Spesifiklah, Segera!

Hari ini (20/10/2016) ada musibah yang menimpa beberapa polisi di Tangerang, Jawa Barat. Maka berturut-turut muncullah beberapa berita mengenai peristiwa itu. Judul berita yang ditulis antara lain berbunyi:

- Kapolsek Tangerang Ditusuk Orang
- Penusuk Kapolsek di Tangerang Dikenal Tertutup
- Dekat Lokasi Temuan Benda Diduga Bom, Kapolsek Tangerang Ditusuk Seseorang
- Ada Stiker Mirip Lambang ISIS di Lokasi Penusukan Kapolsek di Tangerang
- Ini Identitas Penusuk Kapolsek Tangerang dan Kronologi Peristiwanya
- Penusuk Kapolsek di Tangerang Punya 2 Kakak Anggota Polisi

Ditusuk, penusuk, dan penusukan adalah kata turunan atau kata berimbuhan yang kata dasarnya adalah “tusuk”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “tusuk” bermakna memasukkan (dengan cara menikamkan) suatu benda yang runcing (jarum, pisau, dan sebagainya) ke benda lain. Tusuk, menurut KBBI, juga bermakna cocok (“cocok” oleh sebagian penutur bahasa Indonesia di Sumatera dilafalkan dengan “cucuk”).

Dipakainya kata “tusuk” pada judul berita itu, tampaknya disebabkan oleh kuatnya pengaruh bahasa percakapan (terutama bahasa percakapan di Jakarta) dalam alam pikiran wartawan. Walau tidak salah, pemakaian kata “ditusuk, penusuk, dan penusukan” dalam berita itu pada dasarnya kurang tepat. Kata yang lebih tepat untuk dipakai di situ adalah “tikam” – ditikam, penikam, dan penikaman. Kenapa demikian? Karena pada jenjang abstraksi kata, “tusuk” berada pada level yang lebih tinggi dari “tikam”. Artinya, makna “tusuk” lebih luas dibandingkan dengan “tikam”. Daging untuk sate juga ditusuk, jarum suntik juga ditusukkan dokter pada pasien, kulit dan otot bisa tertusuk oleh duri. Tidak semua “tusuk” adalah “tikam”, tetapi “tikam” selalu “tusuk”.

Jurnalisme mengharuskan para jurnalis memakai kata yang maknanya spesifik, sesegera mungkin saat pertama kalinya ia dikatakan kepada audience. Untuk apa? Demi kecepatan penyampaian pesan dan demi kejelasan isi pesan. Ia diharuskan demikian agar fakta yang direkonstruksi dalam laporan ditangkap lebih jelas --lebih spesifik-- oleh audience sesegera mungkin. Kalau anda tahu bahwa itu adalah sepeda motor, jangan pakai kata “kendaraan bermotor” pada saat pertama kali menyebutkan fakta itu untuk audience. Bila anda tahu orang itu adalah polisi, jangan katakan sebagai “alat negara” atau “petugas keamanan”. Kalau anda tahu bahwa benda itu adalah pisau, jangan sebut sebagai “senjata tajam”. Apabila anda tahu bahwa itu adalah tikam, janganlah dinyatakan dengan kata “tusuk” yang pengertiannya lebih umum.

Ketika teknologi memberikan peluang begitu besar untuk penyampaian pesan sesegara mungkin dewasa ini, semangat untuk bercerita dengan lebih jelas sesegera mungkin, seperti diabaikan dalam cara kerja wartawan. Ketika kita meratapi miskinnya kosakata bahasa Indonesia, kata yang sudah begitu lama dikenal banyak yang dilupakan. Kalau pengabaian dan gejala “melupakan” itu terjadi di kalangan wartawan, ia akan memberikan pengaruh buruk terhadap kesadaran dan kemampuan khalayak berbahasa ...

Spesifik

Catatan: Tulisan ini pertama muncul sebagai status di akun Facebook penulis.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Mungkin banyak yang belum pernah makan umbi bunga lily (bunga bakung). Umbi bunga lily bisa...

Rose Chen

Biasanya saya masak daun labu siam dengan kuah santan. Ribet karena harus menggiling bumbu halus...

Rose Chen

Kami tidak biasa makan nasi waktu sarapan. Biasanya jenis roti atau pancake. Di sini saya...

Rose Chen

Mimisan adalah keluarnya...

Rose Chen

Salah satu fungsi...

Rose Chen

Ini bukan tentang "new normal" jaga jarak, pakai masker, cuci tangan atau yang lainnya dalam...

Rose Chen

Semua virus termasuk virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 berkembang biak dalam sel hidup dengan...

Rose Chen

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat bertanya, apakah Ivermectin bisa dipakai untuk terapi...

Rose Chen

Catatan: Tulisan ini sebenarnya adalah jawaban saya kepada teman yang bertanya melalui...

Rose Chen