Mendeteksi Kebohongan

Suatu sore saya mendengar bisik-bisik antara putra bungsu saya dengan Mbaknya di rumah. Kak, aku tadi main sepeda ikut Naufal sampai ke belakang kompleks yang ada angsa dekat pinggir kali itu.  Ngaku aja ke Mama ya. Aku ga berani boong, lagian Mama pasti tau koq kalo aku boong. Mama itu serba tau lho. Saya berusaha menahan tawa agar mereka tidak tahu jika saya nguping pembicaraan itu. Memang saya selama ini melarang anak bermain sepeda sampai keluar kompleks jadi dia tahu saya pasti akan marah.

Kasus Mirna dan Jessica sempat menjadi topik hangat di media Indonesia. Salah satu hal yang menarik adalah tentang kemungkinan Jessica berbohong. Dia disinyalir menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Ada saksi ahli dan beberapa penyidik lain yang membahas bagaimana dan mengapa mereka meragukan pernyataan Jessica ketika penyidikan berlangsung.

Dalam hubungan sehari-hari kita menggunakan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik itu secara verbal (berbicara), mimik wajah, tinggi rendah suara, pemilihan kata-kata dan lain sebagainya. Beberapa gerakan atau bahasa tubuh timbul dan sering tidak disadari oleh yang bersangkutan ketika ia sedang berkomunikasi. 

Bagi orang yang bertugas mengungkap fakta dari kasus tertentu, seperti polisi atau psikolog forensik, dibutuhkan kemampuan khusus untuk mendeteksi kebohongan dari orang yang dicurigai terlibat. Para ahli mempelajari bahasa tubuh dan juga microexpression.

Bohong

Menurut Prof. Aldert Vrij dari Portsmouth University di Inggris, setidak-tidaknya ada 17 perilaku non verbal yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang sedang berbohong atau tidak ketika berkomunikasi:

Karakteristik Vokal:

  1. Terlihat ragu-ragu saat berbicara dan sering menggunakan kata ‘hmmm’, ‘ah’, ‘er’, ‘apa ya’, dan lain sebagainya.
  2. Sering mengulang satu kata tertentu, kalimatnya tidak jelas dan tidak lengkap, salah ucap, ‘keceplosan’.
  3. Ada perubahan pada tekanan suara, kadang meninggi, kadang melemah.
  4. Periode laten antara pertanyaan dan jawaban. Terdiam untuk beberapa saat sebelum menjawab.
  5. Banyaknya kata-kata yang diucapkan dalam satu kurun waktu tertentu.
  6. Frekuensi terdiam (pause) ketika sedang berbicara.
  7. Lamanya periode terdiam (pause).

Karakteristik Wajah:

  1. Tertegun melilhat wajah lawan bicara.
  2. Tersenyum atau tertawa.
  3. Mata berkedip-kedip dan berusaha mengalihkan tatapan mata ke tempat lain, menghindari kontak mata.
  4. Gerakan mata sering mengarah ke kanan atas sebelum menjawab.

Gerakan:

  1. Menggaruk-garuk kepala, lengan atau badan.
  2. Tangan sering ikut bergerak untuk menerangkan apa yang sedang dikatakan secara verbal, melipat tangan di dada atau tangan saling terkatup.
  3. Kaki dan tungkai ikut bergerak misalnya mengetuk-ngetukkan kaki di lantai, kaki diarahkan ke pintu, menyilangkan kaki.
  4. Sering mengangguk atau menggeleng-gelengkan kepala.
  5. Tubuh bagian atas bergerak dan biasanya diikuti dengan gerakan kepala.
  6. Sering merubah posisi duduk, posisi tubuh atau kaki.

Seorang ahli dalam microexpressions, Paul Ekman dalam bukunya Telling Lies, banyak menekankan pada ekspresi wajah. Wajah adalah cermin jiwa jadi emosi apa yang sedang dirasakan oleh individu akan terekam di wajahnya. Pengamat yang ahli mampu mendeskripsikan banyak hal dari ekspresi wajah individu seperti gerakan wajah yang asimetris, konsistensi kata yang diucapkan dengan ekspresi wajah ketika mengucapkannya, pupil membesar, pipi merona, senyum palsu atau dibuat-buat.

Ekman mampu membedakan delapan belas tipe senyum dari jenis senyum bahagia, menggoda, mengejek, malu, senyum kecut, senyum setuju, bangga, tertekan dan lainnya. Senyum palsu, misalnya, dapat dideteksi dari tidak adanya gerakan otot sekitar mata, yang bergerak hanya wajah bagian bawah dan asimetris.

Mungkin anda masih ingat skandal yang menghebohkan antara mantan presiden Amerika, Bill Clinton dengan pegawai magang di Gedung Putih, Monica Lewinsky yang  terkuak pada Januari 1998. Awalnya Clinton dengan gigih menyangkal memiliki hubungan yang tidak pantas dengan Lewinsky dan dalam pernyataan resminya di TV yang disiarkan secara luas, tampak bagaimana bahasa tubuh dan microexpressions yang tidak sinkron dengan apa yang disampaikan Clinton. Pada penyelidikan selanjutnya, akhirnya Clinton mengakui affair dengan Lewinsky. 

Bagi yang suka menonton tayangan Oprah Show, Dr. Phil pernah mengisi salah satu episode yang bertema How To Spot A Liar. Beliau memberikan tips untuk mengenali beberapa bahasa tubuh orang yang berbohong : 

  • Kontak mata yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Pembohong cenderung untuk menghindari kontak mata. Tetapi jika mereka berani menatap mata anda, akan terlihat bahwa mereka sedang berusaha keras menutupi kebohongannya.
  • Terlalu menekankan detil yang tidak penting. Pembohong mencoba mengalihkan pokok bahasan utama dengan bercerita hingga detil soal lain agar fokus kita jadi teralihkan dari bahasan utama.
  • Ketika orang berbohong, mereka akan sering menyentuh hidungnya.
  • Melilhat ke atas dan ke bawah dan terlihat gelisah.
  • Menjawab pertanyaan yang tidak ditanyakan, sebagai salah satu cara membela dirinya.
  • Orang yang berbohong cenderung bernafas dengan mulut karena nafasnya memburu dan tidak cukup oksigen.
  • Ragu-ragu dan sering ada jeda ketika berbicara, seperti sedang melancarkan tenggorokan yang tersekat.
  • Kelopak matanya terus berkedip, pupil melebar.
  • Ada perubahan nada suara
  • Tidak banyak tersenyum 
  • Bahu tegang.

Perhatikanlah ketika seseorang sedang merasa tidak nyaman atau stres, sistem saraf otonom akan mengirimkan sinyal seperti: bibir kering, telapak tangan berkeringat, nafas tidak teratur, hidung atau tenggorokan tiba-tiba berasa gatal, pipi merona, atau wajah pucat. Bisa jadi orang tersebut memang tidak sedang berbohong, tapi hanya cemas akan sesuatu. Berbeda dengan psikopat, mereka sangat ahli dalam berbohong karena tidak punya rasa bersalah dan tidak merasa cemas ketika berbohong.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus...

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya...

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya...

Rose Chen

Salah satu fungsi...

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam...

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan...

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui...

Rose Chen