Gosip dan Cara Menghadapinya

Sssssttt…udah denger blom, si Y sekarang pacaran dengan Mr. H. Lucu ya, udah gitu, adiknya si K jadi piaraan bos di kantornya loh. Oh ya, lu udah tahu? M minggu lalu operasi plastik di Singapur …………

Tidak asing bukan? Saya yakin setiap orang pasti pernah mendengar atau bahkan berpartisipasi dalam menyampaikan komentar mengenai suatu hal di mana orang yang menjadi topik pembicaraan tidak hadir saat itu.  Fenomena ini disebut bergosip.  Ini adalah salah satu tingkah laku sosial yang umum dan ada di kelompok mana saja karena keingintahuan seseorang tentang apa yang terjadi pada orang lain adalah sesuatu yang normal dan wajar. Kita cenderung suka berspekulasi, membahas apa yang terjadi pada orang lain ketika yang bersangkutan tidak hadir, terlebih jika hal itu menyangkut topik yang negatif dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku seperti skandal asmara atau kasus korupsi.

Gosip1

Menurut Robin Dunbar, seorang ahli biologi evolusioner, gosip merupakan salah satu sarana pengikat (aiding social bonding) dalam suatu kelompok. Cara orang memonitor reputasi individu lain, baik dari sisi positif maupun negatif.

Penyebab Menjadi Sasaran Gosip

Tidak ada asap jika tidak ada api. Gosip bersumber dari satu atau beberapa hal yang menjadi pemicu dan berkembang menjadi lebar dan ‘bersayap’. Kita tidak dapat membendung aliran berita yang sudah menjadi gosip dan beredar luas dalam suatu kelompok. Penggosip sering dituding sebagai orang-orang yang iri hati, tidak puas melihat kondisi orang yang digosipkan, tidak gentleman karena berbicara di belakang, dan lain sebagainya. Kelakuan apa dan bagaimana yang mungkin menjadi pemicu timbulnya gosip?

Gosip2

Seseorang yang telah punya pasangan resmi namun sering terlihat mesra dengan orang lain, kemungkinan besar akan menjadi sasaran gosip. Anak emas bos yang prestasinya jauh di atas rata-rata, mungkin akan digosipkan memiliki hubungan khusus dengan bos karena kolega di kantor menjadi iri melihat lonjakan karirnya. Bahkan keadaan ekonomi keluarga yang tiba-tiba meningkat banyak dan terlihat menyilaukan orang-orang di sekeliling, bisa memancing gosip miring tentang asal usul uang itu. 

Menghadapi Gosip

Hal pertama yang harus dilakukan adalah diam dan menenangkan diri. Menentang, marah, mengamuk, atau resah berlebihan justru akan memperburuk kondisi anda sendiri. Gosip akan menjadi lebih ‘hidup’ bila anda bereaksi berlebihan (overreacted). Para penggosip akan semakin bersemangat untuk mengorek lebih dalam isi gosip dan bahkan semakin rajin update dan memantau perkembangan sikap anda.

Cobalah menelaah sikap dan kondisi anda sebelum gosip timbul. Mungkin ada sikap yang menjadi pemicu meskipun anda yakin reputasi anda selama ini tidak ada yang ‘merah’.

Jika setelah instrospeksi anda merasa yakin tidak ada yang salah, semuanya bersih dan transparan; maka anda bisa meminta bantuan teman dekat yang ada dalam komunitas yang sama untuk membantu menelusuri dan mengurai gosip, serta klarifikasi untuk menghapus pandangan negatif orang lain terhadap anda. Semoga dengan adanya bantuan teman atau sikap anda yang tetap tenang dan tidak terpancing emosi, gosip akan mereda dan lama kelamaan tenggelam. Orang yang tadinya jadi penggosip akan malu sendiri dan bisa jadi kembali menghargai anda.

Cara lain adalah konfrontasi langsung dengan sumber gosip. Telusuri gosip itu mengalir dari mana dan kaji apakah ada salah persepsi atau kesalahan komunikasi (miscommunication) dengan sumber gosip, sehingga timbul gosip yang keliru dan menyesatkan.

Bagaimana jika ternyata anda memang melakukan hal-hal sesuai isi gosip yang beredar? Inilah saatnya untuk mundur atau menghentikan tindakan yang akan membuat anda lebih terpuruk lagi. Bagaimanapun juga borok yang disimpan dan dikemas serapi apapun suatu saat akan terungkap. Mencari tameng atau kambing hitam untuk mengalihkan perhatian orang dari anda atau menghujat para penggosip bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Anda yang tahu kejadian sebenarnya dan seberapa jauh kebenaran gosip itu.

Catatan: Tulisan ini pertama muncul di blog lama Patahtumbuh pada tanggal 9 Januari 2014.

Tambah komentar baru

Teks polos

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.

“Kamu! Ya, kamu! Aku tidak tahu apa kamu akan sanggup bekerja di sana. Mungkin seminggu di sana...

Rose Chen

Hampir semua orang merasa sudah berusaha seobjektif mungkin dalam menentukan pilihan atau...

Rose Chen

Seorang kenalan mengeluh tidak tahan dengan bau badan mertuanya yang berusia 81 tahun. Menurut...

Rose Chen

Hampir semua orangtua pernah menjanjikan dan memberi imbalan atas apa yang dilakukan/dicapai...

Rose Chen

Seorang teman mengeluh di grup ibu-ibu bahwa anaknya yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD)...

Rose Chen

Halaman sebelumnya: ...

Rose Chen

Halaman sebelumnya: Kolesterol (...

Rose Chen

Bagi orang awam, kata “kolesterol” terdengar seperti momok. 

A: Mengapa wajahmu muram...

Rose Chen

Tulisan ini pertama muncul di linimasa Facebook Penulis tanggal 15 November 2018.

Jonminofri Nazir

Halaman sebelumnya :...

Rose Chen