Mangga (芒果- Mang Guo)

Dua puluh tahun yang lalu saya hanya pernah melihat tiga jenis mangga di toko buah-buahan di Taiwan. Sekarang ada belasan jenis mangga dan semuanya enak. Petani buah di Taiwan bekerja keras menghasilkan buah dengan kualitas prima. Mereka mencintai setiap pokok buah mereka. Saya melihat mereka bekerja dengan telaten mulai dari memilih benih dan bibit, menanam, merawat, hingga memetik hasil. Semua dilakukan dengan hati-hati. Pemerintah Taiwan, dalam hal ini Departemen Pertanian memberi perhatian besar pada pengembangan dan pemilihan bibit terbaik.

Mangga Hung Zhu 紅竹芒果 (hung zhu = bambu merah)— mirip apel raksasa, yang paling besar hampir 3 kg. Lebih mudah diurus dibandingkan dengan mangga Irwin. Rasanya tidak semanis Irwin, ada sedikit rasa asam. Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp35.000/kg.

Mangga Hung Lung 紅龍芒果 (hung lung = naga merah), manis dengan sedikit rasa peach - Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp31.000/kg.

Mangga Xiang Ya 象牙芒果 - Xiang = gajah, ya = gigi. Mangga Xiang Ya dulu banyak ditanam, tapi karena kulit tipis jadi gampang rusak dan mulai ditinggalkan petani buah. Bijinya tipis dengan daging buah yang tebal. Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp45.000/kg.

Mangga di Taiwan awalnya berasal dari India. Tahun 1954, Taiwan mengimpor lima jenis mangga dari Amerika termasuk mangga Irwin yang terkenal itu. Oleh orang Taiwan namanya dipelesetkan menjadi 愛文 Ai Wen (Bahasa Cinta). Begitu berhasilnya mereka menanam mangga Ai Wen hingga suatu waktu panen berlimpah menyebabkan harga mangga turun drastis. Pemerintah Taiwan segera mengambil inisiatif membantu petani dengan mengekspor mangga Ai Wen. Mangga Irwin Taiwan ini tidak sama dengan mangga Irwin negara lain. Dari hasil pol konsumer di Jepang, 76 persen responden percaya mangga Irwin Taiwan memiliki kualitas terbaik dibandingkan dengan mangga impor lainnya. Sekarang mangga termasuk salah satu buah penting sebagai komoditas ekspor di Taiwan. Selain mengekspor mangga Irwin, tentu Taiwan juga mengekspor mangga jenis lain seperti Jin Huang, Keitt, dan Haden.

Mangga Jin Huang 金煌芒果. Jin huang artinya bersinar terang (jin = emas). Jangan salah, dinamakan "jin huang" bukan karena warnanya, tapi karena mangga ini adalah hasil penyilangan yang dilakukan oleh seorang bernama Huang Jin Huang. Mangga Jin Huang lebih mudah diurus daripada Mangga Ai Wen (Irwin), dagingnya lebih manis dan lebih kenyal. Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp35.000/kg.

Mangga Man Wen 慢文芒果 - mulai berbuah setelah panen mangga Ai Wen selesai. Rasanya sama seperti Ai Wen, tapi lebih tahan penyakit. Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp31.000/kg.

Mangga Hei Xiang 黑香芒果 - Hei = hitam, xiang = harum. Kulit mangga Hei Xiang tetap hijau walau sudah matang. Rasanya ada sedikit aroma longan. Harganya pada bulan Juli 2018 adalah Rp31.000/kg.

Dan terakhir, mangga yang paling saya sukai karena nama dan rasanya - mangga Xi Shi. Xi Shi (Shi Yiguang 施夷光) adalah nama salah satu dari empat wanita tercantik pada zaman Cina Kuno. Cerita tentang Xi Shi sudah dilebih-lebihkan hingga menyerupai legenda. Menurut salah satu legenda, sedemikian cantiknya Xi Shi, ketika dia menjulurkan wajahnya keluar dari jendela, ikan berenang masuk ke dasar kolam karena tidak tahan dengan kecantikannya. Ada peribahasa Cina yang berbunyi: Qingren yenli chu Xi Shi 情人眼裡出西施 yang artinya "beauty is in the eyes of the beholder".

Untuk mengekspor buah ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan berbeda-beda untuk setiap negara pengimpor. Semoga Kementerian Pertanian Indonesia juga makin gencar mengembangkan produksi buah yang berkualitas, mengedukasi petani buah yang tekun dan serius (sulit kalau petaninya sendiri ogah-ogahan), dan pemerintah membantu mencarikan pasar ekspor.