Saya akan berbagi tips bagaimana menemukan smartphone yang tepat di antara banyaknya merk yang kini tersedia dengan bermacam tipe dan spesifikasi. Ada tujuh aspek (dana, kamera, game, gengsi, anti-mainstream, nasionalisme, rahasia) yang perlu dipahami dan dipertimbangkan. Langkah-langkahnya mudah diikuti, dengan sistem gugur, agar anda dapat dengan cepat menemukan smartphone yang seharusnya anda beli.
1. Dana.
Dengan menghitung dana yang ada, kita dapat menentukan smartphone yang akan dibeli. Jika dana yang tersedia Rp 2 juta, maka semua smartphone dengan harga di atas Rp 2 juta tentu sudah tidak masuk ke dalam kriteria kita. Selanjutnya kita tinggal memilih smartphone dengan harga berkisar antara Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Situs penjualan online pada umumnya menyediakan fitur agar kita dapat menyaring pilihan. Smartphone yang ditampilkan adalah yang harganya berkisar antara sekian sampai sekian.
2. Kamera.
Apakah kita akan sering membuat foto dengan kamera smartphone? Apakah kita sangat mementingkan pengambilan foto itu? Atau, kita dapat memberi nilai dari 1 sampai 10 untuk tingkat kebutuhan berfoto-foto menggunakan smartphone. Selain itu juga perlu dipertimbangkan apakah kita sudah memiliki kamera untuk foto. Apabila kita sebenarnya sudah memiliki kamera, apalagi kamera yang canggih, maka sebenarnya kita tidak begitu memerlukan kamera yang ada di smartphone, atau kita tidak begitu membutuhkan kamera canggih di smartphone yang akan kita beli tersebut.
Selain pembuatan foto, pelu dipertimbangkan apakah kita akan menggunakan kamera smartphone untuk merekam video. Apakah kita perlu video dengan kualitas yang bagus? Apa tujuan kita membuat video? Kalau kita bekerja atau bergerak di industri perfilman, mungkin kita perlu menghasilkan video yang kualitasnya bagus. Selain hal itu, ada banyak faktor yang perlu kita pertimbangkan soal video. Saran saya, apabila kita benar-benar ingin dan sering melakukan video recording, maka sebaiknya beli saja alat yang khusus untuk merekam video.
Apabila kita sudah memikirkan faktor kamera, maka kita tinggal membandingkan kualitas kamera smartphone dari sisi hardware (baca spesifikasi teknis smartphone).
Faktor seberapa besar megapixel dari kamera tersebut, perlu dipertimbangkan. Contohnya: kita membandingkan kamera 13 megapixel dengan 16 megapixel, maka kualitas foto yang dihasilkan tidak akan berbeda jauh. Bahkan bisa saja smartphone dengan kamera 13 megapixel menghasilkan foto yang lebih jelas dari kamera 16 megapixel. Penyebabnya antara lain pencahayaan atau flash.
3. Game.
Apakah kita akan memainkan game yang "berat". Maksudnya game dengan grafik kualitas tinggi, proses yang banyak, dan lain sebagainya. Apabila tidak, maka RAM 1 giga atau 2 giga sudah sangat cukup untuk sekadar bersosial media, video chat, voice chat, dan lain-lain. Memakai smartphone dengan RAM 4 giga sangat mubazir apabila kita menggunakan smartphone itu hanya untuk membuka Youtube. Harap diingat, smartphone canggih yang mubazir itu tahun depan sudah tidak laku.
4. Gengsi.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa faktor gengsi juga menentukan pemilihan seseorang untuk smartphone. Kalau gila gengsi, gampang sekali. Belilah merk-nya. Agar selalu unggul dalam hal gengsi, belilah yang termahal yang kita sanggup bayar. Tapi kalau tidak mengutamakan gengsi, belilah smartphone yang sesuai dengan kebutuhan praktis.
5. Anti Mainstream.
Ada orang yang tidak suka dengan mainstream, tidak mau sama dengan orang lain. Saat orang beramai-ramai menggunakan Nokia, belilah Samsung. Saat orang ramai-ramai menggunakan Blackberry, belilah Nokia. Pokoknya, berbeda. (Berita terbaru: Nokia kembali giat di sektor smartphone dengan diluncurkannya smartphone Nokia 6 Ekslusif untuk pasar China di awal tahun 2017).
6. Nasionalisme
Ada orang yang merasa lebih nasionalis dengan menggunakan produk lokal. Saya kurang tahu perihal merk dan kewarganegaraan si pemilik merk (stakeholders pakai s). Saya hanya pernah dengar Advan kalau tidak salah merk lokal. Tetapi perlu diketahui bahwa sebenarnya hanya merk dan perakitan yang lokal, komponennya tetap dari luar. Oleh karena itu ada syarat dari pemerintah agar dapat masuk ke pasar smartphone di Indonesia yaitu dengan memiliki kandungan lokal sekian persen, walau akhirnya syarat itu diperlunak dengan memperhitungkan aplikasi (apps) sebagai kandungan. Jadi, dapat dipastikan sebagian besar komponen (perangkat keras) yang ada di dalam smartphone adalah produk luar.
7. Rahasia
Saya yakin banyak sekali orang blo-on yang membandingkan smartphone berdasarkan merk: "Asus jelek, Xiaomi smartphone busuk ... Samsung dong! ggwp." Semua smartphone di mata saya sama. Lihat saja komponennya. Pada umumnya sama. Misal snapdragon, mediatek, adreno, mali, atau carl zeiss. Jadi sebenarnya apa yang berbeda kalau merk berbeda? Bedanya, perakitan, casing (untuk luxury pakai metal, lebih kokoh dan terkesan mahal daripada plastik). Perangkat lunaknya semua sama, Android, belinya dari Google.
Saya --kalau mau-- juga bisa membuat smartphone merk sendiri. Tinggal pilih mau pakai GPU apa? Kontak perusahaan yang bersangkutan. Mau pakai CPU apa? Mau target pasar apa, menengah atau bawah? Mau pakai kamera apa? Cek harga dari pabrik masing-masing, beli, rangkai, dan dibungkus pakai daun pisang casing-nya. Terus tempel merk, misalnya Genderuwo. Pilih nama produk yang keren. Genderuwo Mark III. (Padahal tidak ada Mark I dan Mark II, seakan-akan barang merk Genderuwo sudah ada di pasar sejak naintin nainti dulu).
Jadi, pilihlah smartphone yang sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan Anda dengan mempertimbangkan tujuh kriteria ini, tanpa “tertipu” oleh iklan dan salah pilih karena citra dan gengsi.
Tambah komentar baru