Travel Bali - Nusa Penida

Mungkin Januari bukan bulan yang baik untuk berlibur ke Bali, apalagi jika tujuan pertama adalah Nusa Penida, pulau terbesar dari tiga pulau kecil yang berdekatan di sebelah tenggara Pulau Bali. Dua pulau lainnya adalah pulau Lembongan dan pulau Ceningan. Tapi kami tidak punya waktu lain lagi. Nusa Penida terkenal dengan tebing yang tinggi dan pemandangan indah pantai berpasir putih serta air laut berwarna biru toska. Klasik … 

Crystal Beach
Crystal Beach

Dari lapangan terbang I Gusti Ngurah Rai, kami naik taksi online menuju pelabuhan Sanur (Jalan Matahari Terbit). Tiket kapal ke Nusa Penida bisa dibeli online. Kami memakai jasa Idola Fastboat.

Tiket Fastboat
Pelabuhan Sanur
Sebaiknya memakai celana pendek atau selutut, karena untuk masuk kapal, kita harus melepaskan sandal dan berjalan di air. 

Kapal kami berangkat pukul 15.30. Sekitar 30 menit kemudian kami tiba di pelabuhan Sampalan, Nusa Penida. Sesuai perjanjian, kami dijemput oleh Kadek Arsana yang langsung mengantar kami ke Villa Boga Segara. Setelah istirahat sebentar dan mandi, kami minta diantar ke tempat makan yang biasa dikunjungi penduduk lokal.

Warung Tepi Jalan
Ada soto ayam yang enak di sini. 

Hari Kedua 

Keesokan paginya, kami sempatkan menikmati matahari terbit di pantai di seberang villa Boga Segara.

Sunrise
Pantai ini terletak di seberang jalan Villa Boga Segara.

Setelah sarapan sederhana di restoran Boga Segara, kami diantar Bli Kadek ke pelabuhan Sampalan. Kami pindah ke boat untuk dibawa snorkeling di empat spot: GT Point, Manta Bay, Crystal Bay, dan Gamat Bay. Di GT Point ada Giant Trevallys (GT). Trevallys raksasa (panjangnya mencapai 170 cm dengan berat sekitar 80 kilogram) ini berenang ramai-ramai dan akan jadi pemandangan yang indah bila anda bisa menyelam. Di Manta Bay bisa melihat ikan Pari Manta.

Snorkeling
Kehidupan di dalam air laut yang indah.

Setelah makan siang, kami menuju Broken Beach (Pantai Pasih Uug) dan Angel Billabong yang letaknya bersebelahan saja. Pemandangan di Broken Beach unik. Tebing tinggi berbentuk lingkaran seperti memerangkap air laut dalam satu kolam. Di satu bagian ada lubang yang terbentuk karena abrasi air laut membuat tebing di bagian itu terlihat seperti jembatan.

Beach
Broken Beach
Broken Beach

Jika punya banyak waktu boleh berlama-lama di Angel Billabong. Besar kemungkinan melihat ikan pari Manta. Kami melihat lumba-lumba. Sayang saking terpesonanya, saya lupa mengambil foto. 

Angel Billabong
Angel Billabong

Dari Angel Billabong kami menuju Kelingking Beach. Pantai berpasir putih dengan air berwarna biru turquoise ini sangat indah. Disebut pantai Kelingking karena tebing tinggi yang berbentuk seperti kelingking. Ada yang mengatakan tebing itu mirip T-Rex. Berjalan di sini harus hati-hati karena tidak ada pagar pengaman yang kokoh.

Kelingking Beach
Kelingking Beach

Setelah puas melihat keindahan Kelingking Beach, kami melanjutkan perjalanan ke Crystal Beach untuk menikmati matahari terbenam. Kami menunggu cukup lama karena ternyata matahari baru tenggelam pukul 18.30. Selama menunggu saya berkesempatan melihat pantai Crystal yang indah. Di bawah sinar matahari, warna air lautnya biru turquoise kontras dengan buih putih ombak yang menggulung ke tepi pantai. Sayang sekali, warung dan toilet di tepi pantai agak kotor. Air dalam ember di toilet berasal dari sumur di samping toilet. Semoga daerah ini mendapat perhatian dari pemerintah karena saya lihat cukup banyak wisatawan asing di sana.

Sunset at Crystal Beach
Sunset at Crystal Beach

Hari Ketiga

Kami berangkat lebih pagi karena ingin mengejar kapal yang berangkat pukul 13.00 ke pelabuhan Sanur. Tujuan pertama adalah Bukit Teletubbies, sekumpulan bukit berbentuk bulat berwarna hijau kelihatan seperti bukit di pertunjukan televisi untuk anak-anak “Teletubbies”. Kami berkunjung di musim hujan, jadi tanaman yang menyelimuti bukit terlihat hijau segar. Kalau datang pada akhir musim kemarau, warna tanaman agak kecoklatan.

Bukit Teletubbies
Bukit Teletubbies

Dari Bukit Teletubbies kami melanjutkan perjalanan ke pantai Diamond dan Atuh yang terletak bersebelahan.

Disebut Diamond Beach karena karang yang berbentuk seperti berlian. Dari jauh pantainya terlihat seperti tak terjangkau sampai kami melihat ada tangga yang dipahat di sisi tebing. Pemandangan sangat indah ketika menuruni tangga ini. Tentu harus berhati-hati terutama bila berpapasan dengan orang dari arah berlawanan.

Pantai
Diamond Beach
Diamond Beach
Atuh Beach
Atuh Beach

Pantai Atuh juga sangat indah, tapi untuk mencapainya harus turun tangga cukup jauh. Dari pantai Atuh kami menuju Rumah Pohon Molenteng. Bagi saya pemandangan sekitar rumah pohon jauh lebih menarik dari rumah pohonnya. Kita harus berjalan cukup jauh. Jalannya mendaki dan menurun dan kurang aman. Tidak cocok untuk dikunjungi bersama orang tua atau anak kecil yang tidak bisa berhati-hati.

Rumah Pohon Molenteng
Rumah Pohon Molenteng
Pelabuhan Sampalan
Tidak perlu masuk ke air untuk menaiki perahu dari pelabuhan Sampalan, Nusa Penida.

Catatan:

  1. Untuk menyewa mobil dan supir, Bli Kadek Arsana bisa dihubungi melalui aplikasi Whatsapp +6285337744871. Katakan Rose dari Taiwan yang merekomendasikan.
  2. Jangan lupa selalu membeli/membawa air mineral. Air di Nusa Penida agak asin.
  3. Selalu menggunakan sun-block.
  4. Berenang di semua pantai di Nusa Penida harus hati-hati karena arusnya sangat kuat dan tidak ada penjaga pantai.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen