Hari Pertama Tour Hokkaido

Tulisan ini pertama muncul di blog patahtumbuh yang lama pada tanggal 20 Agustus 2013.

Lapangan terbang Obihiro kecil saja, counter imigrasinya hanya dua. Tentu saja antrian jadi panjang, tapi untunglah, ada satu petugas yang mendatangi orang yang antri, memeriksa pasport dan visa untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan petugas di counter. Ada kursi untuk anak-anak duduk dan kejutan yang menyenangkan adalah tersedianya susu sapi segar hangat bagi para turis.

Kami sampai di Obihiro siang hari. Dari airport langsung menuju Kofuku Station – Stasiun Kebahagiaan. Bekas stasiun kereta api yang merupakan salah satu daerah turis cukup terkenal ini dipercaya dapat memberi kebahagiaan kepada pengunjung. Menurut survei baru-baru ini, dari semua penduduk Jepang, penduduk di daerah sekitar stasiun ini adalah yang paling bahagia. Bekas ruang tunggu stasiun yang masih tetap dipertahankan penuh dengan tempelan kertas bertuliskan harapan dan impian pengunjung. Ada yang meminta pasangan, ada yang minta agar usahanya berhasil, semua berisi doa dan harapan.

Hokkaido

Tidak banyak yang bisa dilihat kecuali dua toko souvenir, satu bekas ruang tunggu, satu bel dan satu kereta api yang tidak dipakai lagi.

Hokkaido

Dari stasiun Kofuku kami melanjutkan perjalanan ke Taman Tokachigawa di kota Otofuke dengan Flower Clock nya yang berdiameter 18 meter dan jarum detik sepanjang 10,1 m yang disebut Hanack.

Hokkaido

Rose: Bah, bekas stasiun saja bisa dijadikan tempat wisata. Dengan ‘iming-iming’, kamu bisa bahagia kalau datang ke sini, tulis impian kamu di kertas dan tempel di dinding ini, dentangkan dengan tanganmu sendiri bel ini, dijamin pulangnya kamu bisa kena lotere (kalau kamu ada beli tentu saja), suamimu bakal setia seumur hidup dan memuja kamu bagaikan Nyi Roro Kidul, istrimu bakal swarga nunut neraka katut. Jam gede gitu, emang kita gak bisa buat? Tanah luas gitu, emang kita gak punya? Kalau aku kuayaaa, aku gak mau bisnis dagang, aku beli tanah gede, desain sebagus mungkin, ada penginapan kecil, ada kolam, ada bunga dan pepohonan, ada pelosotan, ada restoran gaya Indonesia asli dengan dinding, perabotan serta hiasan dari bambu, tirai dan taplak motif batik, dan beberapa stand makanan ringan; ada toko souvenir jual kerajinan Indonesia asli, ada satu ruang khusus mirip museum di mana turis lokal maupun internasional bisa melihat gambar atau benda “berbau” Indonesia. Tidak lupa bel atau sumur palsu yg di sebelahnya disediakan kertas dan pulpen untuk menulis harapan dan impian. Siapa gak mau bahagia dan beruntung? WAAAHHH!!!! Aku yakin bakal buanyaaakkk pengunjung karena di jaman orang kerja keras (work hard) begini, mereka juga ‘play hard’ dan tempat wisata / main di Indonesia yang memberi rasa santai dan nyaman, jarak terjangkau dalam waktu satu hari, sangat kurang. Aku yakin, banyak yang suka daripada pergi ‘wisata’ ke shopping mall. Pada awalnya aku buat tiketnya bisa ditebus kembali kalau belanja di dalam. Misal, tiket seorang Rp 10.000. Kalau belanja di toko souvenir atau makan, bisa pakai tiket itu untuk dapat potongan Rp. 10.000. Lalu kalau pengunjung sudah banyak, tiket tak bisa ditebus lagi. Asyikkan?

Setelah itu kami istirahat sejenak minum dan makan kue. Cake yang dipajang sangat cantik.

HokkaidoHokkaido

Dari sana kami di bawa ke tempat kami menginap malam itu – Hotel Daiheigen. Hotel yang terletak di area Tokachigawa Onsen ini juga menyediakan tempat pemandian publik dan ryokan. (Untuk yang pertama kali ke Jepang, harus deh coba tinggal di ryokan.)

Ryokan adalah kamar penginapan khas Jepang. Pintu ryokan adalah pintu kertas sliding (geser). Dalam ryokan standard dapat ditemukan:

Hokkaido

1. Meja dan kursi yang berkaki dan tidak berkaki.

Hokkaido

2. Futon

Ada dua kegunaan futon, sebagai alas tempat tidur, diletakkan di atas tatami dan sebagai selimut, diletakkan di atas futon yang berfungsi sebagai kasur. Tidur di atas tatami (tikar Jepang) adalah keharusan kalau kita ingin mencoba merasakan kehidupan orang Jepang. Ukuran kamar dijelaskan dengan jumlah tatami yang mengalasi kamar itu, biasanya enam, delapan, sepuluh dst. Sepatu ataupun sandal dilarang menginjak tatami.

Rose: Hemat amat ya, gak usah beli tempat tidur. Hotel yang aku bangun nanti, yang versi ‘penginapan tradisional Indonesia’, yang dindingnya bambu itu loh… kalau aku gelar tikar aja – kan asli Indonesia, wah, esoknya mungkin tamu pada pindah hotel, apalagi kalau dikasih beberapa ekor nyamuk.

3. Yukata dan tanzen

Yukata adalah kimono terbuat dari katun ringan dan tanzen adalah sejenis jaket yang dipakai di atas kimono. Praktisnya, yukata ini bisa dipakai untuk pergi dan pulang mandi di pemandian umum , makan di restoran dan berkeliaran di luar serta dipakai untuk tidur!

Hokkaido
Perhatikan yukata yang dipakai orang lain di restoran, semua adalah yukata penginapan.
Hokkaido
Perhatikan sosok-sosok orang yang berlalu lalang, banyak yang memakai yukata dan tanzen.

Rose: Ntar di kamar penginapan yang aku bangun itu, kusediain kemben dan sarung buat yang wanita, buat yang laki, cukup sarung aja, biar telanjang dada, kan asli Indonesia toh… terus ada selembar petunjuk cara memakai sarung lengkap dengan foto tutorial serta tulisan ‘silahkan makan di restoran kami dengan kain sarung yang tersedia’… tamu bakal suka gak ya? Hmmm… Atau mungkin kalau penginapanku itu kubangun di Papua, kusediain aja koteka, lebih hemat lagi… Kalau suruh penduduk setempat produksi koteka banyak buat penginapanku, kan mereka dapat penghasilan tambahan, bule yang suka nudis, pasti senang, hahahaha…genius, genius…

4. Tokono-ma

Ini adalah satu bagian kecil ruangan dengan kakejiku (lukisan atau tulisan dalam pigura yang digantung di dinding) serta hiasan atau ikebana (seni merangkai bunga Jepang) yang diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari lantai.

Hokkaido

5. Peralatan minum teh.

Orang Asia sangat suka minum teh termasuk Jepang.

Hokkaido

Selain itu tentu ada kamar mandi. Di Jepang, tissue untuk toilet bisa larut, jadi harus dibuang ke dalam toilet.

Setelah istirahat sejenak, kami makan malam di hotel.

Hokkaido
Makanan standar orang Jepang
HokkaidoHokkaido

Setelah makan, boleh pergi mandi di onsen bagi yang mau. Katanya, habis berendam di onsen, tidur jadi lebih nyenyak.

Lima Hari di Hokkaido, Jepang

Hari Kedua

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

Awal Maret 2024, untuk merayakan 30 tahun pernikahan kami, saya dan suami memutuskan untuk...

Rose Chen

Baca juga tulisan sebelumnya:...

Rose Chen

Hari pertama di Chiang Mai dimulai dengan shopping di Maya Lifestyle Shopping Center...

Rose Chen

Pulau Keelung (Keelung Islet) adalah pulau kecil yang terletak lima kilometer dari...

Rose Chen

Di Taiwan sayur paku sarang burung adalah kegemaran orang lokal. Biasanya mereka tumis dengan...

Rose Chen