Pemerasan Emosional dan Bunuh Diri (Bagian III)

Halaman sebelumnya : Pemerasan Emosional dan Bunuh Diri (Bagian II)

Yang membedakan seorang dengan orang lain adalah reaksinya terhadap satu keadaan/pernyataan yang sama. Semua kejadian yang dialami seseorang mulai dari dia lahir memberi pengaruh kepada otaknya, dan ini menentukan reaksi yang dia berikan. Seorang yang masa kecilnya tidak mendapat cukup kasih sayang atau tidak cukup mendapatkan rasa aman, mungkin bereaksi sangat negatif terhadap pemerasan emosional seperti bunuh diri. Tentu tidak semua orang memilih bunuh diri jika jadi korban PE.

Di saat sebagian besar orang sibuk fokus pada diri sendiri, kecenderungan depresi dan bunuh diri seorang yang kita kenal dekat (atau mungkin orang itu adalah diri kita sendiri) bisa luput dari perhatian. Dengan meluangkan sedikit waktu, mungkin kita bisa mengenali dan menyelamatkan nyawa seorang yang kita sayangi.

1. Saat mendengar orang lain berbicara. Dengarkan apa yang tidak diucapkan.
Contoh: Seorang istri mengeluh kepada suaminya tentang mertua yang tak pernah puas, walau dia telah berusaha keras. Istri belajar memasak, membeli buku resep, berusaha memasak makanan kesukaan mertua, tapi selalu ada yang kurang… kurang asin, kurang manis, kurang matang. Mencuci kurang bersih, menggosok kurang rapi.
Salah: Suami hanya menjawab, “Sabar ya, Sayang.”
Benar: Suami harus berpikir, apa yang sebenarnya ingin dikatakan istrinya. Istrinya ingin pengakuan, ingin dihargai usahanya. Harusnya dia menjawab: Maafkan Mama ya, Sayang. Beliau mungkin melampiaskan frustrasinya padamu, karena dia sudah tak sanggup masak sendiri lagi. Terimakasih banyak kamu sudah berusaha keras berbakti pada Mama. Terimakasih banyak kamu tidak memaksa kita harus pindah rumah. Aku betul-betul menghargai pengertianmu.

2. Selalu ada lebih dari satu sudut pandang.
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar apa yang anda lihat?

woman

Jika kita melihat titik merah sebagai dagu, maka itu adalah gambar seorang perempuan tua, tetapi bila kita melihatnya sebagai leher, maka itu menjadi gambar seorang perempuan muda.
Bila ada satu kejadian yang mengecewakan, cobalah lihat dari sudut pandang lain.

3. Jelaskan apa yang ada dalam hati anda. Mulailah kalimat dengan “saya” agar lawan bicara tidak merasa disudutkan.
Saat suami terlambat pulang kerja.
Salah: Kamu dari mana saja? Kok larut sekali baru pulang?
Benar: Aku khawatir sekali, mengapa kamu begitu terlambat pulang? Aku takut kamu kecelakaan, sudah yang tidak-tidak saja yang kupikirkan.

4. Sebelum bicara, dengar dan perhatikan baik-baik ucapan, tingkah laku, dan kondisi lawan bicara.
Seorang wanita muda dikhianati suaminya. Untuk melampiaskan kekesalannya, dia sering meninju dinding kamar kerjanya hingga tangannya luka dan lebam. Setelah beberapa minggu, Psikolog tidak melihat luka di tangan wanita itu lagi.  Ternyata dia dipindah ke bagian lain di mana dia harus satu kamar kerja dengan orang lain sehingga tidak berani meninju dinding. Psikolog bertanya, “Bagaimana sekarang kamu meredakan emosimu?”
Wanita itu menyingsingkan lengan panjang yang dia pakai dan memperlihatkan bekas luka sayatan di lengannya. “Saya menyayat diri sendiri.”
Kita tidak bisa berasumsi teman kita sudah “membaik” hanya karena dia tidak “meninju dinding” lagi. Ada kemungkinan dia melakukan hal lain yang lebih parah.

5. Jadilah tempat curhat yang dapat dipercaya dan juga pilihlah teman yang bisa menjadi tempat curhat yang dapat dipercaya. Saat curhat adalah saat yang tepat untuk memikirkan kembali apa yang sebenarnya terjadi.

6. Olahraga membantu mengurangi stres. Lakukan paling sedikit tiga kali seminggu. Sekali olahraga paling sedikit 30 menit atau hingga denyut jantung 130 kali permenit.

7. Sering-seringlah melakukan hal yang menggembirakan hati.

Survive

 

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus...

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya...

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya...

Rose Chen

Salah satu fungsi...

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam...

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan...

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui...

Rose Chen