi kaki. Pilihannya hanya, amputasi kaki kiri atau kaki kanan. Efeknya sama berat, tergantung individu yang akan menjalani. Apakah akan bertahan dalam perkawinan amburadul yang hanya tinggal ‘merek’ saja, atau bercerai, dengan segala tantangan baru dan efek samping yang pasti harus dihadapi, seperti:
1. Keadaan keuangan setelah bercerai. Pembagian harta, pembagian tugas membiayai anak. Bagaimana bila ada hutang?
2. Kemungkinan anak anda akan memiliki ibu dan/atau bapak tiri. Bagaimana kalau orang tersebut adalah orang yang anda kenal, atau bahkan lebih menakutkan lagi, adalah orang yang anda benci?
3. Pembagian tugas membesarkan anak. Siapa yang tinggal bersama siapa, kapan berkunjung dan lain lain.
4. Status anda setelah bercerai. Apakah anda sudah siap mental menghadapi tanggapan orang sekitar anda? Perlakuan yang diberikan kepada seorang dengan status menikah mungkin lain dengan perlakukan yang diberikan terhadap seorang duda/janda.
5. Masalah psikis yang dihadapi anak anda dengan perceraian orangtuanya.
Ada satu puisi yang sangat menyentuh mengenai pernikahan oleh Kahlil Gibran. Seandainya setiap pasangan membaca puisi ini setiap tahun pada ulang tahun pernikahan mereka dan menjalaninya di sepanjang pernikahan, mungkin kata cerai tidak akan pernah terlintas dalam pikiran.
On Marriage
Kahlil Gibran
You were born together, and together you shall be forevermore.
You shall be together when the white wings of death scatter your days.
Ay, you shall be together even in the silent memory of God.
But let there be spaces in your togetherness,
And let the winds of the heavens dance between you.
Love one another, but make not a bond of love:
Let it rather be a moving sea between the shores of your souls.
Fill each other’s cup but drink not from one cup.
Give one another of your bread but eat not from the same loaf.
Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone,
Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music.
Give your hearts, but not into each other’s keeping.
For only the hand of Life can contain your hearts.
And stand together yet not too near together:
For the pillars of the temple stand apart,
And the oak tree and the cypress grow not in each other’s shadow.
Kamu lahir bersama, dan akan selalu bersama selamanya.
Kamu akan tetap bersama ketika sayap-sayap putih kematian meluluhlantakkan hari-harimu.
Ya, kamu akan tetap bersama bahkan dalam senyapnya kenangan akan Tuhan.
Tapi biarkanlah ada ruang-ruang di tengah kebersamaanmu itu.
Dan ijinkanlah semilir angin surga menari di antaramu.
Cintailah pasanganmu, tetapi janganlah terikat dalam cinta.
Tetapi biarkanlah ada lautan yang mengalir di antara jiwa kalian.
Isilah cangkir pasanganmu, tetapi jangan minum dari cangkir yang sama.
Bagikan rotimu kepadanya tetapi jangan makan dari roti yang sama.
Menyanyi dan menarilah bersama dan bergembiralah, tapi berikan padanya waktu untuk menyendiri.
Bahkan senar-senar kecapi adalah sendiri-sendiri, walau mereka bergetar untuk lagu yang sama.
Berikan hatimu tapi bukan ke dalam tangannya.
Karena hanya tangan yang Kuasa mampu memelihara hati kalian.
Dan berdirilah bersama, tetapi jangan terlalu dekat.
Karena bahkan tiang-tiang rumah ibadah pun berdiri berjauhan.
Dan pohon ek serta pohon cemara tidak tumbuh di bawah bayangan satu atau yang lainnya.
Apabila setelah mempertimbangkan semua aspek, anda masih tetap bertahan pada keputusan bercerai, siapkan mental untuk menghadapi musim baru dalam hidup anda. Hidup setelah perceraian, apalagi jika anda mempunyai anak, akan berbeda sekali dan tantangan yang dihadapi lebih keras daripada masa sebelum anda menikah. Tapi jangan khawatir, banyak orang yang justru hidupnya menjadi lebih berarti setelah bercerai. Bisa menjadi diri sendiri kembali, mengejar semua obsesi yang tertinggal selama menikah dan menata kembali serpihan-serpihan yang tercecer.
Catatan per 19 April 2018
Yang ada pertanyaan atau ingin konsultasi, klik di SINI untuk bertanya.
Komentar
Saya melontarkan kata "mau…
Saya melontarkan kata "mau cerai saja ap ?" Pd istri saya baru satu kali
apakah kata - kata itu bisa ditarik kmbali dan apakah masih bisa di perbaiki hubungan kami ?
Kata yang telah dikeluarkan…
Ibu Rose, setelah membaca…
Ibu Rose, setelah membaca artikel ini, saya ingin sekali berdiskusi dengan anda mengenai pernikahan kami.
Apakah ibu bersedia membantu?
kalau ibu bersedia apakah ada email yang bisa saya hubungi?
antonkusuma@gmail.com
sungguh bermanfaat,. mksih…
sungguh bermanfaat,. mksih rose chen
Sangat bermanfaat tulisan d…
Sangat bermanfaat tulisan d atas , bagi kami yg lg menghadapi masalah yg sama
Semoga Chaida bisa menemukan…
Semoga Chaida bisa menemukan jalan yang paling baik bagi semua pihak.
sangat menyentuh,bnyk…
sangat menyentuh,bnyk pelajaran dan masukan dr bacaan diatas
Terimakasih, Hj. Ida. Semoga…
Terimakasih, Hj. Ida. Semoga bermanfaat.
Tambah komentar baru