Memiliki dua balita di rumah, dengan selisih usia kurang dari dua tahun, cukup merepotkan bagi saya 10 tahun yang lalu. Masih jelas dalam ingatan, bagaimana saya harus menjadi superwoman yang seolah-olah punya tangan sepuluh karena harus mengerjakan banyak pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Istilah kerennya multitasking, yang digembar-gemborkan sebagai keahlian khusus wanita masa kini. Wanita yang mampu bekerja rangkap, mulai dari menyiapkan masakan sambil mendengarkan berita tv dan laptop menyala di meja kecil, sampai dengan berbicara di telepon genggam hands free sambil mencatat daftar belanjaan di kertas memo, dan memerintahkan anak-anak untuk membereskan mainan. Eitttsss, jangan mengernyitkan dahi dulu, itulah kenyataan yang sering kita lihat bukan?
Jam anak tidur siang sungguh berarti bagi saya karena pada saat ini saya bisa ikut beristirahat atau memiliki me-time tanpa terganggu oleh suara anak yang berlarian atau bertengkar dalam rumah. Tidur siang bagi anak-anak penting untuk membantu tubuhnya mengisi ulang energi setelah beraktivitas sejak pagi. Jika anak terlalu capek, sore hari akan lebih rewel dan dapat mengganggu ketenangan tidur di malam hari.
Kebutuhan Tidur Siang Untuk Balita
Tidak ada angka yang pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan tiap anak untuk tidur siang. Semuanya tergantung pada usia anak dan total jam tidurnya dalam 24 jam. Di bawah ini ada pedoman umum yang dapat dijadikan referensi seberapa lama yang dibutuhkan untuk tidur siang.
Lahir – usia 6 bulan:
Bayi membutuhkan total 16-20 jam tidur per hari. Bayi yang lebih kecil akan kerap terbangun untuk menyusu. Menjelang usia 4 bulan, irama tidurnya akan mulai teratur. Kebanyakan bayi tidur 10-12 jam pada malam hari dengan interupsi beberapa kali terbangun untuk menyusu. Siang hari, rata-rata bayi tidur 3-5 jam yang terbagi atas 2-3 sesi.
Usia 6 – 12 bulan:
Pada usia ini bayi biasanya tidur 11 jam di malam hari ditambah 2 kali tidur siang, sekitar 3-4 jam. Bayi sudah agak jarang terbangun tengah malam untuk menyusu namun kadang kala bayi gelisah dalam tidurnya bilamana tidak didekap terus atau merasa tidak ada yang menemani tidur. Keadaan ini dikenal dengan istilah separation anxiety – kecemasan berpisah.
Usia 1 – 3 tahun:
Anak usia 1-3 tahun membutuhkan tidur 10-13 jam, total jam tidur siang dan malam. Usahakan anak tidak tidur siang terlalu sore agar malamnya tidak sulit tertidur.
Usia 3 – 5 tahun:
Pada usia ini, anak membutuhkan total jam tidur siang dan malam 10-12 jam. Biasanya anak usia 5 tahun sudah mulai sulit diajak tidur siang.
Usia sekolah 5 – 12 tahun:
Anak usia sekolah membutuhkan 10-12 jam tidur dan biasanya sudah tidak tidur siang lagi, jadi malam hari sebaiknya tidur lebih cepat.
Tanda-Tanda Anak Tidak Cukup Tidur
Mungkin banyak orang tua yang tidak tahu apakah anak-anaknya cukup tidur atau tidak. Cobalah perhatikan apakah anak anda menunjukkan tanda-tanda seperti :
1. Mengantuk di siang hari
2. Menjelang sore hari, anak menjadi rewel dan cenderung cengeng
3. Sulit bangun pada pagi hari (untuk berangkat sekolah)
4. Anak kurang perhatian, sulit berkonsentrasi
5. Cenderung hiperaktif atau agresif
Jika anda menjawab ‘ya’ untuk tiga atau lebih keadaan di atas, besar kemungkinan anak anda tidak cukup tidur. Anak saya cenderung rewel dan sulit makan malam jika terlalu capek dan tidak tidur siang. Mengerjakan pe er atau belajar juga lebih sulit karena sudah tidak konsentrasi dan gelisah.
Saya memberi kelonggaran untuk tidak tidur siang bilamana esok harinya adalah hari libur. Perlu beberapa strategi juga untuk membujuk anak tidur siang, apalagi anak usia sekolah. Biasanya saya beri reward tambahan jam menonton dvd atau bermain sebelum tidur malam jika ada tidur siang, meskipun hari libur. Besoknya mereka boleh bangun lebih siang dari jadwal bangun pagi biasa. Jika anak tidak tidur siang, mereka harus tidur lebih cepat satu jam dari jadwal tidur malam biasa. Memang perlu beberapa waktu untuk melatih dan menjadikan tidur siang sebagai rutinitas untuk anak, khususnya anak usia sekolah.
Tambah komentar baru